tirto.id - Stunting adalah salah satu masalah yang cukup signifikan dialami oleh beberapa negara di dunia. Stunting memiliki dampak berupa terhambatnya pertumbuhan anak-anak usia dini.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setidaknya 178 juta anak di bawah usia lima tahun di seluruh dunia mengalami pertumbuhan terhambat karena stunting.
Stunting sendiri adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang waktu yang cukup lama. Kondisi ini bisa terjadi karena makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Salah satu ciri-ciri seorang anak bisa dikatakan stunting apabila tinggi dan berat badannya di bawah normal rata-rata anak seusianya.
Selain adanya pertumbuhan fisik yang terlambat, stunting juga sering dikaitkan sebagai penyebab dari perkembangan otak yang terhambat, akibatnya otak mengalami perkembangan yang tidak maksimal. Perkembangan mental dan kemampuan belajar anak pun jadi terganggu, sehingga prestasi belajarnya amat buruk.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), tingkat stunting pada balita di Indonesia, ternyata melampaui batas yang ditetapkan WHO. Di Indonesia, kasus stunting banyak ditemukan di daerah dengan kemiskinan tinggi dan tingkat pendidikan rendah.
Ciri-ciri Stunting
Masih menurut Kemenkes seorang anak yang stunting umumnya memiliki perawakan yang lebih pendek dibanding anak-anak lain seusianya. Selain itu, ada ciri-ciri lain yang menandakan bahwa anak dalam kondisi stunting, termasuk:
- Pertumbuhan lambat tidak seperti anak seusianya;
- Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya;
- Pertumbuhan gigi terlambat;
- Kemampuan fokus dan memori belajar yang amat buruk;
- Pada usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang di sekitarnya;
- Berat badan balita tidak naik, bahkan cenderung menurun;
- Perkembangan tubuh terhambat, seperti telat menstruasi pada anak perempuan;
- Mudah terserang berbagai penyakit infeksi.
Dampak Stunting pada Anak
Kondisi stunting memicu dampak negatif pada pertumbuhan anak-anak, baik secara fisik, mental, maupun intelektual. Berikut ini merupakan dampak dari stunting pada anak seperti yang dijabarkan oleh WHO:
- Kemampuan kognitif yang buruk;
- Kemampuan berbahasa yang kurang memadai;
- Perkembangan kapasitas sensor motorik yang terlambat;
- Produktivitas rendah;
- Ketika dewasa, anak yang terkena stunting, dan belum juga diatasi hingga dewasa, akan kesulitan mendapatkan upah yang layak;
- Sulit untuk mengikuti pembelajaran secara akademik, apakah itu sekolah pada tingkat dasar atau institusi pendidikan yang lebih tinggi;
- Ketika ada kenaikan berat badan yang berlebihan di masa kanak-kanak, maka akan terjadi peningkatan risiko terkena penyakit kronis, yang berhubungan dengan gizi, ketika si anak sudah dewasa kelak;
- Dalam jangka panjang, seorang anak yang terkena stunting akan mengalami keterbelakangan mental, serta rentan terkena penyakit seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Yonada Nancy