Menuju konten utama

Bulog Akan Proses Ulang 1.200 Ton Beras CBP Tak Layak Konsumsi

Beras tak layak konsumsi tersebut merupakan stok lama yang telah disimpan lebih dari 12 bulan.

Bulog Akan Proses Ulang 1.200 Ton Beras CBP Tak Layak Konsumsi
Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Tambak Aji, Semarang, Jawa Tengah, Senin (23/6/2025). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.

tirto.id - Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Rhamdani, membenarkan temuan Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto mengenai cadangan beras pemerintah (CBP) yang tidak layak konsumsi di Gudang Bulog Ternate, Maluku Utara.

“Kita sudah laksanakan pengecekan di lapangan. Ya, namanya kita kan memelihara itu kan semuanya pasti ada plus minusnya, ya," ujarnya di Kemenko Pangan, Jakarta, Senin (29/9/2025).

Bulog berencana memproses ulang beras tersebut agar layak dikonsumsi masyarakat.

Ahmad Rizal pun mengakui adanya masalah pada sebagian kecil stok.

"(Temuan itu) Ada, betul. Sekarang sedang diproses ulang. Kita ada proses ulang, pengolahan ulang, supaya layak dikonsumsi," tambahnya.

Sementara itu, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Mokhamad Suyamto, dalam keterangan terpisah menjelaskan bahwa beras yang bermasalah tersebut merupakan stok lama yang telah disimpan lebih dari 12 bulan. Ia menyoroti kendala logistik yang dihadapi.

"Dalam kondisi geografis seperti di Ternate, distribusi pangan sangat bergantung pada faktor cuaca, akses logistik, dan fluktuatifnya permintaan masyarakat, terkadang distribusi tidak bisa dilakukan secepat yang direncanakan," ucap Suyamto dalam keterangannya.

Suyamto menegaskan bahwa Bulog memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) ketat untuk pemeliharaan beras dan beras yang tidak memenuhi standar kualitas tidak akan disalurkan kepada masyarakat.

"Bulog berkomitmen untuk terus memperbaiki tata kelola logistik pangan serta meningkatkan pelayanan dan memastikan masyarakat menerima beras dengan kualitas yang layak," tuturnya.

Sebelumnya, Titiek Soeharto melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Selasa (23/9/2025) dan menemukan sekitar 1.200 ton beras lokal yang telah disimpan sejak Mei 2024 dalam kondisi memprihatinkan.

"Ini warnanya sudah... apa ini.. abu-abu. Saya enggak tahu ini mesti mau disimpan sampai kapan di sini. Kenapa enggak disalur-salurkan?" ujar Titiek dikutip dari akun Instagram resmi DPR RI.

Ia menegaskan beras dengan kualitas buruk tidak layak dipasarkan melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau bahkan untuk bantuan pangan.

Baca juga artikel terkait BULOG atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana