tirto.id - Pedagang hewan kurban di kawasan Batusari, Jakarta Barat kebanjiran orderan sebulan jelang Iduladha, yang diperingati pada Kamis (29/6/2023) mendatang.
Pengelola hewan kurban Saiful (49) mengatakan, per hari ini dia sudah menerima orderan sebanyak 20 sapi. Nantinya orderan tersebut masih terus bertambah hingga menjelang H-2 Iduladha.
"Sapi sebetulnya baru turun tiga hari yang lalu, tetapi untuk hari ini yang pesan sudah 10 sampai 20 sapi. Dan kemungkinan akan terus nambah, soalnya sudah banyak yang nelfon ke saya untuk survei sapi dan minta disiapkan sapi pilihan mereka," kata Saiful ketika berbincang dengan Tirto, Jakarta, Selasa (30/5/2023).
Saiful mengatakan, sebagian besar sapi berasal dari Kota Bhima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Jumlahnya sebanyak 125 ekor.
"Kalau nambah kita masih ada 5 lagi dari Tangerang nanti tinggal di antar ke sini, dan juga tidak hanya sapi saja sebetulnya yang disini, tetapi kerbau kita juga ada," katanya.
Untuk harga sapi, Saiful menuturkan kisaran harga sapi mulai dari Rp15 juta hingga Rp40 juta. Harga tersebut ditentukan berasal dari ukuran sapi baik dari yang terkecil maupun yang terbesar.
"Kisaran harganya ini Rp15 juta sampai Rp40 juta, harganya juga tergantung dari besar kecilnya sapi. Saya sebetulnya ada yang paling besar, beratnya bisa diatas 200 kilogram, tapi itu biasanya lebih cepat laku dibanding harga yang tadi saya sebutkan," jelasnya.
Lalu ketika ditanya soal kenaikan harga sapi kurban dari tahun sebelumnya, Saiful menjawab memang ada kenaikan hingga Rp1 juta per ekor.
"Kalau naik iya, tapi naiknya hanya satu juta saja. Jadi kayak Rp15 juta jadi Rp16 juta, begitu seterusnya sampai di harga yang Rp40 juta," jelasnya.
Saiful optimistis penjualan hewan kurban tahun ini akan memberikan keuntungan lebih. Sebab, menurutnya, pandemi sudah berlalu jadi konsumen akan bebas datang ke tempatnya untuk memilih sapi dan tahun politik.
"Saya optimis penjualan tahun ini akan bisa melebihi tahun-tahun sebelumnya. Apalagi pandemi sudah mereda terus ditambah tahun ini adalah tahun politik. Mudah-mudahan laku semua ini sapinya," katanya.
Berbeda dari Saiful, penjual hewan kurban di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan Marlani (40) menuturkan saat ini sapi yang ia jual baru hanya 3 ekor saja. Namun, ia mengaku masih banyak menerima telepon dari para konsumen untuk menanyakan harga sapi dan kondisi sapi.
"Untuk per hari ini sapi yang terjual baru 3 ekor saja, tetapi walaupun 3 ekor masih banyak sebetulnya yang nelfon ke saya entah dia mau negosiasi harga, atau juga mengecek kondisi sapi," kata Marlani.
Berbeda dari pedagang hewan kurban lainnya, sebagian besar sapi yang Marlani datangkan kebanyakan berasal dari Bali dan NTT. Total sapi kurban yang disiapkan pada tahap pertama ini ada sebanyak 25 ekor.
"Untuk hari pertama saya sudah siapkan ada 25 ekor sapi, dan nanti kemungkinan akan kita tambah. Soalnya target kami itu menyiapkan sebanyak 100 ekor," ucapnya.
Untuk sapi dari Bali, mempunyai kisaran harga yang berbeda dengan sapi asal NTB. Harga sapi dari Bali, termurah hingga yang paling mahal ada di kisaran Rp19 juta hingga Rp28 juta.
Sapi tersebut murah dikarenakan, mempunyai perawatan yang mudah serta ukurannya yang tidak sebesar sapi NTB.
Bebas Penyakit Mulut dan Kuku
Mengenai Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Marlani menjamin sapi kurban yang ia jual bebas dari PMK. Sebab, dari supplier nya sudah terlebih dahulu di vaksin serta diberikan barcode mengenai informasi sapi dan kondisi kesehatannya.
"Untuk dari supplier kita langsung di vaksin, ada kodenya di sapi-sapi nya dan juga ada barcodenya. Jadi keliatan semua datanya dari Kementan," jelasnya.
Mengenai kenaikan harga, sapi asal Bali ini menurut Marlani mengalami kenaikan signifikan dari tahun lalu.
Tahun lalu, Marlani menjual sapi kurban asal Bali ini dengan harga termurah di Rp15 juta hingga Rp28 juta. Jadi, untuk yang termurah harga sapinya sudah naik Rp4 juta menjadi Rp19 juta untuk sekarang.
"Dari tahun lalu naiknya signifikan, yang termurah sekarang kan harganya Rp19 juta ya, kalau dulu saya jual paling murah Rp15 juta. Jadi naik 4 juta yang termurahnya, untuk yang Rp28 juta itu masih sama dengan tahun lalu," ungkapnya.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang