tirto.id - Sebuah notifikasi pesan WhatsApp (WA) masuk dari layar handphone milik Khotib. Pesan itu datang dari grup WA Rukun Tetangga (RT) tempat ia tinggal. Informasinya berupa ajakan warga untuk berkurban tanpa harus memberatkan.
Inisiatif datang dari RT setempat. Tujuannya adalah membantu sekaligus memfasilitasi warganya yang hendak berkurban, tapi tidak memiliki uang. Maka, solusi yang ditawarkan adalah membuka tabungan kurban. Besarannya tidak ditentukan dan tergantung kesanggupan dari warga.
“Ini sebetulnya sudah jalan dari Lebaran Iduladha tahun lalu. Jadi (RT) buka kesempatan bagi seluruh warga ingin berkurban, tapi tidak punya uang, makanya ada inisiatif tersebut," ujar Khotib sembari memperlihatkan pesan di Grup WA tersebut, kepada porter Tirto pada 21 Juni 2023.
Ia menceritakan jauh dari sebelum Iduladha, staf RT berkeliling mengetuk pintu satu ke pintu lainnya. Total ada sekitaran 100-an Kartu Keluarga (KK) di tempatnya. Mereka mendata satu per satu warga siapa saja yang ingin berkurban. Sifatnya tidak memaksa. Semua dilakukan secara sukarela.
Khotib menyebut mayoritas penduduk di tempatnya adalah muslim. Sementara tidak semua memiliki penghasilan pasti layaknya pekerja di Perusahaan Terbuka (PT) atau kantoran. Sebagian bekerja serabutan dan pedagang. Juga terdapat janda-janda yang sudah ditinggal oleh suaminya.
“Tapi dengan kondisi masing-masing warga banyak juga yang akhirnya bisa kurban. Entah itu domba atau sapi," ujarnya.
Pria berusia 38 tahun itu dan beberapa dari warga lainnya mengaku terbantu dengan adanya program inisiatif RT setempat. Karena dengan penghasilan dan kebutuhan yang serba cukup, alokasi dana untuk kurban kadang luput. Tapi, dengan adanya tabungan kurban itu, maka niatnya berkurban tahun ini bisa terlaksana.
“Kalau mikirnya mapan dulu baru berkurban mau sampai kapan? Yang ada enggak terlaksana kalau misal enggak nabung," kata Khotib yang merupakan warga Desa Lambangjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat.
Sementara itu, Siti warga lainnya mengaku dimudahkan dengan adanya tabungan khusus hewan kurban. Sebagai warga pendatang baru, ia memulai rutin ikut tabungan ini di awal Januari 2023. Siti memilih nabung secara bulanan ke RT dengan nominal yang sama besarannya.
“Jadi kasih kesempatan semua orang atau kalangan untuk bisa kurban. Karena tidak semua orang punya uang. Kalau cara nabung begini, kan, mereka bisa ikut merasakan kurban,” kata Siti kepada reporter Tirto.
Lain cerita. Pasangan suami istri asal Bangetayu Kulon, Semarang punya cara lain untuk bisa membeli hewan kurban. Selama setahun, mereka telah menyisihkan pecahan uang logam Rp1.000 untuk bisa beli hewan kurban.
Suroso dan istri menabung dengan cara memasukkan koin-koin tersebut ke dalam dua ember kecil. Melalui kerja keras dan konsistensi dalam menabung, ia akhirnya dapat membeli dua ekor kambing untuk kurban.
Pendapatan dari hasil berjualan, sedikit demi sedikit, Suroso masukkan ke dalam ember sampai dua ember tersebut penuh. Total, ia berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp5 juta.
“Selama satu tahun dari hasil jualan, tiap dapat receh saya masukan ke mug roti, terkumpul Rp5 juta. Beli kambing buat kurban, yang satu harganya Rp2,5 juta. Beli dua,” ujar Suroso.
Sementara penjual hewan kurban, Hidayat menghargai upaya Suroso dan menerima koin-koin itu dengan senang hati. Ia yakin cara yang dilakukan Suroso bisa memotiviasi banyak orang dan menjadi inspirasi bagi warga lain.
"Saya percaya, jika ada niat baik, hasilnya pasti baik," ungkapnya.
Paket Hemat Hewan Kurban
Sejalan dengan upaya masyarakat yang ingin berkurban, beberapa badan amil lembaga hingga pedagang hewan kurban, tahun ini banyak menawarkan harga paket hemat bagi masyarakat. Contohnya saja, Kandang Juragan.
Harga price liat ditawarkan Kandang Juragan untuk satu ekor kambing paling murah berada di kisaran Rp2,8 juta dengan bobot 25 kilogram (kg). Sementara harga teratasnya ditawarkan mencapai Rp4,3 juta dengan bobot 40 kg.
“Ada kambing dan domba, harganya sangat terjangkau untuk dompet sobat juragan," ujar General Manager Kandang Juragan, Azmi Najib Mahfudz kepada reporter Tirto.
Selain itu, Juragan Kurban juga kembali membuka program dengan harga yang sangat variatif mulai dari Rp17 juta untuk pembelian sapi kurban. Adapun beberapa jenis sapi, di antaranya sapi Bali, sapi limousin, sapi simmental, sapi po, dan sapi pegon.
“Khusus sapi Bali kami ambil langsung dari Bali, selebihnya adalah sapi rawatan kami sendiri," kata dia bercerita.
Untuk Iduladha tahun ini, Kandang Juragan meberikan penawarn khusus untuk warga Jabodetabek yang melakukan pembelian sapi dengan gratis ongkos kirim. Adapun pengiriman tersebut menjangkau untuk seluruh Jabodetabek, Bandung, Banten, dan sekitarnya.
Dia menambahkan, ada beberapa keunggulan hewan kurban di tempatnya selain harganya murah. Pertama seluruh hewan di Kandang Juragan diberikan pakan yang berkualitas. “Karena rumput yang kami berikan pun rumput khusus dengan kadar protein dan serat yang tinggi,” ujarnya.
Selain itu, untuk mengomptimalkan penggemukan ternak, pihaknya juga memberikan pakan konsentrat. Setiap minggunya hewan di Kandang Juragan dikontrol kesehatannya oleh Dokter Hewan IPB. Tak sampai di situ, seluruh pembelian sapi di Kandang Juragan diberikan garansi penggantian hewan jika mengalami sakit atau mati.
“Sebelum hewan dikirim kami pastikan juga sudah memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dinas Peternakan," tandasnya.
Sementara itu, Dompet Dhuafa menawarkan program tebar hewan kurban dengan harga paket murah. Untuk kambing atau domba dengan berat bobot 23 sampai 25 kg hanya ditawarkan Rp1.955.000 per ekor. Sementara untuk harga sapi termurah berada di Rp13.800.000 per ekor dengan estimasi bobot 250-300 kg.
Kemudian untuk kambing atau domba premium ditawarkan Dompet Dhuafa hanya Rp2.855.000 per ekor dengan bobot 29 - 33 kg. Sedangkan kambing/domba medium sekitar Rp2.455.000 per ekor dengan bobot 26 - 28 kg.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz