Menuju konten utama
Informasi Kesehatan

Ciri-ciri Stunting pada Anak 2 Tahun dan Vitamin yang Dibutuhkan

Berikut ini ciri-ciri stunting pada anak 2 tahun dan jenis vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya.

Ciri-ciri Stunting pada Anak 2 Tahun dan Vitamin yang Dibutuhkan
Kader Posyandu mengukur lingkar kepala anak saat kegiatan Bulan Vitamin A dan Penimbangan Serentak di Posyandu Kelurahan Pajang, Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (9/2/2023). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/foc.

tirto.id - Ciri-ciri stunting pada anak seharusnya perlu disadari orang tua sejak dini.

Dilansir laman Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.

Lebih tepatnya, seorang anak bisa disebut stunting jika tinggi badan dan panjang tubuhnya kurang dari standar Multicentre Growth Reference Study atau standardeviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO.

Gangguan pertumbuhan ini memiliki dampak yang cukup serius. Anak bisa menjadi gagal tumbuh sehingga mengalami keterlambatan perkembangan kognitif dan motorik.

Selain itu, anak stunting juga akan mengalami gangguan metabolik pada saat dewasa.

Hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) menyebutkan, angka stunting di Indonesia cukup tinggi. Tercatat di tahun 2021, sekitar 24,4% atau 5,33 juta balita di Indonesia mengalami stunting.

Padahal Presiden Joko Widodo menargetkan angka stunting turun menjadi14% di tahun 2024 mendatang.

Pemerintah juga berupaya melakukan berbagai inovasi agar terjadi penurunan sekitar 3-3,5% angka stunting per tahun.

Demi menurunkan angka stunting di Indonesia, maka masyarakat perlu menyadari dan mengetahui penyebab stunting itu sendiri.

Ciri-ciri Stunting Anak 2 Tahun

TARGET JAWA BARAT ZERO STUNTING

Kader PKK mengukur tinggi badan anak di Posyandu Angger 2, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Senin (25/10/2021). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/aww.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan stunting, antara lain yaitu:

  1. Kurangnya pengetahuan dan edukasi bagi ibu hamil dan ibu menyusui;
  2. Pendidikan dan pengetahuan yang rendah tentang praktik pemberian makan untuk bayi dan batita;
  3. Asupan gizi dan nutrisi yang kurang mencukupi kebutuhan anak;
  4. Sanitasi lingkungan tempat tinggal yang buruk seperti kurangnya sarana air bersih;
  5. Keterbatasan akses fasilitas kesehatan yang dibutuhkan bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita;
Ciri-ciri stunting pada Anak 2 Tahun Balita/baduta (bayi di bawah usia dua tahun) yang mengalami stunting akan mengalami pertumbuhan yang tidak optimal, termasuk tingkat kecerdasannya.

Selain menjadikan anak lebih mudah terserang berbagai infeksi, masa depan anak stunting juga akan mengalami penurunan produktivitas akibat mengidap berbagai penyakit.

Menurut Kemenkes RI, berikut ini merupakan ciri-ciri anak stunting yang bisa dikenali, antara lain:

  1. Pertumbuhan melambat dibanding anak seusianya;
  2. Pertumbuhan gigi terlambat;
  3. Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun;
  4. Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi;
  5. Tanda pubertas terlambat;
  6. Wajah tampak lebih muda dari usianya;
  7. Pada anak usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan eye contact;
  8. Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar.

Asupan Vitamin untuk Anak Stunting

Upaya pemerintah menurunkan angka stunting menjadi 14% di tahun 2024 terus dilakukan.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah anak mengalami stunting adalah dengan memberikan asupan vitamin.

Dikutip laman Vinmec International Hospital, kekurangan gizi menjadi faktor utama penyebab stunting pada anak.

Terutama kekurangan zat gizi mikro seperti zat besi, zinc, vitamin A, vitamin D,dan kalsium.

Kekurangan zat besi bisa menyebabkan anemia pada anak. Penyebab paling umum kekurangan gizi dari seluruh anak di dunia adalah kekurangan zat besi.

