tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar operasi modifikasi cuaca selama lima hari ke depan dimulai Sabtu (20/3/2024) untuk mengurangi intensitas hujan sebagai pemicu banjir yang melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa wilayah sasaran operasi modifikasi cuaca atau TMC itu meliputi kawasan Pantura Bagian Tengah termasuk Kabupaten Grobogan dan sekitarnya.
"Operasi modifikasi cuaca yang sudah di mulai hari ini dilakukan dengan cara penyemaian garam (Natrium Clorida/NaCl) menggunakan pesawat ke gumpalan awan di langit wilayah sasaran," kata dia.
Ia menjelaskan, pada operasi hari pertama ini telah dilakukan sebanyak tiga kali sortie menghabiskan tiga ton NaCl menggunakan penerbangan pesawat jenis Cesna Grand Carravan berlogo BNPB dengan nomor lambung PK-SNG dari Lanud Ahmad Yani, Semarang.
Adapun sortie pertama dan kedua, pesawat yang dipiloti oleh Kapten Eggy itu mengudara dan menyemaikan bahan NaCl di atas langit perairan utara Jawa Tengah pada ketinggian jelajah 8.000 - 12.000 kaki.
Kemudian sortie ketiga, pesawat melakukan penyemaian di atas langit Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Pekalongan pada ketinggian jelajah 8.000-12.000 kaki.
Hal demikian dilakukan dengan harapan bisa mengurangi intensitas hujan dan mempercepat penanganan banjir yang telah melanda kawasan pantura bagian selaran termasuk Grobogan, sejak Rabu (13/3).
Menurut Abdul, operasi modifikasi cuaca tersebut diselenggarakan berkat dukungan kerjasama antara BNPB dengan BMKG, BRIN, TNI, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan unsur terkait lainnya.
Semua upaya ini dilakukan tidak lepas dari laporan hasil analisa Stasiun Meteorologi Kelas II BMKG Ahmad Yani Semarang yang menyebutkan kondisi cuaca seperti hujan dengan intensitas sedang - lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Grobogan dan sekitarnya. Bahkan, memperingatkan cuaca ekstrem juga masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Tengah hingga Senin (18/3).
Terlepas dari situ, ia berharap, masyarakat dapat bersinergi dengan pemerintah daerah setempat sehingga dapat mengurangi dampak risiko bencana hidro-meteorologi basah ini.
BNPB mengimbau jika terjadi hujan dengan intensitas lebat hingga lebih dari satu jam dengan jarak pandang kurang dari 100 meter, maka masyarakat yang tinggal di lereng tebing maupun bantaran tanggul atau sungai agar mengevakuasi diri sementara ke tempat yang lebih aman, dan tetap dalam pengawasan pemerintah daerah setempat.