Menuju konten utama

5 Cara Menghitung Keuntungan Saham dan Contoh Simulasinya

Salah satu pengetahuan dasar tentang saham adalah menghitung keuntungannya. Berikut 5 cara menghitung keuntungan saham dan contoh simulasinya!

5 Cara Menghitung Keuntungan Saham dan Contoh Simulasinya
Seorang pekerja melihat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (28/6/2024). ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/tom.

tirto.id - Investasi saham kini makin diminati. Selain potensi keuntungannya cukup besar, investasi saham bisa memberi imbal hasil rutin dalam jangka panjang. Namun, sebelum menekuni investasi ini, beberapa pengetahuan dasar penting dipahami, termasuk cara menghitung keuntungan saham.

Secara sederhana, investasi saham adalah menyertakan modal ke perusahaan milik orang lain. Hanya saja, proses ini dilakukan melalui bursa efek (pasar modal). Saat ini, investasi saham mudah dilakukan karena investor bisa memakai berbagai aplikasi yang disediakan perusahaan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan.

Meskipun begitu, investor pemula tetap perlu belajar pengetahuan dasar tentang saham. Ini agar keputusan investasi bisa tepat dan tidak malah mengakibatkan kerugian. Salah satunya, mempelajari cara menghitung keuntungan saham per bulan atau per tahun.

Nah, sebelum memahami cara menghitung keuntungan saham, kenali dulu sumber cuan investasi ini dan jenisnya.

Jenis-Jenis Keuntungan Investasi Saham

Investasi saham bisa menguntungkan jika perusahaan yang sahamnya dibeli oleh investor berkembang positif, tidak merugi atau malah bangkrut. Jika perusahaan terus membesar, harga sahamnya otomatis naik dan nilai pembagian keuntungannya bakal makin tinggi.

Pada dasarnya, perkembangan positif bisnis perusahaan adalah indikator utama penanda keuntungan investasi saham. Maka itu, membeli saham perusahaan yang nyaris bangkrut, atau tidak jelas perkembangannya, tentu bukan keputusan investasi yang tepat.

Jika masih pemula sehingga belum memahami penjelasan di atas, Anda perlu tahu bahwa saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Saham dibeli dengan penyerahan uang investor menjadi bagian dari modal perusahaan.

Perusahaan yang telah "go publik" dapat menawarkan sahamnya untuk dibeli masyarakat melalui bursa efek. Di Indonesia, namanya BEI atau Bursa Efek Indonesia.

Istilah umum untuk perusahaan "go publik" adalah "sudah melantai di bursa." Perusahaan seperti ini disebut sebagai Perusahaan Tercatat atau Emiten.

Seluruh perusahaan emiten wajib merilis laporan keuangan secara transparan agar dapat diketahui oleh masyarakat. Artinya, kondisi bisnis dari perusahaan yang menjual saham di BEI sebenarnya bisa diperiksa oleh para calon investor.

Mengutip penjelasan dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saham dibeli dalam satuan yang disebut lot. Satu lot saham setara 100 lembar saham. Harga saham bisa naik dan turun setiap hari. Di sebagian kasus, harga saham perusahaan akan terus naik dalam jangka panjang alias tahunan.

Pembeli saham dapat menjual kepemilikannya sewaktu-waktu, seperti ketika butuh dana atau melihat ada potensi keuntungan dari penjualan tersebut. Apabila tidak menjualnya, pemilik saham bisa berharap cuan dari pembagian keuntungan perusahaan.

Jadi, ada 2 sumber keuntungan investasi saham. Anda beli saham di harga tertentu dan kemudian menjualnya saat harga naik, atau menunggu pembagian keuntungan.

Dua jenis keuntungan saham tadi disebut capital gain dan dividen. Agar lebih memahami keduanya, simak penjelasan 2 jenis keuntungan investasi saham tersebut di bawah ini:

1. Capital Gain

Capital gain adalah jenis keuntungan saham yang didapat dari selisih harga beli dengan harga jual saham. Keuntungan ini bisa didapat ketika terjadi fluktuasi harga saham.

Misalnya seorang investor membeli saham perusahaan B saat harganya masih Rp500 per lembar. Tiga bulan lewat, harga saham perusahaan B naik menjadi Rp1000 per lembar. Di sini, ada potensi keuntungan 100% jika investor menjual kepemilikan sahamnya.

Namun, yang harus diperhatikan, selain ada potensi keuntungan tinggi, investasi saham juga memiliki risiko capital loss, atau penyusutan modal, alias boncos (rugi).

Capital loss terjadi jika investor menjual saham saat harga turun. Misal, investor membeli saham perusahaan B saat harganya Rp2000 per lembar. Lantas, 6 bulan berselang, harga saham perusahaan B turun jadi Rp1000 per lembar.

Karena panik atau butuh uang mendesak, investor kemudian menjual sahamnya. Dalam kasus seperti ini, investor rugi atau mengalami capital loss 50%.

2. Dividen

Dividen adalah keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham secara reguler, biasanya tahunan. Besaran pembagian keuntungan bergantung ke jumlah saham yang dimiliki oleh setiap investor (pemegang saham).

