tirto.id - Contoh proposal usaha makanan tugas sekolah sangat dibutuhkan oleh pelajar sebagai bagian dari tugas praktik kewirausahaan.
Proposal usaha sendiri merupakan dokumen perencanaan bisnis yang merinci konsep usaha, strategi pemasaran, analisis pasar, serta perhitungan keuangan secara sistematis.
Dilansir dari modul mata pelajaran Kewirausahaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) karya Drs. Ratiman, M.M., dkk, definisi prposal usaha dapat juga diartikan sebagai dokumen terinci yang disiapkan wirausahawan yang menggambarkan semua unsur usaha atau proyek baru, baik internal maupun eksternal yang dengan itu semua wirausawahan dapat memperlihatkan semua aspek-aspek yang dibutuhkan guna menjalankan usahanya.
Melalui artikel ini, kami hadirkan berbagai contoh proposal usaha makanan yang bisa dijadikan referensi terbaik untuk tugas sekolah. Tersedia pula contoh proposal usaha makanan tugas sekolah PDF yang bisa diunduh dan disesuaikan.
Struktur Proposal Usaha Makanan untuk Tugas Sekolah
Sebelum membahas contoh proposal usaha makanan tugas sekolah, penting untnuk mengetahui struktur proposal usaha yang benar itu seperti apa.
Dilansir dari sumber yang sama, tujuan proposal usaha dibuat untuk memperoleh bantuan dana, memperoleh dukungan atau sponsor, dan memperoleh perizinan.
Untuk itu, penting untuk memahami struktur poposal usaha makanan agar berhasil mencapai tujuan yang diharapkan.
Secara umum, struktur proposal usaha makanan berisi informasi sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan latar belakang mengapa usaha makanan tersebut dipilih, serta tujuan dan manfaat dari kegiatan usaha.A. Latar Belakang
Menjelaskan alasan atau dasar pemikiran mengapa usaha makanan ini dibuat. Misalnya: peluang pasar, tren makanan kekinian, atau potensi keuntungan.B. Tujuan
Merinci apa yang ingin dicapai melalui usaha ini. Contohnya: melatih keterampilan berwirausaha, menghasilkan produk makanan yang laku dijual, atau sebagai tugas praktik kewirausahaan.C. Manfaat
Menjelaskan manfaat nyata dari pelaksanaan usaha, baik bagi pelaku usaha (siswa), konsumen, maupun pihak sekolah. Misalnya: menambah pengalaman bisnis, melatih kerja sama tim, dll.BAB II KAJIAN TEORI
Bagian ini lebih ke arah rencana teknis dan teori yang mendasari pelaksanaan usaha.A. Analisa SWOT
Mengidentifikasi Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threats (Ancaman) dari usaha yang dijalankan. Berguna untuk melihat posisi usaha di pasaran.B. Teknik Promosi
Menjelaskan bagaimana cara memasarkan produk makanan, misalnya lewat media sosial, brosur, atau promosi mulut ke mulut.C. Waktu dan Tempat
Merinci kapan dan di mana usaha ini akan dilakukan. Misalnya: selama satu minggu di kantin sekolah, atau saat bazar hari Jumat.D. Alat dan Bahan
Daftar perlengkapan dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi makanan, lengkap dengan takarannya.BAB III PEMBAHASAN
Menjelaskan hasil praktik usaha yang telah dilakukan, termasuk analisis keuangan secara sederhana.A. Hasil Kegiatan
Merupakan hasil dari proses produksi atau penjualan makanan selama kegiatan usaha. Misalnya, jumlah yang terjual atau respon dari konsumen.B. Hasil Promosi
Evaluasi dari strategi promosi yang telah dilakukan. Apakah efektif atau tidak, seberapa banyak konsumen yang tahu tentang produk tersebut.C. Analisis Data
Rincian perhitungan keuangan usaha, seperti:Biaya Tetap – Biaya yang tidak berubah, seperti sewa tempat, peralatan yang tidak habis pakai.
Biaya Tidak Tetap – Biaya yang bergantung pada jumlah produksi, seperti bahan baku dan kemasan.
HPP dan Harga Jual – HPP (Harga Pokok Produksi) adalah biaya per satuan produk. Harga jual ditentukan dari HPP ditambah margin keuntungan.
Laba atau Rugi – Selisih antara pendapatan penjualan dan total biaya. Jika positif = laba, negatif = rugi.
