Menuju konten utama

Bahlil Sebut Shell Cs Berencana Bangun Kilang di Indonesia

Dengan adanya kilang-kilang baru, Bahlil berharap ke depan tidak ada lagi masalah kelangkaan BBM.

Bahlil Sebut Shell Cs Berencana Bangun Kilang di Indonesia
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia memberikan keterangan usai bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (1/9/2025). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.

tirto.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan perusahaan-perusahaan minyak dan gas (migas) tengah mengkaji kemungkinan pembangunan kilang untuk memproses minyak mentah mereka menjadi BBM.

Melalui rencana pembangunan kilang ini, Bahlil berharap agar kelangkaan BBM di SPBU swasta tak kembali terjadi.

“Itu step kedua, saya yakin teman-teman pengusaha sudah mulai memikirkan membangun kilang selain daripada (kilang) Pertamina,” katanya dalam konferensi pers di Kantor ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (19/9/2025).

Apalagi, sampai saat ini mayoritas kilang minyak yang ada di Indonesia adalah milik Pertamina. Beberapa kilang utama tersebut antara lain: Kilang Dumai (RU II) yang berlokasi di Riau, Kilang Plaju (RU III) yang berlokasi di Sumatera Selatan, Kilang Cilacap (RU V) yang berada di Balikpapan (RU V) yang berada di Kalimantan Timur, Kilang Balongan (RU VI) yang berlokasi di Indramayu, dan Kilang Kasim (RU VII) yang berlaku di Papua Barat.

Sementara itu, Bahlil mengakui bahwa pasokan BBM di perusahaan migas swasta seperti Shell Indonesia, BP AKR, dan Vivo memang telah menipis. Hal inilah yang kemudian membuat banyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengalami kekosongan stok BBM. Namun, ia memastikan secara nasional maupun di Pertamina, stok BBM masih aman untuk 18–21 hari ke depan.

“Saya pikir itu, yang perlu saya sampaikan sekali lagi, bahwa stok cadangan BBM itu 18–21 hari, clear. Cuma memang, 18 hari, 17 hari, itu cadangan gak ada masalah. Jadi, nggak perlu ada rasa keraguan apa-apa. Cuma, memang ada di teman-teman kita punya swasta yang cadangannya menipis,” tambah Bahlil.

Karenanya, untuk mengatasi masalah ini, Shell Indonesia Cs telah sepakat untuk membeli pasokan BBM dari Pertamina. Namun, karena yang ada di kilang sudah merupakan BBM campuran yang diproduksi perusahaan migas pelat merah itu, Shell Cs memberikan syarat agar pemerintah dapat menyediakan BBM murni (base fuel). Setelah menerima base fuel, Shell Cs akan mencampur bahan baku BBM dengan bahan tambahan lainnya, sesuai dengan masing-masing kriteria campuran BBM perusahaan.

Untuk menjaga kualitas BBM, perusahaan migas swasta dan Pertamina akan melakukan survei bersama atau joint survey sebelum BBM dikirimkan ke tangki-tangki perusahaan migas swasta.

“Syaratnya adalah harus berbasis base fuel, artinya belum dicampur-campur. Jadi, barangnya itu ibarat bikin teh. Tadi saya menjelaskan, kalau yang awalnya itu Pertamina mau jual sudah jadi teh. Tapi, sekarang mereka (perusahaan migas swasta) bilang, jangan teh katanya. Air panas saja," jelas Bahlil, sembari mengibaratkan BBM murni sebagai air panas dan BBM campuran sebagai teh.

Baca juga artikel terkait KILANG TUBAN atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana