Menuju konten utama

Asing Borong SBN Rp952,98 Triliun hingga Agustus 2025

BI telah membeli SBN senilai Rp186,06 triliun untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dan mendukung sinergi kebijakan moneter dan fiskal pemerintah.

Asing Borong SBN Rp952,98 Triliun hingga Agustus 2025
Direktur Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas (DPMA) Bank Indonesia, Ronald D. Parluhutan, menjelaskan pertumbuhan kepemilikan asing atas SBN ini mencapai 14,64 persen saat media briefing di Yogyakarta, Jumat (22/8/2025). tirto.id/ Nanda Aria Putra

tirto.id - Bank Indonesia (BI) menyebut minat asing terhadap Surat Berharga Negara (SBN) terus meningkat. Per 19 Agustus 2025, total pembelian asing yang tercermin dari kepemilikan non-residen mencapai Rp952,98 triliun.

Direktur Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas (DPMA) BI, Ronald D. Parluhutan, menjelaskan pertumbuhan kepemilikan asing atas SBN ini mencapai 14,64 persen.

“Kalau kita bisa lihat peningkatannya dalam persentase. Jadi jumlah ini adalah 14,64 persen, meningkat dibandingkan posisi Juli 2025 dan juga Desember 2024,” katanya dalam media briefing di Yogyakarta, Jumat (22/8/2025).

Aliran modal asing yang masuk ke SBN hingga 19 Agustus 2025 ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan Juli dan Desember 2024 yang masing-masing sebesar Rp935,7 triliun dan Rp876,6 triliun.

“Jadi dengan demikian kami melihat dari sisi kebijakan suku bunga Bank Indonesia telah tertransmisi dengan baik kepada suku bunga SBN,” ujarnya.

Ronald mengatakan, porsi kepemilikan asing atas SBN ini hanya mengambil bagian kecil dari total Rp6.510 triliun yang dikeluarkan oleh pemerintah.

“Dari jumlah SBN yang dikeluarkan pemerintah, yang tradable itu Rp6.510 triliun. Yang kepemilikan dari non-residen atau asing itu tercatat Rp952,98 triliun,” tambahnya.

Sementara itu, untuk kepemilikan dalam negeri atau residen per 19 Agustus totalnya Rp5.557,6 triliun.

Adapun, BI telah membeli SBN senilai Rp186,06 triliun hingga 19 Agustus 2025. Hal ini sebagai langkah untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dan mendukung sinergi kebijakan moneter dan fiskal pemerintah.

Pembelian tersebut dilakukan melalui pasar sekunder dan primer. Pada pasar sekunder senilai Rp137,80 triliun dan pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk berbasis syariah, sebesar Rp48,26 triliun.

Baca juga artikel terkait BANK INDONESIA atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana