tirto.id - Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menyebut berbagai negara kini tengah berburu pasar-pasar baru untuk memasarkan produk mereka. Salah satu negara yang menjadi tujuan adalah Indonesia.
Dengan market yang besar, Indonesia menjadi salah satu negara alternatif tujuan ekspor. Menyadari hal itu, pemerintah pun mendorong agar negara-negara yang ingin masuk ke pasar Indonesia untuk berinvestasi, tidak hanya menjual produknya di sini.
“Kita meningkatkan ekspor dan menarik investasi. Sekarang ternyata sudah banyak itu yang mau investasi, bahkan dari Cina pun mau investasi ke Indonesia untuk bisa memproduksi produk ekspor,” katanya usai kunjungan ke pasar UMKM di Jakarta, Rabu (23/7/2025).
Dia menjelaskan, Cina tertarik berinvestasi di Indonesia untuk memproduksi produk-produk ekspor mereka. Hal ini lantaran Indonesia memiliki kesepakatan dagang dengan Eropa lewat Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Kesepakatan dagang Indonesia dengan Eropa ini juga akan dimanfaatkan negeri Tirai Bambu itu untuk pasar ekspor mereka. Hal ini imbas dari penerapan tarif resiprokal AS ke berbagai negara.
“Karena dia (Cina) bilang kita mempunyai akses pasar ke Uni Eropa yang bagus sehingga potensi mereka untuk ekspor,” ujarnya.
Hanya saja, untuk menjaga produk dalam negeri agar tetap punya tempat di pasar global, Budi bilang pihaknya juga terus mencari pasar baru untuk produk ekspor dalam negeri.
Sama seperti negara lain, Indonesia terus menjajaki potensi-potensi pasar alternatif ke beberapa negara, selain terus bernegosiasi agar tarif resiprokal 19 persen dapat ditekan lebih rendah. Indonesia masih punya sisa waktu sebelum tarif tersebut diterapkan pada 1 Agustus mendatang.
“Kalau kita menghadapi tarif itu pertama kan negosiasi kemudian yang kedua mencari pasar baru. Pasar baru misalnya dengan kesepakatan dagang di beberapa negara termasuk kawasan, termasuk IEU-Cepa,” ucapnya.
Di sisi lain, ia menyebut bahwa pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri agar tidak kalah dengan produk asing yang bakal semakin ramai ke depan.
“Yang kita lakukan pertama tadi meningkatkan daya saing. Daya saing produk dalam negeri. Kedua menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat seperti ini karena kalau ini bergerak masyarakat sebenarnya sudah mencari produk dalam negeri, menggunakan produk dalam negeri, otomatis ya tidak menggunakan produk asing,” tuturnya.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