D. Evaluasi
Ulasan menyeluruh tentang pelaksanaan usaha. Apa yang berjalan baik, apa yang kurang, serta masukan untuk perbaikan jika usaha ini dilakukan kembali.BAB IV PENUTUP
Bagian terakhir yang merangkum keseluruhan isi proposal.A. Kesimpulan
Ringkasan dari pelaksanaan usaha, hasil yang dicapai, dan apakah tujuan awal berhasil terpenuhi.B. Saran
Rekomendasi atau masukan untuk pelaksanaan usaha ke depannya agar lebih baik. Misalnya, memperbaiki rasa, menambah varian, atau mengganti strategi promosi.
Contoh Proposal Usaha Makanan untuk Tugas Sekolah
Setelah memahami struktur proposal usaha, kini saatnya menyusun proposal usaha makanan yang kerap dijadikan tugas sekolah.
Berikut ini beberapa contoh proposal usaha untuk tugas sekolah dengan beragam varian makanan yang bisa dijadikan referensimu:
Contoh 1: Usaha Es Lilin Buah
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki suhu udara cukup tinggi sepanjang tahun. Kondisi ini membuat masyarakat sangat menyukai makanan dan minuman yang dapat memberikan efek menyegarkan, terutama pada siang hari. Salah satu minuman tradisional yang populer di kalangan masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja, adalah es lilin. Es ini dikenal dengan rasa manis dan tekstur yang lembut, serta harga yang terjangkau.
Namun, pada umumnya es lilin hanya dibuat dari perasa buatan yang kurang sehat jika dikonsumsi secara rutin. Oleh karena itu, kami mengembangkan inovasi dengan membuat es lilin berbahan dasar sari buah alami seperti semangka dan melon, agar tidak hanya menyegarkan tetapi juga menyehatkan. Melalui kegiatan ini, kami tidak hanya belajar memproduksi makanan, tetapi juga mengasah keterampilan kewirausahaan dengan cara menyusun strategi produksi, promosi, hingga perhitungan modal dan keuntungan.
Dengan usaha es lilin buah ini, kami berharap dapat menciptakan produk yang diminati di lingkungan sekolah sekaligus memperkenalkan konsep jajanan sehat kepada teman-teman sebaya.
B. Tujuan
- Menciptakan produk es lilin berbasis buah segar yang sehat, menarik, dan terjangkau.
- Mempelajari dan mempraktikkan konsep kewirausahaan secara langsung.
- Mengembangkan jiwa kreatif dan inovatif dalam menciptakan produk makanan.
- Meningkatkan keterampilan siswa dalam hal produksi, pemasaran, dan manajemen usaha kecil.
C. Manfaat
- Menambah pengalaman siswa dalam menyusun dan menjalankan proyek kewirausahaan secara nyata.
- Memberikan pengetahuan tentang pengolahan makanan sehat berbahan dasar buah alami.
- Melatih kemampuan menghitung biaya produksi dan menentukan harga jual.
- Menawarkan alternatif jajanan sehat di lingkungan sekolah dan menumbuhkan budaya konsumsi yang lebih baik.
BAB II: KAJIAN TEORI
A. Analisa SWOT 1. Strength (Kekuatan):
- Bahan baku mudah ditemukan dan murah, seperti semangka, melon, dan gula.
- Produk sehat karena menggunakan sari buah asli tanpa pengawet.
- Disukai berbagai usia karena teksturnya lembut dan rasanya manis alami.
- Mudah mencair jika tidak disimpan di tempat dingin.
- Ketahanan produk hanya 1–2 hari dalam freezer biasa.
- Belum banyak produk es lilin buah di lingkungan sekolah.
- Bisa dijadikan produk musiman saat musim panas atau bazar sekolah.
- Cuaca hujan atau dingin dapat menurunkan minat beli.
- Adanya kompetitor jajanan murah lainnya di kantin.
B. Teknik Promosi
- Untuk menarik perhatian calon konsumen, dilakukan beberapa strategi promosi antara lain:
- Membuat poster dan menempelkannya di area strategis seperti kelas dan kantin.
- Menawarkan promosi “beli 3 gratis 1” untuk pembelian awal.
- Memberikan tester gratis kepada teman-teman sebagai upaya word-of-mouth marketing.
- Mempromosikan produk melalui media sosial internal kelas seperti WhatsApp Group.
