tirto.id - Lembaga Pengelola Dana kekayaan negara terbesar di dunia, Norges Bank Investment Management (NBIM), menyatakan akan membuang lebih banyak saham di perusahaan-perusahaan Israel sebagai bagian dari tinjauan investasi yang terkait situasi di Gaza.
Sehari sebelumnya, dana kekayaan dengan aset kelolaan 2 triliun dolar AS—sekitar Rp32,4 kuadriliun (kurs Rp16.203 per dolar AS)—tersebut juga mengumumkan telah memutus kontrak dengan seluruh tiga manajer aset eksternal yang menangani sebagian investasinya di Israel, serta menjual sebagian portofolio di negara tersebut karena memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza.
Mengutip Reuters, peninjauan ini dimulai sejak pekan lalu menyusul laporan media yang mengungkap bahwa SWF Norwegia memiliki saham di atas 2 persen pada Bet Shemesh Engines Ltd (BSEL), perusahaan mesin jet yang menyediakan layanan bagi angkatan bersenjata Israel, termasuk pemeliharaan jet tempur.
Saham itu kini telah dijual, demikian diumumkan pada Selasa (12/8/2026). Pihak Bet Shemesh tidak menanggapi permintaan komentar.
NBIM, unit dari bank sentral Norwegia yang per 30 Juni memiliki saham di 61 perusahaan Israel, dalam beberapa hari terakhir juga telah melepas saham di 11 perusahaan, termasuk BSEL. Nama perusahaan lainnya tidak disebutkan.
SWF Norwegia tersebut kini meninjau lebih jauh 50 perusahaan Israel lainnya dalam portofolio mereka dan akan melaporkan hasilnya kepada Kementerian Keuangan paling lambat 20 Agustus 2025.
“Ada alasan kuat untuk meyakini akan ada penjualan lebih lanjut,” kata Wakil CEO NBIM Trond Grande, tanpa menyebut jumlah perusahaan yang mungkin terdampak.
Sebagai informasi, SWF Norwegia mulai berinvestasi di BSEL pada November 2023—sekitar sebulan setelah perang di Gaza pecah—melalui manajer investasi eksternal, kata CEO NBIM Nicolai Tangen dalam konferensi pers sebelumnya.
Sejak saat itu, NBIM mengadakan pertemuan kuartalan dengan Bet Shemesh Holdings, namun perang di Gaza tidak pernah menjadi topik pembahasan.
“Kami berdiskusi tentang bisnis mereka di Amerika Serikat, bukan tentang perang di Gaza,” kata Tangen, menambahkan bahwa BSEL sebelumnya dikategorikan sebagai saham “risiko menengah” terkait isu etika.
Pada Mei lalu, investasi BSEL kemudian dikaji ulang dan dinilai sebagai saham berisiko tinggi. Tangen mengatakan perubahan itu seharusnya dilakukan lebih cepat dan NBIM seharusnya memiliki pemantauan yang lebih ketat sejak awal.
NBIM juga meninjau prosedur terkait seluruh manajer portofolio eksternal dan risiko hubungan dengan Politically Exposed Persons (PEPs), menyusul adanya sorotan terkait penggunaan manajer portofolio eksternal.
Satu pelajaran langsung yang bisa diambil, menurut Tangen, adalah “jika suatu negara terlibat perang, kami kemungkinan akan segera mengambil kembali pengelolaan aset tersebut.”
Untuk perusahaan non-Israel yang berbisnis di Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina, dana tersebut akan terus memantau risiko etika yang mungkin ditimbulkan dan mengelompokkannya ke dalam kategori risiko yang berbeda, kata Grande.
Pekerjaan itu akan dilakukan bersama pengawas etika dana tersebut, Dewan Etik, yang memberikan rekomendasi pelepasan saham jika perusahaan dinilai melanggar pedoman etika yang ditetapkan parlemen Norwegia.
Sementara itu, desakan agar Tangen mundur dari investasi di Israel menguat jelang pemilihan umum Norwegia 8 September mendatang. Meski demikian, hal tersebut ditolaknya dengan alasan telah menjalankan mandat dana sebagaimana diputuskan parlemen.
“Saya bahkan belum memikirkannya,” ujarnya dalam wawancara. “Kami (di dana ini) tidak melakukan kesalahan formal. Kami berada pada situasi yang kurang menguntungkan, tetapi kami mengeksekusi mandat tersebut.”
Sementara itu, komite konstitusi dan pengawasan parlemen pada Selasa menggelar rapat untuk membahas pertanyaan yang akan diajukan kepada Menteri Keuangan Jens Stoltenberg terkait investasi dana ini di Israel. Menurut laporan media pemerintah, NRK, Stoltenberg diperkirakan akan memiliki waktu seminggu untuk menjawab pertanyaan tersebut.
.Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































