tirto.id - Stunting di Indonesia masih menjadi permasalahan serius untuk diselesaikan.
Dikutip dari laman Antara, data Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan menyebutkan angka stunting tahun 2022 mengalami penurunan sebesar 2,8 persen, dan untuk mencapai target 14 persen di tahun 2024, maka diperlukan penurunan 3,8 persen per tahun.
Lantas apa itu stunting, sehingga harus terus ditekan untuk keberlangsungan generasi penerus bangsa?
Menurut situs resmi Kementerian Kesehatan, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulus yang tidak memadai.
Penyebab Stunting
Lalu, apa penyebab stunting itu bisa terjadi?
Stunting bisa terjadi karena kurangnya pengetahuan dan edukasi ibu hamil dan menyusui tentang asupan gizi yang baik untuk balitanya.
Kekurangan asupan gizi di awal masa emas dimulai dari dalam kandungan hingga usia dua tahun, demikian seperti dikutip website DJPB Kemenkeu.
Stunting akan terlihat saat anak berusia dua tahun, dengan ciri tinggi badan di bawah rata-rata anak seusianya.
Tips Mencegah Stunting
Lantas untuk mengurangi angka stunting yang terus meningkat, Kementerian Kesehatan melalui laman resminya memberikan langkah-langkah yang bisa kita terapkan di lingkungan sekitar kita, di antaranya:
1. Penuhi Gizi Sejak Hamil
Selalu usahakan memenuhi gizi sejak masa kehamilan, selain itu konsumsi makanan sehat dan suplemen atas anjuran dokter.
Dan jangan lupa selalu rutin periksakan kesehatan ke dokter atau bidan untuk mengontrol kondisi bayi Anda.
2. Memberikan ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
ASI ternyata mampu mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro.
Kandungan protein whey dan kolostrum yang terdapat pada ASI dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi.
3. Memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI)
WHO menyarankan fortifikasi atau penambahan nutrisi kedalam makanan bayi. Ketika bayi berusia 6 bulan keatas, ibu bisa memberikan makanan pendamping ASI untuk pemenuhan nutrisi tambahan.
4. Terus Pantau Tumbuh Kembang Anak
Pantau tinggi dan berat badan anak, bawa secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu akan terkontrol untuk mengentahui gejala awal gangguan dan penanganannya.
5. Selalu Jaga Kebersihan Lingkungan
Sebuah studi di Harvard Chan School menyebutkan bahwa diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan stunting.
Sementara itu penyebab diare datang adalah karena kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia, karena lingkungan yang kurang bersih.
Selain langkah-langkah diatas, pemerintahan Indonesia juga melakukan pencegahan stunting dengan Aksi Konvergensi percepatan pencegahan stunting.
Melalui intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu, dan bersama-sama mensasar kelompok sasaran prioritas yang tinggal di desa untuk mencegah stunting.
Dalam buku Panduan Konvergensi program percepatan pencegahan stunting, disebutkan bahwa pencegahan stunting dilakukan melalui intervensi gizi terpadu, yang mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif.
Ternyata penyelenggaraan intervensi terpadu menyasar kelompok di lokasi prioritas merupakan kunci keberhasilan perbaikan gizi, tumbuh kembang anak dan pencegahan stunting.
8 Aksi Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting
Dikutip dari laman Dinas Kesehatan, upaya konvergensi percepatan pencegahan stunting dilakukan mulai dari tahan perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, hingga pemantauan serta evaluasi.
Berikut ini 8 tahapan aksi konvergensi percepatan pencegahan stunting:
- Aksi melakukan identifikasi sebaran stunting, ketersediaan program dan kendala dalam pelaksanaan integrasi intervensi gizi.
- Aksi menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi gizi.
- Menyelenggarakan rembuk stunting tingkat kabupaten/kota.
- Memberikan kepastian hukum bagi desa untuk menjalankan peran dan kewenangan desa dalam intervensi gizi terintegrasi.
- Aksi memastikan tersedia dan berfungsinya kader yang membantu pemerintah desa dalam pelaksanaan intervensi gizi terintegrasi di tingkat desa
- Meningkatkan sistem pengelolaan data stunting dan cakupan intervensi di tingkat kabupaten/kota.
- Melakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak balita dan publikasi angka stunting kabupaten/kota.
- Melakukan review kinerja pelaksanaan program dan kegiatan terkait penurunan stunting selama satu tahun terakhir.
Penulis: Citra Sari
Editor: Dhita Koesno