Ilustrasi tahu gimbal udang

Ilustrasi tahu gimbal udang. FOTO/Istockphoto

Zinc diperlukan untuk membantu menjaga dan melindungi sel rasa dan bau. Sehingga akan membantu dalam meningkatkan nafsu makan anak.

Dengan zinc yang cukup, anak akan makan lebih baik, tingkat penyerapan makanan lebih baik, dan meningkatkan sintesis protein dan pembelahan sel sehingga daya tahan tubuh meningkat.

Zinc bisa diperoleh dari berbagai sumber makanan seperti udang, kepiting, tiram, kerang, daging sapi, ayam, biji-bijian, dan keju.

Vitamin A berperan sangat penting dalam proses pertumbuhan. Tak heran jika pemerintah menggalakkan program pemberian vitamin A gratis secara berkala melalui posyandu agar angka stunting di Indonesia bisa menjadi 14% di tahun 2024 nanti.

Vitamin A membantu anak berkembang secara optimal. Kekurangan vitamin A bisa membuat anak mengalami malnutrisi, anoreksia, dan gagal tumbuh.

Jus Wortel

Jus Wortel. foto/IStockphoto

Sumber vitamin A terbaik adalah ASI. Sedangkan untuk bahan makanan, bisa diperoleh dari wortel, brokoli, ubi jalar, dan pepaya.

Vitamin B juga diperlukan dalam metabolisme tubuh. Vitamin B menjaga perkembangan sistem saraf serta organ tubuh lainnya termasuk kulit dan rambut.

Alpukat

Buah Alpukat. foto/istockphoto

Kekurangan vitamin B bisa menyebabkan anak mudah lelah, anoreksia, dan gagal tumbuh. Sumber vitamin B seperti alpukat, hati, telur, kacang tanah, dan sayuran berwarna hijau.

Sedangkan Vitamin D berperan penting dalam perkembangan tulang dan gigi anak.

Dengan asupan vitamin D yang cukup, penyerapan kalsium dan fosfor di usus dan ginjal menjadi optimal.

Vitamin D juga berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh anak dan mengatur sintesis/sekresi hormon.

Ilustrasi vitamin D

Ilustrasi vitamin D. FOTO/iStockphoto

Kekurangan vitamin D bisa menyebabkan daya tahan tubuh lemah, perkembangan tulang yang tidak optimal, tulang cacat dan retardasi pertumbuhan.

Kekurangan Kalsium juga mengakibatkan anak mengalami pertumbuhan yang lambat, tulang mengecil dan lemah, kualitas gigi yang buruk dan gigi tidak rata.

Cara Mencegah Stunting

Ilustrasi Zat Gizi

Ilustrasi Zat Gizi Seimbang. foto/IStokcphoto

Untuk mencegah stunting pada anak, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut ini:

  1. Memberikan makanan yang bernilai gizi seimbang. Untuk anak dengan gizi buruk sebaiknya perlu untuk meningkatkan lemak sesuai kebutuhan yang dianjurkan;
  2. Menyusui bayi segera setelah lahir dan dilanjutkan hingga usia anak setidaknya 18-24 bulan;
  3. Mengenalkan makanan padat sejak usia 6 bulan dan memberikan makanan dari 4 kelompok nutrisi yaitu glucid, lipid, protein dan vitamin;
  4. Mengamati pertumbuhan anak lewat grafik tumbuh kembang anak;
  5. Menjaga kebersihan dan keamanan makanan;
  6. Mencegah dan mengobati infeksi secara menyeluruh;
  7. Melakukan vaksinasi dan pemberian obat cacing untuk anak secara berkala;
  8. Pemberian tambahan asupan multivitamin dengan tambahan mikronutrien dan mikro mineral seperti zat besi, zinc, lisin, kromium, selenium, vitamin A, vitamin B1, vitamin D, dan kalsium.

Baca juga artikel terkait STUNTING PADA ANAK atau tulisan lainnya dari Robiatul Kamelia

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Robiatul Kamelia
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Dhita Koesno