Menuju konten utama

Contoh Khutbah Jumat 14 November 2025 Terbaru Tentang Pahlawan

Contoh khutbah Jumat 14 November 2025 mengajak meneladani pahlawan sejati yang ikhlas, berjuang di jalan Allah, menegakkan keadilan, dan hidup bermanfaat.

Contoh Khutbah Jumat 14 November 2025 Terbaru Tentang Pahlawan
Orang-orang sedang mendengarkan ceramah di masjid. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Bulan November identik dengan Hari Pahlawan yang jatuh di tanggal 10 November. Berhubung masih dalam minggu yang sama, khutbah Jumat 14 November 2025 bisa mengusung tema kepahlawanan.

Ada banyak kisah kepahlawanan dalam Al-Qur'an yang bisa dijadikan materi khutbah Jumat. Nantinya umat bisa belajar dari kisah-kisah tersebut guna meneladani sifat kepahlawanan.

Contoh Khutbah Jumat dengan Tema Kepahlawanan

Sebagai seorang muslim yang berkewarganegaraan Indonesia dan memiliki jiwa nasionalisme, perjuangan mencapai kemerdekaan bukan hanya tentang diri sendiri, tetapi juga tentang negara dan memperjuangkan agama Islam.

Para pahlawan berjuang dengan ikhlas dan mengharap ridha Allah Ta’ala agar Indonesia dapat merdeka. Sikap dan semangat tersebut patut kita jadikan teladan untuk kehidupan. Berikut adalah contoh khutbah Jumat dengan mengusung tema kepahlawanan.

Khutbah Pertama

Ilustrasi ceramah di masjid

Orang-orang sedang mendengarkan ceramah di masjid. FOTO/iStockphoto

الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا، ومن سيئات أعمالنا. من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له.

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.

اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين.

Ma‘asyiral muslimin rahimakumullah,

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta‘ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena dengan takwa, Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.

Jamaah Jumat rahimakumullah

Beberapa hari yang lalu bangsa kita memperingati Hari Pahlawan Nasional, sebuah momentum penting untuk mengenang jasa para pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi kemerdekaan Republik Indonesia.

Namun, sebagai umat Islam, kita juga harus memaknai kepahlawanan bukan hanya dalam konteks perjuangan fisik melawan penjajah, melainkan juga sebagai semangat berjuang di jalan kebenaran dan keadilan sebagaimana yang telah diajarkan dalam agama Islam.

Dalam Islam, seorang pahlawan adalah orang yang berjuang dengan keikhlasan, dengan tujuan menegakkan kalimat Allah, menegakkan keadilan, serta membela kebenaran. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ ١٦٩

“Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.” (QS. Ali ‘Imran 3: 169)

Ayat ini menegaskan bahwa orang yang berjuang di jalan Allah, baik dalam peperangan fisik maupun dalam sebuah peperangan untuk menegakkan kebenaran tanpa mengangkat senjata sekalipun, memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah. Orang-orang yang meninggal dalam peperangan tidak akan mati tanpa menghasilkan sesuatu, tetapi hidup mulia di sisi-Nya.

Ma‘asyiral muslimin rahimakumullah,

Rasulullah juga memberikan makna yang luas tentang jihad dan kepahlawanan. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah, Rasulullah bersabda:

أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ

"Sebaik-baik jihad adalah perkataan yang benar di hadapan penguasa yang zalim."

(HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)

Hadis ini menunjukkan bahwa kepahlawanan dalam Islam tidak selalu diukur dari seberapa banyak darah yang tertumpah, tidak dari seberapa banyak musuh yang dihadapi, atau berapa kali ia mengikuti suatu peperangan, tetapi dari keberanian menegakkan kebenaran walaupun itu sulit dan berisiko.

Seorang pahlawan bisa saja seorang guru yang dengan sabar mendidik generasi muda, seorang pemimpin yang adil, seorang petani yang jujur, atau siapa pun yang berjuang untuk kemaslahatan umat dengan ikhlas.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an dalam surat An-Nisa ayat 48 yang artinya:

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil." (QS. An-Nisa 4: 58)

Pada zaman ini, bentuk perjuangan sudah berbeda. Perjuangan tidak hanya dilakukan dengan mengangkat senjata. Bahkan, dengan menuntut ilmu, kita juga sedang berjuang dan berjihad di jalan Allah.

Dalam konteks Indonesia, para pahlawan bangsa kita berjuang bukan semata-mata karena dorongan duniawi, tetapi juga karena nilai-nilai keimanan. Banyak di antara mereka yang menjadikan jihad fi sabilillah sebagai motivasi spiritual.

Lihatlah perjuangan Hajjah Rahmah El Yunusiyah, Syaikhona Muhammad Kholil, Cut Nyak Dhien, Teuku Umar, dan para ulama pejuang yang mengangkat senjata karena dorongan iman dan kehormatan agama.

