tirto.id - Biaya penyelenggaraan ibadah haji tidak seragam di setiap negara. Malaysia, misalnya, menetapkan skema pembiayaan khusus melalui lembaga Tabung Haji yang sudah lama dikenal efisien dalam mengelola dana jemaah.
Melalui sistem subsidi, calon haji Malaysia hanya membayar sebagian kecil dari total ongkos sebenarnya. Ini menjadikan negara jiran itu sering dijadikan perbandingan dalam diskusi soal mahalnya biaya haji di Indonesia.
Isu tersebut kembali mencuat usai pernyataan Presiden Prabowo Subianto. Ia menyampaikan tekad agar biaya haji Indonesia dapat ditekan hingga lebih murah dibandingkan Malaysia.
Pernyataan itu dilontarkan sebagai bagian dari evaluasi terhadap sistem pengelolaan dana haji nasional. Prabowo menilai bahwa efisiensi dan transparansi harus ditingkatkan demi kemaslahatan umat.
Langkah ini sekaligus menandai arah baru kebijakan pemerintah dalam hal penyelenggaraan haji. Harapannya, ibadah rukun Islam kelima ini dapat diakses lebih luas tanpa beban biaya yang terlalu berat bagi calon jemaah.
Besaran Biaya Haji Malaysia 2025
Pemerintah Malaysia melalui Tabung Haji menetapkan biaya haji tahun 2025 untuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (B40) sebesar RM10.980. Jika dikonversikan ke rupiah, jumlah tersebut setara dengan sekitar Rp38,6 juta.
Sementara itu, bagi jemaah dari kelompok penghasilan menengah ke atas, biaya haji yang dibebankan adalah sebesar RM12.980 atau kira-kira Rp45,6 juta. Nilai ini masih mendapat subsidi dari pemerintah Malaysia.
Tanpa subsidi, total biaya haji di Malaysia sebenarnya mencapai RM30.850, atau setara dengan sekitar Rp100 juta. Namun, berkat skema subsidi, sebagian besar jemaah hanya perlu menanggung sekitar sepertiga dari jumlah tersebut.
Kebijakan ini mencerminkan dukungan negara terhadap umat Muslim yang ingin menunaikan ibadah haji, khususnya dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Skema pembiayaan tersebut memungkinkan lebih banyak warga Malaysia berangkat ke Tanah Suci setiap tahunnya.
Kuota Haji Malaysia 2025
Pemerintah Malaysia menerima kuota haji sebanyak 31.600 orang untuk musim haji tahun 2025. Jumlah ini merupakan batas jemaah reguler yang dialokasikan bagi warga negara tersebut setiap tahunnya.
Melihat tingginya antusiasme calon jemaah, otoritas haji Malaysia telah mengajukan tambahan kuota sebesar 10.000 orang. Upaya ini dilakukan untuk mengakomodasi puluhan ribu permohonan rayuan yang masuk dari masyarakat.
Diperkirakan terdapat sekitar 85.000 permohonan rayuan yang belum bisa terakomodasi dalam kuota reguler. Jika tambahan kuota disetujui, maka akan membuka peluang lebih besar bagi masyarakat untuk bisa menunaikan ibadah haji lebih cepat.
Langkah pemerintah ini memperlihatkan komitmen mereka untuk menjawab kebutuhan umat Islam di Malaysia yang ingin segera menunaikan rukun Islam kelima. Harapannya, penambahan kuota ini akan mempersingkat waktu tunggu yang selama ini menjadi tantangan utama.
Antrean Haji Malaysia 2025
Lamanya waktu tunggu keberangkatan haji di Malaysia menjadi perhatian banyak pihak. Dengan jumlah pendaftar yang terus bertambah, antrean haji kini dapat berlangsung hingga lebih dari satu abad bagi calon jemaah baru.
Tahun 2023, estimasi masa tunggu bahkan dilaporkan bisa mencapai 148 tahun. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kuota tahunan yang tidak sebanding dengan jumlah pendaftar.
Meski begitu, pemerintah Malaysia tengah berupaya memangkas masa tunggu tersebut. Salah satu rencananya adalah mempercepat sistem antrian sehingga diproyeksikan lebih singkat pada 2030 mendatang.
Perbaikan sistem seleksi dan pengaturan giliran diharapkan bisa mempercepat keberangkatan jemaah yang telah lama menunggu. Upaya ini sejalan dengan peningkatan efisiensi dan pelayanan dalam pengelolaan ibadah haji di negara tersebut.
Penulis: Hafizhah Melania
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Masuk tirto.id


































