Menuju konten utama

Butuh Demand 3 GW per Tahun untuk Tumbuhkan Industri Panel Surya

Saat ini Indonesia hanya memiliki empat industri panel surya besar dan 21 industri kecil. Tetapi, kapasitasnya belum optimal.

Butuh Demand 3 GW per Tahun untuk Tumbuhkan Industri Panel Surya
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi usai menghadiri acara Indonesia Solar Summit 2025, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (11/9/2025). tirto.id/Natania Longdong

tirto.id - Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengatakan bahwa industri panel surya di RI membutuhkan permintaan minimal 3 Gigawatt (GW) dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tiap tahun. Angka ini ditetapkan sebagai skala ekonomi yang wajib dipenuhi untuk menjaga keberlangsungan industri.

"Satu hal yang ingin kita dorong PLTS di tanah air, karena potensinya kan besar banget, sampai 3 Terawatt ya. Nah, ini didorong untuk menumbuhkan industri. Jadi industri PLTS di tanah air juga perlu kita tumbuhkan," kata Eniya usai menghadiri acara Indonesia Solar Summit 2025, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (11/9/2025).

Eniya menyebut bahwa Indonesia hanya memiliki empat industri panel surya besar dan 21 industri kecil. Tetapi, kapasitasnya belum optimal karena rendahnya permintaan dalam negeri.

"Pak Presiden, dan juga Pak Menteri (ESDM) sudah meminta untuk kita menambah demandnya, meng-create demand dari kegiatan yang produktif. Karena dalam hitungan industri ya, economic scale dari industri solar yang ada di Indonesia, dia itu harus mendapatkan demand 3 giga per tahun. Itu minimal," paparnya.

Pemerintah pun telah menghitung tambahan permintaan PLTS yang dapat diciptakan berbagai program, seperti dedieselisasi, pembangunan PLTS apung di waduk dan danau, PLTS atap untuk rumah, gedung, dan kawasan industri.

Menurut data dari Direktur Jenderal EBTKE KESDM menyebutkan bahwa potensi total EBT Indonesia mencapai 4 Terawatt (TW), di mana potensi energi surya menyumbang porsi paling besar, yaitu 3.294 GW.

Dengan mendorong permintaan hingga minimal 3 GW per tahun, pemerintah berharap industri panel surya dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan domestik.

Sebagai informasi, PLTS telah masuk dalam berbagai perencanaan energi nasional, baik dalam peta jalan NZE 2060 maupun dalam dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang disusun oleh PLN. Namun, realisasi dan implementasinya belum sejalan dengan ambisi yang tertulis.

Target bauran energi terbarukan sebesar 23 persen pada 2025 pun tampaknya sulit tercapai tanpa lompatan signifikan dalam adopsi PLTS di berbagai lini, mulai dari rumah tangga, kawasan industri, hingga pembangkit skala besar.

Pemerintah akhirnya menyiapkan strategi untuk mempercepat pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi bersih di Indonesia, yakni melalui PLTS Atap dan PLTS Terapung. Hingga Juni 2025, kapasitas terpasang PLTS Atap tercatat sekitar 495 MW dari 10.700 pelanggan PLN.

Baca juga artikel terkait PLTS atau tulisan lainnya dari Natania Longdong

tirto.id - Insider
Reporter: Natania Longdong
Penulis: Natania Longdong
Editor: Dwi Aditya Putra