Ma‘asyiral muslimin,

Selain daripada itu, kita juga harus menanamkan semangat kepahlawanan kepada generasi muda. Jangan sampai mereka hanya mengenal pahlawan sebatas nama jalan atau sekedar mendengar namanya di kelas-kelas tanpa pernah mengerti cerita kepahlawanannya. Kita perlu menanamkan bahwa pahlawan sejati adalah orang yang bermanfaat bagi sesama. Rasulullah bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya."

(HR. Ahmad, Thabrani, dan Daruquthni)

Menjadi pahlawan di zaman ini bisa dilakukan dengan banyak cara: mengajarkan ilmu, menjaga lingkungan, memperjuangkan keadilan sosial, atau sekadar menolong sesama. Setiap amal kecil yang dilakukan dengan niat tulus akan dicatat sebagai bagian dari jihad di jalan Allah.

Oleh karena itu, marilah kita hidupkan kembali nilai-nilai kepahlawanan seperti keikhlasan, keberanian, pengorbanan, dan cinta tanah air. Dengan menumbuhkan nilai-nilai tersebut dan juga meneladani kepahlawanan para pendahulu kita, kita telah berupaya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah Kedua

Khutbah Jumat

Jamaah calon haji Indonesia mendengarkan khutbah shalat Jumat di hotel Sektor 5, Makkah, Arab Saudi, Jumat (31/5/2024). (ANTARA/Sigid Kurniawan)

الحمد لله حمدًا كثيرًا طيبًا مباركًا فيه، كما يحب ربنا ويرضى.

أشهد أن لا إله إلا الله، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله.

Ma‘asyiral muslimin rahimakumullah,

Dalam khutbah kedua ini, marilah kita memperkuat tekad untuk meneladani semangat kepahlawanan Rasulullah dan para sahabatnya. Mereka adalah pahlawan sejati yang berjuang bukan untuk kekuasaan, bukan untuk harta, tetapi semata-mata untuk ridha Allah dan kejayaan Islam.

Ingatlah firman Allah Ta‘ala dalam surat At-Taubah ayat 111 yang artinya:

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an." (QS. At-Taubah [9]: 111)

Ayat ini menegaskan bahwa pengorbanan di jalan Allah tidak akan sia-sia. Setiap usaha untuk menegakkan kebenaran, sekecil apa pun, akan mendapat balasan besar dari-Nya.

Rasulullah bersabda dalam riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi yang artinya:

"Barang siapa meninggal dunia dalam keadaan membela hartanya, maka ia mati syahid. Barang siapa meninggal dunia dalam keadaan membela keluarganya, maka ia mati syahid. Barang siapa meninggal dunia dalam keadaan membela agamanya, maka ia mati syahid." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Akhir kata, mari kita berdoa kepada Allah Ta’ala agar senantiasa menjadi hamba-hamba-Nya yang bersyukur kepada-Nya, baik di kala lapang maupun sempit. Kita juga memohon kepada-Nya keistikamahan dan konsistensi di dalam beramal dan melakukan ketaatan.

Semoga Allah Ta’ala memberikan kesabaran dan kemudahan bagi kaum muslimin Indonesia secara khusus dan kaum muslimin di segala penjuru dunia secara umum dalam setiap kesulitan dan ujian yang menimpa, berikanlah kepada kita semua jalan keluar terbaik dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada.

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، الأحياء منهم والأموات.

اللهم اجعل بلدنا هذا بلدًا آمنًا مطمئنًا، سخاءً رخاءً، وسائر بلاد المسلمين.

اللهم وفق قادتنا لما تحب وترضى، واجعلهم من الذين يحكمون بالحق ويأمرون بالعدل.

اللهم انصر الإسلام والمسلمين، وذل الشرك والمشركين، ودمر أعداء الدين.

اللهم اجعلنا من عبادك الصالحين، المجاهدين في سبيلك بالقول والعمل.

عباد الله،

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.

فاذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون.

Demikian contoh khutbah Jumat dengan mengusung tema kepahlawanan. Sikap dan Perjuangan para pahlawan diharapkan menjadi teladan dan contoh dalam kehidupan bernegara dan beragama. Semangat para pahlawan harus terus hidup dalam kehidupan sehari-hari.

Tertarik untuk membaca artikel terkait khutbah Jumat lainnya? Silakan klik tautan di bawah.

Kumpulan Artikel Khutbah Jumat

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT atau tulisan lainnya dari M Rifqi Rafly Ramadhan

tirto.id - Edusains
Kontributor: M Rifqi Rafly Ramadhan
Penulis: M Rifqi Rafly Ramadhan
Editor: Elisabet Murni P