tirto.id - Indonesia membutuhkan investasi sebesar Rp7.500 triliun atau sekitar 5,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan pertumbuhan konsumsi rumah tangga hingga 5,5 persen (yoy) dari PDB untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi di 2026.
Menurut Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, kombinasi antara konsumsi rumah tangga dan realisasi investasi ini dapat berkontribusi hingga 85 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, pada saat yang sama, daya beli masyarakat juga harus dijaga agar tetap tinggi, diiringi dengan tingkat inflasi rendah, serta kesempatan kerja tinggi.
“Dan dengan berbagai intervensi pemerintah baik di bidang pangan dan energi untuk bisa menjaga daya beli. Program untuk mendorong konsumsi masyarakat terus ditingkatkan,” ungkap Sri Mulyani, dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2024-2025, di Gedung Parlemen, Jakarta Pusat, Selasa (1/7/2025).
Berbagai program pemerintah yang saat ini berlangsung, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) harus terus ditingkatkan untuk dapat menciptakan dampak pengganda (multiplier effect) yang tinggi. Dus, penciptaan rantai pasok dapat tersebar hingga ke penjuru negeri dan program andalan Kabinet Merah Putih ini mampu efektif menyerap 1,7 juta tenaga kerja.
“Program strategis lain seperti pembangunan Koperasi Desa Merah Putih dengan target 80 ribu koperasi, penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) bagi 2,3 juta debitur, serta program perlindungan sosial seperti PKH, kartu sembako, bantuan subsidi upah, dan program lainnya akan dilaksanakan untuk menjaga daya beli masyarakat, terutama kelompok rentan,” tambah perempuan yang karib disapa Ani itu.
Di sisi lain, untuk mendorong realisasi investasi di tahun depan, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dinilai bisa menjadi jawaban. Sebab, selain sebagai sovereign wealth fund, Danantara juga sekaligus dapat menarik investasi, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Investasi danantara yang difokuskan pada sektor strategis dan bernilai tambah tinggi diharapkan mampu berkontribusi signifikan terhadap target investasi pemerintah. Target pertumbuhan yang tinggi, di mana lingkungan global masih penuh dengan ketidakpastian, tentu membutuhkan upaya lebih keras bagi pemerintah untuk mendorong sektor swasta sebagai motor pertumbuhan ekonomi,” tukas Ani.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































