Menuju konten utama

Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan di 4,75%

Keputusan ini ditempuh sejalan dengan terjaganya prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 dalam kisaran target 2,5 persen ±1 persen.

Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan di 4,75%
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan keterangan pers terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Rabu (20/11/2024). RDG BI pada 19-20 November 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-rate sebesar 6,00 persen, suku bunga deposit facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 6,75 persen. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/tom.

tirto.id - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 4,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada 21–22 Oktober 2025. Selain itu, suku bunga Deposit Facility juga tetap di level 3,75 persen, dan suku bunga Lending Facility tetap di 5,50 persen.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Oktober 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 4,75 persen," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers hasil RDG BI secara daring, Rabu (22/10/2025).

Perry menjelaskan keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 yang tetap terjaga rendah dalam sasaran 2,5±1 persen, upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah yang sesuai dengan fundamental di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi, serta sinergi untuk turut memperkuat pertumbuhan ekonomi.

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati efektivitas transmisi kebijakan moneter longgar yang telah ditempuh, prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi, serta stabilitas nilai tukar Rupiah dalam memanfaatkan ruang penurunan suku bunga BI-Rate," jelas dia.

Bank Indonesia juga memperkuat kebijakan makroprudensial untuk makin mendorong penurunan suku bunga, peningkatan likuiditas, dan kenaikan pertumbuhan kredit/pembiayaan bagi pencapaian pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Kebijakan sistem pembayaran tetap diarahkan untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi melalui perluasan akseptasi pembayaran digital, penguatan struktur industri sistem pembayaran, dan daya tahan infrastruktur sistem pembayaran.

Head of Center of Macroeconomics and Finance Indef M Rizal Taufikurahman, sebelumnya memperkirakan BI-Rate akan dipangkas sebesar 25 bps ke 4,50 persen. Dengan inflasi stabil di bawah 3 persen, suku bunga riil masih positif, memberi ruang bagi pemangkasan suku bunga tanpa menekan nilai tukar secara berlebihan.

Menurutnya, kredit modal kerja dan investasi juga perlu dorongan tambahan setelah ekspansinya melambat pada paruh pertama tahun ini.

“Pemangkasan 25 bps (proyeksi pemangkasan menjadi 4,50 persen di bulan ini) akan mempertegas keberlanjutan siklus pelonggaran yang dimulai September lalu, sekaligus menjaga policy alignment dengan arah kebijakan fiskal yang lebih ekspansif. Dengan begitu, BI dapat memperkuat efek sinergi kebijakan dalam menjaga pertumbuhan tanpa kehilangan kredibilitas inflasi,” kata Rizal dilansir Antara, Rabu (22/10/2025).

Baca juga artikel terkait SUKU BUNGA ACUAN atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Dwi Aditya Putra