tirto.id - Fenomena demo rompi kuning di Prancis merupakan salah satu isu yang disinggung dalam debat capres 2024 keempat, Minggu (21/1/2024). Peristiwa ini disebut-sebut oleh calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka.
Awal mula Gibran menyinggung soal demo rompi kuning di Prancis sendiri ketika berhadapan dengan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD. Pada segmen 4, Gibran bertanya kepada Mahfud bagaimana caranya mencegah greenflation.
Istilah greenflation yang merupakan sebuah terminologi asing dan cenderung baru tentu memerlukan penjelasan. Ketika Gibran menyampaikan pertanyaan tersebut kepada Mahfud ia ditegur oleh moderator untuk memberikan penjelasan.
Gibran lantas berkilah mengira Mahfud tidak memerlukan penjelasan lantaran gelarnya sebagai profesor.
"Ini tadi tidak saya jelaskan karena kan beliau kan seorang profesor," katanya yang justru mendapat cemoohan dari penonton. Hal itu lantas membuatnya menjelaskan apa itu greenflation yang ia sebut sebagai "inflasi hijau."
Mahfud merespons pertanyaan Gibran dengan menyampaikan bahwa inflasi hijau ada kaitannya dengan ekonomi hijau. Ia menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia sudah lama memiliki kesadaran akan ekonomi hijau.
Menurut Mahfud, masalah tekait inflasi hijau itu bisa diatasi dengan kebijakan-kebijakan sesuai dengan kecenderungan permasalahannya. Namun, Gibran mengklaim bahwa Mahfud tidak menjawab pertanyaannya.
Ia lantas memberi contoh kepada Mahfud bahwa yang dimaksud dengan greenflation itu adalah gerakan demo rompi kuning di Prancis.
"Saya tanya masalah inflasi hijau, kok malah menjelaskan ekonomi hijau. Prof Mahfud, yang namanya greenflation atau inflasi hijau itu ya kita kasih contohnya simpel aja. Demo rompi kuning di Prancis," katanya.
Momen ketegangan antara Gibran dan Mahfud dalam debat cawapres 2024 ke-2 itu lantas viral di media sosial. Hal itu juga menarik perhatian publik terkait apa sebetulnya peristiwa demo rompi kuning di Prancis serta kaitannya dengan greenflation yang diklaim Gibran.
Apa Itu Demo Rompi Kuning di Prancis?
Demo rompi kuning adalah peristiwa demo besar yang terjadi di Prancis pada penghujung 2018. Mengutip dari France 24, peristiwa menyebabkan sekitar 58.600 orang turun ke jalanan Prancis untuk melakukan aksi protes menggunakan rompi kuning.
Rompi kuning yang dimaksud adalah rompi berwarna kuning neon. Berdasarkan undang-undang di Prancis setiap pengendara wajib memiliki rompi kuning neon di kendaraan mereka. Jaket ini wajib dikenakan oleh para pengendara jika terjadi situasi darurat.
Hal ini kemudian menjadi simbol betapa daruratnya kondisi Prancis saat itu. Situasi yang disebut darurat itu terjadi tidak lama setelah kenaikan harga bahan bakar ditetapkan di era pemerintahan Presiden Emmanuel Macron.
Masyarakat mengklaim bahwa kenaikan harga bahan bakar pada 2018 tidak proporsional. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya biaya hidup sebagian besar orang.
Kenaikan biaya pajak bahan bakar ini berdampak pada masyarakat kelas menengah ke bawah, khususnya yang tinggal di pedesaan. Akibatnya, masyarakat ramai-ramai turun jalan dan memblokir akses transportasi.
Kondisi ini tentu menimbulkan lumpuhnya berbagai sektor ekonomi di Prancis selama beberapa hari. Tidak hanya merugikan sektor ekonomi, kericuhan yang berlangsung selama protes juga menimbulkan korban jiwa.
Masih menurut France 24, pada Januari 2019, Emmanuel Macron mengumumkan bahwa demo rompi kuning menyebabkan sebanyak 11 orang meninggal dunia dan ribuan luka-luka. Sebagian besar korban berasal dari kalangan demonstran dan polisi.
Kaitan Demo Rompi Kuning Prancis dengan Greenflation
Cawapres Gibran menyampaikan bahwa peristiwa demo rompi kuning Prancis ada kaitannya dengan greenflation. Sebelum mengenal lebih jauh kaitan keduanya, ada baiknya mengetahui apa itu istilah greenflation.
Greenflation adalah istilah baru yang berasal dari gabungan kata dalam bahasa Inggris, yaitu "green" dan "inflation". Secara bahasa greenflation diterjemahkan sebagai inflasi hijau.
Tentu definisi greenflation tidak sesederhana itu. Menurut Philonomist, istilah greenflation artinya adalah peristiwa kenaikan harga bahan mentah dan energi sebagai akibat dari transisi ramah lingkungan.
Greenflation penyebutannya mirip dengan istilah gabungan lainnya, yaitu greedflation atau "inflasi serakah". Greedflation sendiri adalah istilah untuk menyebut kenaikan harga-harga ke tingkat yang terlalu tinggi untuk meningkatkan keuntungan suatu pihak.
Kedua istilah ini sering digunakan berdampingan untuk memprotes atau mengkritik kebijakan menaikan harga barang dengan tidak masuk akal. Lantas, apa kaitannya greenflation dengan demo rompi kuning di Prancis?
Seperti yang disebutkan sebelumnya, demo rompi kuning di Prancis terjadi karena masyarakat memprotes kebijakan kenaikan harga bahan bakar. Kenaikan tersebut terjadi karena Pemerintah Prancis menaikan pajak bahan bakar hingga 0.029 euro per liter.
Mengutip dari Vox, alasan pemerintah menaikan pajak bahan bakar ini untuk menekan ketergantungan Prancis terhadap bahan bakar fosil. Hal ini terkait dengan agenda global yang berupaya mencegah kerusakan lingkungan dan krisis iklim.
Menurut Macron, Prancis perlu melakukan reformasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dengan menaikan pajaknya. Kondisi ini malah justru menyebabkan inflasi dan memicu kenaikan biaya hidup masyarakat secara signifikan.
Peristiwa inilah yang diklaim Gibran sebagai contoh dari greenflation alias inflasi karena kenaikan harga energi untuk transisi ramah lingkungan.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya