tirto.id - Citra satelit komersial menangkap sejumlah lubang di atas pembangkit listrik tenaga nuklir milik Iran, Fordow, akibat serangan yang diluncurkan Amerika Serikat. Akan tetapi, hingga berita ini diterbitkan belum ada konfirmasi kerusakan dari pihak Iran.
Dilansir melalui Reuters, mantan inspektur senjata PBB yang mengepalai kelompok riset Institut Sains dan Keamanan Internasional, David Albright, menilai penghancur bunker yang dijatuhkan AS diperkirakan akan menghancurkan fasilitas tersebut. Hal tersebut dikatakannya mengacu pada analisis citra satelit.
"Mereka baru saja menerobos dengan MOP ini," kata David Albright, Senin (23/6/2025).
Fasilitas nuklir Fordow adalah lokasi pengayaan uranium bawah tanah yang menjadi instalasi nuklir terdalam dan terbentengi di Iran, serta dirancang untuk menahan serangan udara.
Di sisi lain, analis penelitian asosiasi di lembaga pemikir AS, Decker Eveleth, mengatakan kerusakan tersebut tidak bisa dipastikan karena fasilitas nuklirnya terlalu dalam terkubur.
Untuk diketahui, Iran mengubur sebagian program nuklinya jauh di bawah tanah, termasuk ke sisi gunung di Fordow untuk mempertahankan diri dari AS.
"Terlalu dalam terkubur bagi kami untuk mengevaluasi tingkat kerusakan berdasarkan citra satelit," katanya.
Gambar satelit menunjukkan enam lubang di mana bom penghilang bunker tampaknya telah menembus gunung, dan kemudian tanah yang terlihat terganggu dan tertutup debu.
Beberapa ahli memperingatkan bahwa Iran kemungkinan memindahkan persediaan uraniumnya dari Fordow sebelum serangan dari AS. Diduga Iran menyembunyikannya dan komponen nuklir lainnya di lokasi yang tidak diketahui oleh Israel dan Amerika Serikat.
Hal itu diperkuat dengan citra satelit dari Maxar Technologies yang menunjukkan "aktivitas yang tidak biasa" di Fordow pada hari Kamis dan Jumat pekan lalu, dengan antrean panjang kendaraan yang menunggu di luar pintu masuk fasilitas.
"Saya tidak berpikir Anda dapat dengan penuh percaya diri melakukan apa pun selain mengembalikan program nuklir mereka mungkin beberapa tahun," kata Ahli dari Middlebury Institute of International Studies di Monterey, Jeffrey Lewi.
Sejak serangan AS dilakukan, Teheran sejauh ini belum menindaklanjuti hal tersebut baik dalam bentuk balasan target atau memutus pasokan minyak. Meski demikian, Iran berjanji akan mempertahankan diri sehari setelah AS menjatuhkan bom penghancur bunker seberat 30.000 pon ke gunung di atas lokasi nuklir Fordow Iran.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Aragchi, mengatakan negaranya akan mempertimbangkan segala kemungkinan yang terjadi. Tidak akan ada jalan keluar dari diplomasi sampai negara itu membalas.
"AS menunjukkan bahwa mereka tidak menghormati hukum internasional. Mereka hanya mengerti bahasa ancaman dan kekerasan," katanya.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Bayu Septianto
Masuk tirto.id


































