Menuju konten utama

Danantara Sindir Volume Perdagangan Harian BEI Kalah dari India

Danantara juga soroti bobot saham RI di MSCI yang cuma dua persen.

Danantara Sindir Volume Perdagangan Harian BEI Kalah dari India
Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelolaan Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Pandu Sjahrir di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/4/2025). tirto.id/Nabila Ramadhanty Putri Darmadi.

tirto.id - Chief Investment Officer Danantara, Pandu Patria Sjahrir, menilai volume perdagangan hatian (DTV) pasar modal Indonesia yang tertinggal jauh dari India.

Saat ini, rata-rata volume perdagangan harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya berkisar di antara 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS), hampir sama dengan volume perdagangan harian yang telah dicapai India pada 2012-2014.

“Terus terjadi demutualisasi di mereka. Sekarang, (volume perdagangan harian) mereka sudah mencapai 12-15 miliar dolar AS per hari. Kalau Anda lihat, Hong Kong itu lebih besar lagi, bisa 40-50 billion dolar AS per hari,” beber Pandu, dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).

Selain itu, berdasarkan catatan Morgan Stanley Capital International (MSCI), persentase bobot pasar modal Indonesia hanya berada di kisaran 2 persen selama 20 tahun terakhir. Bahkan, belakangan persentase bobot pasar modal Indonesia turun di bawah 1 persen.

Menurut Pandu, volume perdagangan harian pasar modal Indonesia yang masih sangat rendah ini patut menjadi perhatian. Karena para pengusaha, baik di dalam maupun luar negeri lebih mementingkan cashflow atau arus kas ketimbang kapitalisasi pasar (market cap).

“Karena kalau lihat semua pengusaha-pengusaha di Indonesia semua, di sini hanya mikir satu: cashflow. Kalau Anda ngomong pengusaha-pengusaha di luar negeri, mereka ngomong harga saham, market cap, bukan hanya cashflow, tapi market cap. Dan ini penting kenapa? Ini ada namanya semacam recycling of capital (daur ulang modal),” jelasnya.

Dengan adanya recycling of capital, pengusaha bisa tetap menganggarkan permodalan untuk mendapat untung lebih besar. Dus, likuiditas per hari pun akan terjamin.

“Jadi, ini tantangan juga buat kita semua. Tadi saya (memeberikan) contoh memang semacam tadi terjadi di negara-negara besar, demutualisasi terjadi di pasar modal sebagai salah satu cara mengembanfkan pasar modal,” tutup Pandu.

Baca juga artikel terkait DANANTARA atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana