Menuju konten utama

BGN: Mayoritas Keracunan MBG Terjadi Akibat SPPG Tak Patuhi SOP

Dadan mencontohkan ketidakpatuhan SOP yang dilakukan SPPG atau dapur MBG seperti bahan makanan dibeli H-4 padahal SOP-nya H-2.

BGN: Mayoritas Keracunan MBG Terjadi Akibat SPPG Tak Patuhi SOP
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana di dalam Ruang Rapat Komisi IX DPR RI, Jakarta, Rabu (1/10/2025). tirto.id/Nabila Ramadhanty Putri Darmadi.

tirto.id - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyebut mayoritas kasus keracunan massal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) terjadi karena Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG yang tidak mematuhi Prosedur Operasional Standar (SOP) yang ada.

Dadan menjelaskan, salah satu SOP yang tidak dijalankan adalah yakni adanya pembelian bahan baku yang seharusnya dibeli pada H-2, tetapi masih banyak dapur MBG yang membelinya pada H-4 sebelum makanan dibagikan.

“Kami bisa lihat bahwa kasus kejadian banyak terjadi di dua bulan terakhir dan ini berkaitan dengan berbagai hal dan kami bisa identifikasi bahwa kejadian itu rata-rata karena SOP yang yang ditetapkan tidak dipatuhi dengan seksama,” ujar Dadan di dalam Ruang Rapat Komisi IX DPR RI, Jakarta, Rabu (1/10/2025).

Lalu, jangka waktu memasak hingga dibagikan seharusnya tidak lebih dari enam jam. Dadan menyebut, ada dapur MBG yang memasak sejak 12 jam sebelum makanan dibagikan.

“Seperti contohnya pemilihan bahan baku yang seharusnya H-2 kemudian ada yang membeli H-4, kemudian juga ada yang kita tetapkan processing masak sampai delivery tidak lebih dari 6 jam karena optimalnya di 4 jam,” ucap Dadan.

“Seperti di Bandung itu ada yang masak dari jam 9 dan kemudian di delivery-nya ada yang sampai jam 12 ada yang 12 jam lebih,” tambahnya.

Lalu, dia pun mengatakan SPPG yang ditemui tidak mematuhi SOP, maka akan ditutup sementara. Dadan menambahkan, SPPG itu akan terus ditutup sampai mereka benar-benar memperbaiki SOP sesuai dengan yang sudah ditentukan.

Dadan juga menekankan pihaknya mendorong SPPG untuk mulai memitigasi trauma yang akan timbul pada penerima manfaat.

“Oleh sebab itu penutupan bersifat sementara tersebut waktunya tidak terbatas, tergantung dari kecepatan SPPG dapat mampu melakukan penyesuaian diri dan juga menunggu hasil investigasi,” ucap Dadan.

Baca juga artikel terkait MAKAN BERGIZI GRATIS atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Flash News
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Andrian Pratama Taher