tirto.id - Pasca aksi penjarahan rumah pejabat pada Sabtu (30/8/2025) dan Minggu (31/8) dini hari, pengguna media sosial X dibuat heboh dengan akun bernama Sahroni Berdikari, @SahroniNasDem. Akun tersebut sempat diduga milik politisi NasDem Ahmad Sahroni. Benarkah akun itu miliknya?
Akun dengan username @SahroniNasDem itu menggunakan foto profil Ahmad Sahroni dan mengunggah cuitan seolah benar-benar dikeluarkan oleh Bendahara Umum Partai NasDem tersebut.
Melalui cuitannya, akun itu menulis pernyataan dan komentar terkait penjarahan rumah Ahmad Sahroni pada Sabtu. Salah satunya adalah pernyataan bahwa dirinya akan membawa kasus penjarahan ke ranah hukum.
Akun tersebut juga memiliki tanda centang biru yang umumnya digunakan platform media sosial sebagai fitur verifikasi sosok tersohor.
Usai viral, sejumlah warganet di media sosial X percaya bahwa itu adalah akun pribadi dari Ahmad Sahroni, beberapa media massa juga sempat mengutipnya.
Namun, ada sejumlah kejanggalan dari akun tersebut. Salah satunya adalah waktu akun itu dibuat. Dalam halaman profilnya, akun itu diketahui dibuat pada Agustus 2025, baru setelah kemarahan publik atas anggota DPR meluas.
Sementara itu, sejak diakuisisi Elon Musk, centang biru pada media sosial X tidak lagi dijadikan sebagai fitur verifikasi sosok tersohor, tetapi sebagai penanda akun berlangganan fitur X Premium.
Klarifikasi NasDem terkait Akun X Sahroni Berdikari
Pada Senin (1/9), Partai NasDem, melalui Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI, Viktor Bungtilu Laiskodat, menyatakan bahwa akun X bernama Sahroni Berdikari tidak berkaitan dengan Ahmad Sahroni.
Dalam keterangan tertulisnya, Viktor memberikan klarifikasi bahwa akun tersebut adalah palsu dan sengaja dibuat agar seolah-olah betulan Ahmad Sahroni.
"Segala informasi, opini, maupun pernyataan yang disampaikan melalui akun palsu tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tulis Viktor.
Viktor juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh informasi dari akun tersebut karena isi konten yang diunggah cenderung provokatif, menyesatkan dan memuat opini yang dapat meresahkan publik.
"Fraksi Partai NasDem mendukung langkah penegakan hukum yang diperlukan untuk menindak penyalahgunaan identitas dan penyebaran informasi palsu di ruang digital," tulis Ketua Fraksi Partai NasDem di DPR itu.
Sebelumnya, Ahmad Sahroni menjadi sasaran kemarahan publik atas pernyataan kontroversialnya ketika merespons isu protes "bubarkan DPR" beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan itu, Sahroni menyebut pemikiran untuk membubarkan DPR hanya diucapkan oleh "mental orang tertolol sedunia".
Meskipun diutarakan untuk menjelaskan konsekuensi atas ketiadaan legislatif, namun pemilihan diksi Sahroni menyulut kemarahan publik yang sudah terlebih terpicu dengan isu besaran gaji dan tunjangan anggota DPR RI.
Kemarahan publik itu kemudian mewujud dalam serangkaian demonstrasi massa pada 25-28 Agustus 2025. Dalam demonstrasi yang berakhir ricuh tersebut, seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan meninggal dunia setelah dilindas mobil rantis satuan Brimob.
Peristiwa pelindasan Affan Kurniawan oleh Brimob kemudian memicu demonstrasi lanjutan yang lebih luas di berbagai daerah. Kematian masyarakat sipil akibat kekerasan aparat itu menyulut kericuhan yang dari sana timbul korban jiwa tambahan.
Dalam gelombang protes 28-31 Agustus, sudah ada tujuh korban jiwa yang terkonfirmasi. Para korban tersebut adalah Affan Kurniawan, Saiful Akbar, Muhammad Akbar Basri, Sarina Wati, Rusdamiansyah, Rheza Sendy Pratama, dan Sumari.
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan
Masuk tirto.id

































