Menuju konten utama
Info Kesehatan

Dampak Stunting Jangka Panjang dan Jangka Pendek Menurut WHO

Dampak stunting menurut WHO dalam jangka panjang dan jangka pendek, hingga berisiko meninggal dunia.

Dampak Stunting Jangka Panjang dan Jangka Pendek Menurut WHO
Fisioterapis memijat balita saat kegiatan Bulan Vitamin A dan Penimbangan Serentak di Posyandu Kelurahan Pajang, Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (9/2/2023). Target kegiatan ini salah satunya dilakukan untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/foc.

tirto.id - Stunting adalah kondisi ketika seseorang mengalami permasalahan pada gizi kronis.

Kondisi tersebut disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang waktu yang cukup lama. Umumnya terjadi karena asupan makanan tidak sesuai dengan kebutuhan gizi pada tubuh.

Dilansir dari laman Promkes Kemkes, permasalahan stunting umumnya mulai terjadi ketika seseorang dalam kandungan. Sedangkan kondisinya baru dapat diketahui ketika orang tersebut telah menginjak usia dua tahun.

Stunting juga dapat menghambat pertumbuhan seseorang, bahkan kerap kali stunting dapat menjadi penyebab perkembangan otak yang tidak maksimal.

Hal tersebut dapat mempengaruhi kemampuan mental sehingga kualitas belajar menjadi tidak maksimal dan prestasi belajar sering mengalami kondisi yang buruk.

Dampaknya seorang yang mengalami stunting berisiko mengalami morbiditas dan mortalitas.

Bahkan, salah satu faktor risiko dari diabetes, hipertensi, obesitas dan kematian acap kali masih terkait dengan kurangnya asupan gizi pada tubuh dalam rentang waktu yang cukup lama.

Penyebab Stunting

Seseorang yang mengalami stunting akan mengalami proses perkembangan tubuh yang lambat dan kumulatif. Penyebab dari kondisi stunting di antaranya:

  • Kurangnya asupan gizi dalam waktu lama
  • Kurangnya asupan protein dalam proporsi total asupan kalori
  • Terjadinya perubahan hormon yang dipicu oleh stres
  • Sering menderita infeksi di awal kehidupan yakni pada masa kanak-kanak.

Gejala Stunting

Seorang yang mengalami stunting kerap kali dapat menjadi penyebab perkembangan otak yang tidak maksimal. Adapun gejala lain dari gangguan stunting diantaranya:

  • Pada masa usia dini cenderung mengalami proses pertumbuhan yang lambat, sehingga ukuran badannya lebih pendek dibanding anak seusianya yang tidak mengalami stunting.
  • Proporsi tubuhnya cenderung tidak wajar, akan tetapi penampilannya cenderung lebih muda atau kecil.
  • Rentan mengalami berat badan yang rendah
  • Sering mengalami penghambatan pada pertumbuhan tulangnya.
Secara umum stunting dapat menyebabkan dampak jangka panjang dan jangka pendek. Dampak-dampak tersebut di antaranya:

Dampak Stunting Jangka panjang Menurut WHO

Dikutip situs resmi WHO, stunting dapat menyebabkan postur tubuh yang tidak wajar atau tidak optimal ketika menginjak usia dewasa.

Bahkan ketika masih dalam usia dini, mereka cenderung memiliki kondisi tubuh yang lebih pendek bila dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami stunting.

Selain itu, terdapat pula risiko obesitas dan penyakit lainnya seperti kesehatan reproduksi menurun, kapasitas belajar dan performa saat masa sekolah menjadi kurang optimal, serta dapat menyebabkan produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak maksimal.

Dampak Stunting Jangka pendek Menurut WHO

Masih dikutip situs WHO, seseorang yang mengalami stunting dapat menyebabkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas. Sehingga pengidap stunting rentan pada serangan penyakit.

Dampak terburuk adalah wasting, yakni kondisi anak dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi jika tidak ditangani dengan benar.

Selain itu, stunting dapat menghambat perkembangan kognitif dan motorik, hingga biaya kesehatan untuk penanganan yang tidak murah.

Baca juga artikel terkait WHO atau tulisan lainnya dari Mohamad Ichsanudin Adnan

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Mohamad Ichsanudin Adnan
Penulis: Mohamad Ichsanudin Adnan
Editor: Dhita Koesno