Menuju konten utama

Benarkah Kurikulum Merdeka 2025 Diganti Model Deep Learning?

Benarkah Kurikulum Merdeka 2025 akan diganti model Deep Learning? Simak penjelasannya.

Benarkah Kurikulum Merdeka 2025 Diganti Model Deep Learning?
Ilustrasi modul kurikulum merdeka. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Wacana tentang pergantian kurikulum semakin santer terdengar. Belakangan ini muncul kabar bahwa Kurikulum Merdeka akan diganti dengan model deep learning. Benarkah demikian? Simak ulasannya.

Pendidikan di Indonesia sekarang masih menerapkan Kurikulum Merdeka. Implementasi dimulai secara bertahap sekitar tahun 2021. Namun, sampai tahun 2024 tercatat ada beberapa sekolah yang masih menggunakan kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum 2013 (K13).

Sementara itu, Kurikulum Merdeka menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Beragam respons disampaikan tenaga pendidik maupun orang tua siswa. Karena itu, tak sedikit pula yang berharap agar Kurikulum Merdeka segera dihapus karena dianggap tidak sesuai dengan kondisi pendidikan di Tanah Air.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, mengaku masih terus mengkaji kurikulum pendidikan yang akan diterapkan di Indonesia. Di sisi lain, Mu’ti juga sempat memunculkan gagasan tentang model deep learning atau pembelajaran mendalam.

Deep Learning Bukan Menggantikan Kurikulum Merdeka?

Abdul Mu’ti menegaskan bahwa deep learning bukanlah suatu bentuk kurikulum, melainkan sebuah metode pendekatan belajar. Deep learning diharapkan dapat meningkatkan kapasitas siswa sehingga bisa memajukan pendidikan secara keseluruhan.

Jadi, kurang tepat jika deep learning disebut akan menggantikan Kurikulum Merdeka karena kurikulum sendiri merupakan perangkat mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa.

Abdul Mu’ti mengaku belum membuat keputusan terkait kurikulum, apakah pihaknya akan mengganti Kurikulum Merdeka atau tetap melanjutkannya.

"Deep learning itu bukan kurikulum. Itu pendekatan belajar," katanya, seperti dilaporkan Antaranews, Sabtu, 9 November 2024.

Sampai saat ini, pihaknya masih terus mengkaji satu per satu hal yang berkaitan dengan kurikulum, baik terkait materi pelajaran hingga pembobotan. Kalaupun harus mengganti kurikulum, perubahan itu katanya tidak akan dilakukan di tengah tahun ajaran yang saat ini sedang berjalan.

"Nanti memang kita akan kaji semua, materi-materi pelajaran akan kita lihat lagi, juga​​​​​​​ kita lihat karena tadi sudah banyak masukan, termasuk menyangkut urutan, pembobotan dan sebagainya, tetapi memang tidak dalam waktu dekat, karena ini berada di pertengahan semester," lanjut Mendikdasmen.

Tak hanya kurikulum pembelajaran, Abdul Mu’ti juga menuturkan bahwa pihaknya akan mengkaji ulang terkait pelaksanaan ujian nasional (UN) serta sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Menurutnya, semua keputusan terkait masalah kurikulum, UN, hingga PPDB, baru akan disampaikan jelang awal tahun ajaran baru pada 2025 mendatang.

Kurikulum Merdeka akan jadi Kurikulum Nasional

Sejumlah siswa mengikuti proses kegiatan belajar di SD Negeri Kenari 07/08 Pagi, Jakarta, Kamis (29/2/2024). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/YU

Apa Itu Deep Learning?

Istilah deep learning tentunya tidak asing dalam dunia teknologi, khususnya dalam kecerdasan buatan atau AI. Menurut laman Binus, deep learning adalah percabangan dari machine learning yang memanfaatkan jaringan saraf tiruan (artificial neural networks) untuk memproses suatu data.

Deep learning merupakan metode yang memungkinkan sebuah komputer mempelajari sesuatu secara otomatis lewat pengalaman yang diberikan sehingga dapat mengidentifikasi pola data yang sangat kompleks.

Dalam hal pendidikan, deep learning termasuk sebuah metode belajar. Tujuannya memberikan pengetahuan sekaligus pengalaman belajar bermakna bagi siswa.

Dikutip dari situs web SMAN 1 Montong, deep learning menekankan pada pengembangan pemahaman yang lebih luas, mendalam, kritis, sekaligus aplikatif terhadap topik pembelajaran.

Konsep deep learning bukan hanya mengingat atau menghafal sebuah informasi, tapi siswa juga akan memahami dan mengaplikasikan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.

Deep learning sendiri akan menggabungkan tiga elemen utama, yaitu:

Mindful Learning

  • Proses pembelajaran dengan kesadaran penuh, fokus, dan terlibat secara aktif.
  • Contohnya melalui pendekatan project based learning.
Meaningful Learning

  • Proses pembelajaran yang membuat siswa menyadari bahwa ilmu yang dipelajari memiliki makna dan relevansi dalam kehidupan nyata.
  • Contohnya hubungan antara matematika dengan transaksi keuangan.
Joyfull Learning

  • Proses pembelajaran yang menyenangkan untuk menciptakan pengalaman belajar yang positif.
  • Contohnya pendekatan belajar dengan game atau kuis.

Baca juga artikel terkait TRENDING TOPIC atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Edusains
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Beni Jo & Yulaika Ramadhani