C. Waktu dan Tempat
Kegiatan produksi dan penjualan dilakukan selama 2 minggu, bertepatan dengan program bazar sekolah dan jam istirahat siswa. Tempat penjualan dipusatkan di area kantin sekolah dan stand khusus saat event kewirausahaan.D. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan:- Blender
- Wadah takar
- Sendok takar
- Baskom
- Freezer atau kulkas
- 1 buah semangka ukuran sedang
- 1 buah melon kecil
- 1 liter air matang
- 200 gram gula pasir
- Plastik es lilin (isi 100 pcs)
- Karet pengikat atau tali rafia
E. Proses Produksi
- Cuci buah semangka dan melon, potong kecil-kecil.
- Masukkan buah ke dalam blender, tambahkan air matang dan gula pasir sesuai takaran, lalu blender hingga halus.
- Saring sari buah untuk mendapatkan tekstur yang lebih lembut.
- Masukkan cairan ke dalam plastik es lilin menggunakan corong.
- Ikat bagian atas plastik dengan karet atau rafia.
- Simpan dalam freezer selama 6–8 jam hingga membeku sempurna.
- Es lilin siap dijual atau dikonsumsi.
BAB III: PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan Produksi dilakukan setiap sore di rumah salah satu anggota kelompok. Dalam satu kali produksi, diperoleh 60 buah es lilin. Produk diuji coba terlebih dahulu kepada teman kelas, dan mendapatkan respons positif. Pada hari pertama dijual di sekolah, seluruh produk terjual habis dalam waktu kurang dari satu jam.
B. Hasil Promosi
Strategi promosi yang dilakukan cukup efektif. Poster berwarna yang dipasang di area kelas mampu menarik perhatian siswa. Selain itu, penawaran beli 3 gratis 1 mendorong banyak siswa membeli dalam jumlah lebih banyak. Promosi dari mulut ke mulut terbukti sangat ampuh meningkatkan minat beli, terutama ketika ada teman yang memberikan ulasan positif.C. Analisis Data
1. Biaya Tetap:Blender: Rp100.000 (alat milik pribadi, tidak dihitung dalam modal produksi)
2. Biaya Tidak Tetap (per 60 es lilin):
- Semangka: Rp10.000
- Melon: Rp10.000
- Gula pasir: Rp5.000
- Plastik es lilin: Rp3.000
- Tali rafia: Rp500
- Air matang: gratis
- Total Biaya Produksi: Rp28.500
- HPP per es lilin = Rp28.500 ÷ 60 = Rp475
- Harga jual = Rp1.000 per es lilin
- Margin keuntungan per es = Rp525
- Penjualan 60 es x Rp1.000 = Rp60.000
- Laba = Rp60.000 - Rp28.500 = Rp31.500
D. Evaluasi
Proses produksi berjalan lancar dan efisien. Namun, terdapat beberapa masukan dari konsumen, antara lain variasi rasa masih terbatas dan kemasan masih polos. Ke depan, inovasi rasa dan desain label produk perlu ditingkatkan untuk memberikan nilai tambah pada produk.BAB IV: PENUTUP
A. Kesimpulan Es lilin buah merupakan produk yang sangat potensial untuk dijadikan usaha kecil di lingkungan sekolah. Selain menawarkan kesegaran, es ini juga menyehatkan karena menggunakan bahan alami tanpa pengawet. Dari segi keuntungan, usaha ini memberikan margin yang cukup besar meskipun dengan modal terbatas. Proses produksinya pun sederhana dan bisa dikerjakan oleh pelajar.
B. Saran
Kami menyarankan agar dalam produksi berikutnya dilakukan pengembangan varian rasa seperti mangga, alpukat, atau campuran buah lainnya. Selain itu, menambahkan label sederhana pada kemasan akan membuat produk terlihat lebih menarik dan profesional. Penting juga untuk menyediakan tempat penyimpanan dingin yang memadai agar es tidak cepat mencair.Contoh 2: Donat Kentang Mini Aneka Toping
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Makanan ringan seperti donat memiliki tempat khusus di hati masyarakat Indonesia. Rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut membuat donat cocok dijadikan camilan kapan saja. Salah satu inovasi donat yang kini mulai digemari adalah donat kentang. Penggunaan kentang dalam adonan membuat tekstur donat menjadi lebih lembut, empuk, dan tahan lama.