Investor bisa mendapatkan keuntungan dari dividen jika tidak menjual sahamnya dalam waktu panjang. Minimal selama setahun, atau sampai cum date.

Cum date adalah singkatan dari cumulative date, yakni tanggal terakhir atau tenggat bagi investor untuk membeli saham sebuah perusahaan agar dapat menerima bagian dividen.

Contoh, seorang investor membeli saham perusahaan B pada 2024 dan tidak menjualnya, setidaknya sampai pembagian dividen pada 2025. Investor akan mendapatkan pembagian keuntungan perusahaan setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) digelar.

Dividen bisa menjadi keuntungan saham per tahun. Namun, periode pembagian dividen di setiap perusahaan bisa berbeda-beda. Pembagian dividen dapat dilakukan setiap 1 tahun sekali, 1 tahun 2 kali, atau dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan dalam RUPS.

Bagaimana Cara Menghitung Keuntungan Saham?

Setidaknya ada 5 cara menghitung persentase kepemilikan saham perusahaan yang Anda sebagai investor miliki. Berikut penjelasan cara menghitung keuntungan saham:

1. Pakai metode Return of Investment (ROI)

Return of Investment atau ROI merupakan perhitungan keuntungan saham yang paling banyak digunakan oleh para investor. Dengan ROI, investor akan menggunakan patokan periode tahunan saat akan menghitung keuntungan saham.

Return on Investment atau ROI adalah cara menghitung keuntungan saham, atau investasi lainnya, yang didasarkan pada jumlah modal. ROI berfungsi mengukur efektivitas investasi. Dalam konteks saham, ROI bisa digunakan untuk cara menghitung persentase keuntungan saham, termasuk jika ada capital gain. Beberapa rumus ROI sebagai berikut:

a. Rumus ROI

ROI (%) = (nilai investasi saat ini - biaya investasi awal) / biaya investasi awal x 100

Sementara itu, Rumus ROI untuk menghitung keuntungan jual saham adalah:

ROI (%) = (Keuntungan bersih : Modal Investasi) x 100

Dalam rumus di atas, keuntungan bersih ialah hasil penjualan saham dikurangi harga beli, dan biasanya ada biaya jasa broker. Maka, cara menghitungnya bisa dengan skema:

Keuntungan Bersih = [(Harga jual saham - Harga beli saham) x Jumlah saham] - biaya transaksi atau jasa broker.

Sementara itu, modal investasi adalah jumlah uang untuk membeli saham beserta biaya transaksinya.

Sebagai catatan, hasil ROI positif berarti investasi mendatangkan keuntungan. Namun, jika negatif, berarti ada kerugian dalam investasi.

b. Rumus Annualized ROI

Rumus ROI yang pertama di atas belum memperhitungkan periode waktu. Maka dari itu ia tidak bisa digunakan untuk menghitung keuntungan saham per bulan atau per tahun.

Cara menghitung keuntungan saham pada periode waktu tertentu bisa memakai rumus Annualized ROI. Penghitungan di Annualized ROI bisa menunjukkan rerata keuntungan saham per tahun.

Berikut ini rumus Annualized ROI:

Annualized ROI (%) = [(1 + ROI)¹/ⁿ - 1)] x 100

Dalam rumus di atas, ROI adalah total ROI selama periode investasi (dalam bentuk desimal). Sementara itu, huruf n merupakan simbol untuk durasi investasi (per tahun). Jika durasi investasi belum genap setahun bisa ditulis angka desimalnya. Misalnya 6 bulan = 0,5 tahun.

2. Pakai metode Compound Return

Cara menghitung keuntungan saham lainnya adalah dengan compound return. Compound Return merupakan perhitungan di mana keuntungan dari investasi saham tersebut tidak ditarik oleh investor, namun diinvestasikan kembali dengan modal awal.

Dengan menggunakan perhitungan keuntungan saham semacam ini, maka investor akan menerima nominal return yang jauh lebih besar di tahun berikutnya.

Rumus dari Compound Return ini adalah: P (1+r/n)nt

Keterangan:

  • P : nilai investasi awal
  • r : tingkat pengembalian
  • n : frekuensi penghitungan
  • t : lama waktu investasi

3. Pakai metode Arithmetic Mean Return

Cara menghitung saham untung atau tidak selanjutnya dengan metode Arithmetic Mean Return (AMR).

Metode ini merupakan cara penghitungan keuntungan saham dengan menunjukkan besar return (imbal hasil) rata-rata biasa. Ini untuk menghitung rata-rata return dari investasi selama periode tertentu.

Cara menghitung AMR bisa memakai rumus berikut:

(return 1 + return 2 + ... + return n) / total periode investasi x 100%

Cara menghitung keuntungan saham dengan metode AMR ini cukup sederhana. Namun, karena kesederhanaannya ini model AMR justru dianggap memiliki kelemahan. Metode ini dianggap kurang akurat.

4. Menggunakan Geometric Mean Return

Metode Geometric Mean Return (GMR) dianggap dapat memberikan perhitungan yang jauh lebih akurat, ketimbang AMR. Ini khususnya bila ingin menunjukkan nilai rata-rata tahunan.

Rumus Geometric Mean Return (GMR) adalah:

{n√(1+return thn 1)x(1+return thn 2)x ….. (1+return thn n)} – 1

5. Menggunakan Annual Return

Terakhir adalah cara menghitung keuntungan saham dengan model perhitungan rata-rata return dalam satu tahun atau Annual Return.

Jika menggunakan metode Annual Return, Anda baru bisa menghitung keuntungan saham setelah periode satu tahun.

Rumus dari Annual Return ini adalah:

Annual Return = (Nilai Akhir Investasi – Nilai Awal Investasi) / Nilai Awal Investasi x 100

Contoh Cara Menghitung Keuntungan Saham

Bagaimana simulasi cara menghitung keuntungan saham dengan menggunakan berbagai rumus yang sudah dijabarkan di atas? Berikut ini contoh simulasi cara menghitung saham untung atau tidak dengan berbagai metode:

1. Contoh cara menghitung capital gain

Anda beli saham perusahaan A satu bulan yang lalu 500 lembar. Harga per lembar saham tersebut adalah Rp2.000. Total pembelian Anda adalah Rp1.000.000.

Kemudian, hari ini, harga saham perusahaan A naik menjadi Rp2.500 per lembar. Anda memutuskan untuk menjual saham yang sudah dibeli tadi.

Cara menghitung saham cuan dari capital gain hasil penjualan di atas adalah:

(Rp2.500 x 500) - Rp1.000.000 = Rp250.000.

2. Contoh cara menghitung dividen

Perusahaan A meraih keuntungan Rp2 triliun rupiah pada akhir 2024. Lalu, perusahaan A mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Hasil rapat tersebut menyebutkan, total dividen yang dibagikan ke seluruh pemegang saham sebesar Rp800 miliar.

Bila saham perusahaan A yang beredar adalah 200 juta lembar, setiap satu lembar saham akan mendapatkan dividen sebanyak:

Rp800 miliar : 200 juta lembar saham = Rp4.000.

Jika Anda membeli 1000 lembar saham, total dividen yang diperoleh adalah:

Rp4000 x 1000 lembar saham = Rp4.000.000.

3. Contoh cara menghitung keuntungan saham dengan ROI

Anda membeli saham perusahaan A dengan modal sebesar Rp 50.000.000. Nilai saham Anda sekarang di perusahaan itu adalah Rp 55.000.000.

Jadi, rasio keuntungan investasi saham adalah (55.000.000 - 50.000.000) / 50.000.000 x 100% = 10%. Artinya, ROI atau rasio keuntungan investasi saham Anda adalah 10%.

4. Contoh cara menghitung keuntungan saham dengan AMR

Anda berinvestasi dengan membeli saham perusahaan A sejak tahun 2020 hingga 2024, dengan ROI per tahunnya adalah 10%, 15%, 5%, 10%, dan 5%.

Jadi perhitungan keuntungan saham dengan metode AMR adalah: (0,10 + 0,15 + 0,05 + 0,10 + 0,05) / 5 tahun x100% = 9%.

5. Contoh cara menghitung saham dengan Annual Return

Anda melakukan penanaman modal atau berinvestasi saham pada perusahaan A dengan total modal Rp20.000.000. Satu tahun berikutnya, Anda menjual saham tersebut dengan total harga Rp19.000.000. Anda juga mendapat dividen Rp2.000.000 selama satu tahun.

Contoh penghitungan keuntungan saham dengan annual return adalah berikut ini:

Jumlahkan total harga saham saat ini dan dividen untuk cari nilai akhir investasi. Adapun hitungannya: Rp19.000.000 + Rp2.000.000 = Rp21.000.000.

Kemudian, annual return-nya adalah: (21.000.000 - 20.000.000) / 20.000.000 x 100%= 5%. Jadi keuntungan saham Anda dengan metode annual return adalah 5% per tahun.

6. Contoh cara menghitung keuntungan saham dengan Compound Return

Anda menyetor modal awal Rp50.000.000. Kemudian, Anda mendapatkan keuntungan di tahun pertama sebesar 20%, yaitu Rp10 juta.

Dengan metode compound return, ini berarti Anda akan menginvestasikan kembali modal tersebut, sehingga totalnya uang Anda adalah Rp60.000.000.

Maka itu, pendapatan saham di tahun kedua dengan persentase sama akan menjadi Rp12 juta. Total hasil investasi adalah: Rp60 juta + Rp10 + Rp12juta = Rp82 juta.

Sebagai catatan akhir, dengan mengetahui berbagai metode di atas, Anda juga akan bisa mengetahui cara menghitung harga saham per lembar atau harga wajar saham.

Mengetahui harga wajar saham penting. Ini akan membuat investor memiliki acuan untuk menilai apakah saham tersebut overvalued (dihargai terlalu tinggi), undervalued (dihargai terlalu rendah), atau sesuai dengan nilai pasar yang wajar.

Baca juga artikel terkait SAHAM atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Edusains
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Addi M Idhom