tirto.id - Menjelang berakhirnya tahun ajaran, sejumlah sekolah di Indonesia akan menyelenggarakan acara perpisahan sebagai penutup perjalanan belajar siswa sebelum melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Tradisi ini menjadi momen penting bagi siswa kelas akhir—baik tingkat SD, SMP, maupun SMA—serta menjadi bagian dari perayaan kenaikan kelas bagi siswa lainnya. Suasana haru, bahagia, dan penuh kenangan biasanya menyelimuti hari perpisahan, menjadikannya salah satu agenda yang paling dinantikan dalam kalender kegiatan sekolah.
Secara esensial, acara perpisahan tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga merupakan bentuk apresiasi atas proses tumbuh kembang dan pencapaian para siswa selama menempuh pendidikan.
Momen ini juga menjadi kesempatan bagi seluruh warga sekolah untuk saling mengucapkan terima kasih—terutama kepada guru, staf pendidikan, dan orang tua—sekaligus memberi ruang bagi siswa untuk menyampaikan rasa haru dan penghargaan terhadap teman-teman serta lingkungan belajar yang telah membentuk mereka.
Rangkaian kegiatan dalam acara perpisahan umumnya dirancang secara kreatif dan menyentuh. Di antaranya meliputi sambutan dari kepala sekolah, penampilan seni dari para siswa seperti musik, tari, atau drama, serta pembacaan pesan dan kesan oleh perwakilan siswa. Beberapa sekolah juga menyisipkan tayangan video berisi kompilasi kenangan, yang kerap menghadirkan suasana reflektif dan mengharukan bagi semua yang hadir.
Tak hanya itu, momen perpisahan biasanya turut diisi dengan doa bersama, pemutaran dokumentasi perjalanan siswa selama di sekolah, serta prosesi simbolik seperti pelantikan kelulusan atau kenaikan kelas.
Keseluruhan rangkaian tersebut tidak hanya menjadi ajang pelepasan formal, tetapi juga mempererat kebersamaan di antara siswa, guru, dan seluruh komunitas sekolah sebelum akhirnya menempuh pendidikan di jenjang yang lebih tinggi.
Dalam suasana penuh makna ini, teks narasi perpisahan kerap dibacakan sebagai bagian dari acara. Narasi tersebut menjadi wadah untuk mengungkapkan perasaan mendalam siswa terhadap masa-masa sekolah yang akan segera mereka tinggalkan.
Berikut ini adalah contoh teks narasi perpisahan singkat yang menyentuh hati dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dengan cara yang hangat, tulus, dan berkesan.
Contoh Teks Narasi Perpisahan Sekolah Singkat
Bersama hembusan angin pagi ini, mengalir segala harapan di setiap sekat pembuluh nadi
Hadir dalam suasana khidmat nan haru
Mengenang perjalanan panjang menuju hulu asa
Tidak terasa, tiga tahun sudah bersama meniti ilmu di sekolah tercinta
Terkenang raut teduh Bapak/Ibu guru dalam mengajarkan ilmu
Mendidik jiwa kami dengan hati
Mengantarkan kami ke gerbang harapan yang tinggi
Melalui suara batinnya yang merdu, mengalir segala doa dan harapan untuk kami
Agar kami berjalan sesuai dengan tujuan yang telah terpahat sejak awal perjumpaan
Ketika seragam kami kala itu, putih dan merah/putih dan biru
Kami diajarkan bagaimana bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Berbakti kepada kedua orang tua
Berperilaku santun kepada Bapak/Ibu guru
Berperangai baik kepada teman
Kami diajarkan bagaimana menjadi insan yang terdidik
Menjadi manusia berkarakter
Hingga seragam kami berubah, menjadi biru dan putih/ abu-abu dan putih
Kami selalu diajarkan untuk menjadi generasi penerus yang siap mengabdi kepada nusa dan bangsa
Dalam tiga tahun yang terasa sangat singkat ini
Kami merasakan lebih banyak suka dibandingkan duka
Lebih banyak perjuangan yang berharga dibanding pengorbanan yang tiada tara
Kami bangga menjadi bagian dari sekolah ini,
Tidak terasa, langkah kami sudah sampai di penghujung
Perpisahan ini mengajarkan banyak hal kepada kami
Bahwa perjuangan kami bukanlah apa-apa
Ada perjuangan yang lebih mulia, yaitu perjuangan Bapak/Ibu guru
Perjuangan Ayah dan Ibu
Serta doa-doa beliau yang terlantun dalam setiap hembusan nafas
Perpisahan ini bukanlah tentang jauhnya raga
Tapi perpisahan ini adalah awal yang sebenarnya
Untuk menuju gerbang kesuksesan yang lebih Agung
Terima kasih kini kami sampaikan dari lubuk hati, berlinang air mata yang tak tertahan
Terwujud lewat perasaan haru dan bangga tak terhingga
Kepada Bapak/Ibu guru yang telah ikhlas membimbing kami di antara kelalaian dan kebodohan kami
Semoga Bapak/Ibu guru senantiasa sehat dan berbahagia
Tunggulah kami di penghujung nanti
Kami akan membawa kembali harapan dan impian
Kepada Bapak/Ibu guru, Ayah dan Ibu, serta teman-teman tercinta
Menjadi generasi penerus bangsa yang berkarakter dan berbakti kepada negeri
Penulis: Febriyani Suryaningrum
Editor: Dicky Setyawan
Masuk tirto.id






