Dalam dunia kewirausahaan, donat kentang juga menjadi pilihan menarik karena mudah dibuat, bahan bakunya murah, dan bisa dikreasikan dengan berbagai topping sesuai selera pasar. Terlebih lagi, bentuk mini dari donat kentang memberikan nilai jual tersendiri karena praktis, lucu, dan sesuai dengan preferensi anak-anak maupun remaja.
Melalui kegiatan kewirausahaan ini, kami berinisiatif untuk mengembangkan usaha Donat Kentang Mini Aneka Topping yang diharapkan tidak hanya laku dijual di lingkungan sekolah, tetapi juga memberikan pengalaman langsung dalam mengelola usaha makanan kecil-kecilan.
B. Tujuan
- Menghasilkan produk makanan ringan berupa donat kentang mini dengan tampilan menarik dan rasa yang enak.
- Memberikan pengalaman praktik kewirausahaan secara langsung kepada siswa.
- Mengetahui proses perencanaan, produksi, promosi, hingga perhitungan keuntungan dari sebuah usaha kecil.
- Mengembangkan kreativitas dalam pengolahan makanan.
C. Manfaat
- Melatih siswa untuk berpikir kreatif dan mandiri melalui praktik kewirausahaan.
- Mendorong budaya konsumsi makanan buatan sendiri yang lebih sehat dan higienis.
- Memberikan contoh nyata bagaimana ide usaha sederhana bisa menghasilkan keuntungan.
- Menumbuhkan minat terhadap dunia usaha sejak usia sekolah.
BAB II: KAJIAN TEORI
A. Analisa SWOT 1. Strength (Kekuatan):
- Tekstur empuk dan lebih enak karena ada kentangnya.
- Mudah dikreasikan dengan berbagai topping.
- Daya tahan lebih lama dibanding donat biasa.
- Waktu pengolahan lebih lama karena harus mengukus kentang terlebih dahulu.
- Tidak bisa disimpan lama tanpa pengawet.
- Camilan favorit yang laku di segala usia.
- Bisa dijadikan oleh-oleh atau pesanan event.
- Harga bahan bisa berubah (misal minyak dan keju).
- Banyak pesaing donat instan dari toko kue.
B. Teknik Promosi
- Promosi dilakukan melalui beberapa cara berikut:
- Menawarkan promo beli 5 gratis 1 di awal launching.
- Membagikan potongan tester ke teman kelas.
- Membuat kemasan dengan label lucu dan nama brand “MiniDonuts Q”.
C. Waktu dan Tempat
Kegiatan dilakukan selama 1 minggu dalam program praktik kewirausahaan sekolah. Produksi dilakukan di rumah siswa anggota kelompok, sedangkan penjualan dilakukan di stand bazar sekolah dan kantin saat jam istirahat.D. Alat dan Bahan
Alat:- Kukusan
- Baskom
- Mixer
- Cetakan donat
- Wajan penggorengan
- 500 gr kentang kukus
- 250 gr tepung terigu
- 3 sdm gula pasir
- 1 butir telur
- 1 sdm ragi instan
- 2 sdm margarin
- Minyak goreng
- Topping: coklat leleh, keju, meses
E. Proses Produksi
- Haluskan kentang yang sudah dikukus.
- Campur semua bahan hingga kalis, lalu diamkan selama 30–45 menit.
- Bentuk adonan bulat kecil, beri lubang tengah, dan diamkan lagi 15 menit.
- Goreng donat dengan api sedang hingga kuning keemasan.
- Setelah dingin, beri topping sesuai selera.
BAB III: PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan Dalam satu kali produksi diperoleh sekitar 30 buah donat mini. Hasil penjualan selama tiga hari menunjukkan respon yang sangat baik, terutama pada varian coklat dan keju. Teman-teman sekolah menunjukkan antusias tinggi karena rasa yang enak dan bentuknya yang lucu.
