tirto.id - Memasuki musim Haji 2025, biaya haji di Brunei Darussalam menjadi sorotan dan kerap dibandingkan dengan Indonesia. Brunei merupakan salah satu negara ASEAN yang mendapat kuota jemaah haji dari Arab Saudi.
Pada 2019, Kementerian Agama RI melaporkan bahwa Brunei Darussalam mendapat kuota sebanyak 1.000 jemaah. Kuota tersebut tergolong kecil jika dibandingkan kuota haji Malaysia yang mencapai 36.000 jemaah dan Indonesia yang mencapai 221.000 jemaah.
Sementara jika dibandingkan Singapura yang hanya 900 orang, kuota haji Brunei masih lebih tinggi. Dengan jumlah kuota yang tidak terlalu banyak dan jumlah populasi umat muslim yang tinggi, bagaimana masa tunggu haji di Brunei? Simak rincian mengenai biaya haji, kuota yang tersedia, dan lama masa tunggu haji di Brunei Darussalam.
Biaya Haji Brunei Darussalam 2025
Biaya haji di Brunei Darussalam terbilang lebih mahal jika dibandingkan dengan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) di Indonesia. Mengutip kemenag.go.id, pada 2015, biaya haji termurah di Brunei tercatat sebesar Rp78,21 juta. Sementara yang termahal mencapai Rp146,6 juta.
Untuk tahun 2025, biaya haji di Brunei Darussalam berkisar antara 16.000 hingga 25.000 dolar Brunei. Bila dikonversi ke dalam rupiah dengan asumsi kurs 1 dolar Brunei = Rp12.750, total biaya haji tersebut mencapai sekitar Rp203,92 juta hingga Rp318,6 juta.
Angka yang cukup tinggi jika dibandingan biaya haji Indononesia. Bipih Indonesia tahun 2025 berkisar antara Rp46,922 juta hingga Rp60,95 tergantung dari embarkasi keberangkatan masing-masing jemaah. Sementara jika dibandingkan dengan Singapura, biayanya berada di kisaran yang sama.
Dengan demikian, biaya haji Brunei Darussalam tercatat sekitar tiga hingga empat kali lipat lebih mahal dibandingkan biaya haji reguler di Indonesia.
Berapa Lama Antrean Haji di Brunei Darussalam dan Kuota?
Pada 2019, kemenag.go.id melaporkan bahwa jemaah haji asal Brunei Darussalam cukup diberangkatkan dengan empat penerbangan ke Tanah Suci, baik saat keberangkatan maupun kepulangan.
Meski kuota haji yang diberikan pemerintah Arab Saudi hanya 1000 jemaah, negara ini tercatat memiliki masa tunggu ibadah haji yang relatif singkat, yaitu sekitar tiga tahun saja. Hal ini karena populasi keseluruhan masyarakat Brunei tidak terlalu banyak.
Penjelasan tersebut sejalan dengan temuan dalam kajian legislasi asing berjudul Sistem Pengelolaan Keuangan Haji: Studi di Malaysia, Brunei Darussalam, dan India. Analisis tersebut menyebut berdasarkan data CIA 2023, sekitar 82,1% dari total populasi Brunei Darussalam beragama Islam dengan masa antrean haji berkisar tiga tahun sebelum keberangkatan.
Masuk tirto.id


































