Menuju konten utama

Bila CVR Belum Ditemukan, KNKT akan Investigasi Pakai Data FDR

Apabila CVR belum berhasil ditemukan, maka KNKT akan memaksimalkan proses investigasi dengan data FDR.

Bila CVR Belum Ditemukan, KNKT akan Investigasi Pakai Data FDR
Flight Data Recorder yang berfungsi sebagai perekam data penerbangan atau lebih sering disebut dengan Black Box. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengunduh data dari flight data recorder (FDR) kotak hitam (black box) dari pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Karawang. Hasilnya, pesawat tersebut telah melakukan penerbangan sebanyak 69 jam dengan total 19 kali penerbangan.

Saat ini, KNKT masih mencari kotak hitam kedua, yaitu cockpit voice recorder (CVR) yang merekam percakapan suara di dalam kokpit serta percakapan dengan awak kabin.

Namun, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, apabila CVR belum berhasil ditemukan, maka KNKT akan memaksimalkan proses investigasi dengan data yang berasal dari FDR.

"Jika belum ditemukan CVR, dengan data yang ada, kami akan berusaha semaksimal mungkin menemukan penyebabnya," kata Soerjanto di Jakarta, Senin (5/11/2018).

Meski proses evakuasi dihentikan oleh Basarnas, kata dia, KNKT akan tetap mencari satu kotak hitam lainnya itu. “Sebab, CVR sangat penting untuk mengetahui secara pasti penyebab kecelakaan tersebut,” jelas Soerjanto.

Soerjanto juga menegaskan bahwa pihaknya belum bisa menyampaikan semua data tersebut karena masih dalam proses investigasi.

Berdasarkan data dari FDR, KNKT memperoleh data rekaman selama 69 jam yang mencatat 19 penerbangan pesawat Lion Air dengan kode registrasi PK-LQP itu. Untuk jumlah parameternya, tercatat lebih kurang 1.800.

“Kami sedang memilah-milah lagi untuk parameternya, dari 1.800 itu mana yang kami butuhkan. Dari situ akan kami analisis apa yang terjadi dengan penerbangan itu,” kata Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo di kantornya, Jakarta, Minggu (4/11/2018).

Berdasarkan data yang diperoleh dari FDR tersebut, rekaman berakhir pada 28 Oktober 2018 pukul 23.31 UTC (Universal Time Coordinated). Dengan kata lain, kontak terakhir kali berlangsung pada 29 Oktober 2018 pukul 6.31 WIB.

Nurcahyo menyebutkan data yang diunduh pun memuat seluruh proses penerbangan pesawat PK-LQP. Mulai dari saat pesawat parkir, lepas landas, hingga saat pilot mengemudikan penerbangannya ke arah tenggara, dan kemudian pesawat jatuh di perairan Tanjung, Karawang, Jawa Barat.

Baca juga artikel terkait LION AIR JATUH atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Alexander Haryanto