B. Hasil Promosi
Strategi promosi melalui tester terbukti sangat efektif. Banyak teman yang awalnya tidak berminat akhirnya membeli setelah mencicipi. Label kemasan sederhana tapi menarik juga membantu meningkatkan daya tarik.C. Analisis Data
Biaya Tetap:Alat-alat masak: milik pribadi (Rp0)
Biaya Tidak Tetap (per 30 donat):
- Kentang: Rp10.000
- Tepung: Rp8.000
- Gula, telur, ragi: Rp7.000
- Minyak goreng: Rp6.000
- Topping: Rp5.000
- Kemasan plastik mika: Rp4.000
- Total: Rp40.000
Pendapatan: 30 x Rp2.000 = Rp60.000
Laba Bersih: Rp60.000 - Rp40.000 = Rp20.000
D. Evaluasi
Produksi berjalan baik namun memakan waktu cukup lama. Penggunaan topping juga harus diperhatikan agar biaya tidak membengkak. Beberapa konsumen menyarankan untuk menambahkan varian topping baru seperti green tea atau oreo crumble.BAB IV: PENUTUP
A. Kesimpulan Donat kentang mini merupakan produk usaha yang layak dikembangkan karena modalnya kecil namun menghasilkan laba yang cukup besar. Produk ini disukai karena bentuknya yang mini dan topping yang bervariasi. Dari segi usaha, ini sangat cocok dijadikan tugas kewirausahaan karena melatih kemampuan produksi, promosi, dan pengelolaan keuangan.
B. Saran
Untuk penjualan ke depan, sebaiknya ditambah inovasi rasa, variasi bentuk (misalnya karakter lucu), dan kemasan yang lebih menarik. Usaha ini juga bisa dikembangkan sebagai pesanan untuk acara ulang tahun atau kegiatan sekolah lainnya.
Contoh 3: Keripik Bayam Renyah Sehat
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kebanyakan anak-anak dan remaja tidak terlalu menyukai sayuran, terutama jika disajikan dalam bentuk biasa seperti lalapan atau sayur bening. Salah satu cara kreatif agar sayur tetap dikonsumsi dengan cara menyenangkan adalah mengubahnya menjadi camilan. Salah satu inovasi camilan sehat yang populer adalah keripik bayam.
Bayam merupakan sumber zat besi, vitamin A, dan serat yang tinggi. Dengan diolah menjadi keripik, bayam tetap memberikan manfaat kesehatan namun dalam bentuk yang lebih disukai. Camilan ini juga bisa dijadikan alternatif dari keripik pabrikan yang sering kali mengandung MSG dan pengawet. Terlebih lagi, usaha keripik bayam ini sangat cocok dijalankan sebagai tugas kewirausahaan di sekolah karena bahan-bahannya mudah didapat, murah, dan proses pembuatannya sederhana.
Melalui usaha ini, kami berharap dapat memperkenalkan cemilan sehat kepada teman-teman sekolah sekaligus belajar cara memulai, mengelola, dan mengevaluasi usaha makanan kecil.
B. Tujuan
- Mengembangkan inovasi produk makanan ringan berbahan dasar bayam.
- Melatih siswa dalam praktik wirausaha dari produksi hingga pemasaran.
- Memberikan edukasi tentang pentingnya konsumsi sayuran dalam bentuk yang menyenangkan.
- Menumbuhkan jiwa kreatif dan tanggung jawab dalam berwirausaha.
C. Manfaat
- Membentuk pola pikir wirausaha dan kemandirian siswa.
- Memberikan pengalaman langsung dalam menyusun perencanaan bisnis makanan ringan.
- Menawarkan alternatif camilan sehat bagi komunitas sekolah.
- Membuka peluang bisnis skala rumahan dari ide sederhana.
BAB II: KAJIAN TEORI
A. Analisa SWOT 1. Strength (Kekuatan):
- Bahan baku mudah ditemukan dan murah.
- Proses pembuatan sederhana dan cepat.
- Produk sehat, renyah, dan disukai semua kalangan.
- Keripik mudah hancur jika tidak dikemas dengan baik.
- Tidak tahan lama tanpa pengawet.
- Belum banyak dijual di lingkungan sekolah.
- Bisa dijual sebagai produk kemasan atau oleh-oleh khas.
- Jika digoreng dengan minyak bekas, kualitas dan rasa bisa menurun.
- Persaingan dari camilan ringan pabrikan.
B. Teknik Promosi
- Memberikan tester gratis kepada siswa dan guru saat peluncuran produk.
- Membuat kemasan menarik dengan stiker logo dan nama produk "BayamCrunch".
- Mengiklankan produk melalui grup WhatsApp kelas dan mading sekolah.
- Menawarkan diskon untuk pembelian lebih dari 3 bungkus.
C. Waktu dan Tempat
- Usaha dilakukan selama satu minggu pada program bazar sekolah dan jam istirahat di kantin.
- Produksi dilakukan di rumah anggota kelompok, penjualan dilakukan langsung di stand sekolah.
D. Alat dan Bahan
Alat yang Digunakan:- Baskom
- Wajan
- Saringan minyak
- Kompor dan gas
- Toples atau plastik mika
- 3 ikat bayam segar
- 300 gr tepung beras
- 2 sdm tepung maizena
- Air secukupnya
- Bumbu halus (bawang putih, ketumbar, garam)
- Minyak goreng
- Plastik kemasan mika
E. Proses Produksi
- Cuci bersih bayam dan tiriskan hingga tidak ada air menempel.
- Campur tepung beras, maizena, dan bumbu halus dalam satu wadah besar.
- Tambahkan air dan aduk hingga adonan cukup kental.
- Celupkan daun bayam satu per satu ke dalam adonan tepung.
- Goreng dalam minyak panas hingga kuning keemasan dan kering.
- Tiriskan dan dinginkan keripik.
- Masukkan ke dalam plastik mika dan beri stiker label "BayamCrunch".
BAB III: PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan Produksi keripik bayam dilakukan selama dua hari. Dalam satu kali produksi, kelompok berhasil membuat sekitar 30 bungkus keripik ukuran kecil. Keripik dibagikan sebagian untuk tester, dan sisanya dijual saat jam istirahat dan pada acara bazar sekolah.
Respon dari konsumen sangat positif. Mereka menyukai tekstur yang renyah dan rasa gurih alaminya. Banyak yang tidak menyangka bahwa bayam bisa diolah menjadi camilan yang enak.
B. Hasil Promosi
Strategi promosi melalui tester terbukti sangat efektif. Guru dan siswa yang mencoba langsung produk, kebanyakan tertarik membeli. Selain itu, desain label dan nama produk juga menarik perhatian. Beberapa pembeli bahkan memberi saran agar keripik tersedia dalam kemasan lebih besar.C. Analisis Data
Biaya Tetap:Peralatan: milik pribadi (tidak dihitung sebagai biaya produksi)
Biaya Tidak Tetap:
- Bayam: Rp9.000
- Tepung dan bumbu: Rp8.000
- Minyak goreng: Rp10.000
- Kemasan mika: Rp6.000
- Stiker label: Rp4.000
HPP per bungkus: Rp37.000 ÷ 30 = Rp1.233
Harga jual: Rp2.000 per bungkus
Pendapatan: Rp2.000 x 30 = Rp60.000
Laba bersih: Rp60.000 - Rp37.000 = Rp23.000
D. Evaluasi
Produksi berjalan sesuai rencana, meskipun memerlukan ketelitian agar bayam tidak terlalu lembek saat dicelup. Kemasannya juga perlu diperkuat agar keripik tidak hancur saat dibawa. Waktu produksi dan pengemasan memerlukan kerja sama tim yang solid.BAB IV: PENUTUP
A. Kesimpulan Usaha keripik bayam ini merupakan bukti bahwa makanan sehat pun bisa dibuat menarik dan menguntungkan. Produk ini tidak hanya sehat dan gurih, tetapi juga memiliki peluang pasar yang cukup besar jika dikembangkan. Dengan modal minim, keuntungan yang didapat cukup memuaskan dan dapat menjadi cikal bakal usaha skala rumahan.
B. Saran
Untuk ke depannya, kami menyarankan pengembangan rasa seperti keripik bayam pedas atau keju, serta penggunaan plastik kemasan vakum agar lebih tahan lama. Promosi melalui media sosial sekolah dan pemesanan pre-order juga dapat meningkatkan penjualan.
Link Unduh Contoh Proposal Usaha Makanan untuk Tugas Sekolah
Bagi kamu yang membutuhkan format siap cetak, tersedia juga contoh proposal usaha makanan tugas sekolah PDF yang bisa langsung diunduh.
File PDF ini mencakup semua struktur dan elemen penting dalam penyusunan proposal usaha makanan, dari latar belakang hingga evaluasi keuangan.
Berikut link unduh contoh proposal usaha untuk tugas sekolah yang bisa dijadikan referensi:
Link Unduh Contoh Proposal Usaha Makanan untuk Tugas Sekolah
Kumpulan file contoh proposal usaha makanan tugas sekolah PDF dapat digunakan secara bebas untuk menyelesaikan tugas sekolah atau inspirasi usaha kecil-kecilan yang bisa dimulai dari rumah.
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Robiatul Kamelia & Yulaika Ramadhani
Masuk tirto.id





































