Menuju konten utama

Apa Itu Arak Bali yang Jadi Suvenir G20, Kandungan & Manfaatnya?

Arak Bali terpilih jadi salah satu suvenir yang akan diterima oleh tamu undangan KTT G20, berikut kandungan, manfaat, legalitas, dan harganya.

Apa Itu Arak Bali yang Jadi Suvenir G20, Kandungan & Manfaatnya?
Perajin arak Bali Iwak Arumery Ida Ayu Puspa Eny saat mengenalkan produk yang menjadi suvenir KTT G20 di Denpasar, Jumat (9/9/2022). Antaranews/Ni Putu Putri Muliantan

tirto.id - Arak Bali terpilih jadi salah satu suvenir yang akan diterima oleh tamu undangan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Minuman khas Bali ini memiliki kandungan alkohol yang dihasilkan dari fermentasi nira yang dicampur rempah-rempah.

Arak Bali yang terpilih untuk dijadikan suvenir berasal dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) setempat, yaitu produksi pengrajin arak Ida Ayu Puspa Eny. Melansir Antara, Puspa telah menjadi pengrajin arak Bali sejak 2008.

Pada Agustus lalu, Puspa menerima kabar bahwa produknya terpilih untuk menjadi suvenir di dua rangkaian acara KTT G20.

Rencananya, produk arak Bali milik Puspa akan hadir di pertemuan Health Working Group (HWG) yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Ministrerial Conference on Women's Empowerment (MCWE) oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).

Setidaknya, setiap rangkaian acara akan disiapkan 50 botol arak Bali ukuran 750 mililiter dengan berbagai varian rasa, termasuk manggis, kopi, beri (stroberi, bluberi, rasberi), orisinal (rempah), dan ameritha (murni).

Selain dibawa untuk suvenir, Puspa juga akan menyediakan sampel arak dan arak Bali kemasan yang siap dijual di lokasi pertemuan. Nantinya, delegasi KTT G20 dapat mencicipi langsung arak Bali dan delegasi yang tidak mendapat suvenir bisa langsung membeli di tempat.

Apa Itu Arak Bali dan Kandungannya?

Arak Bali adalah minuman fermentasi beralkohol khas Bali yang diproduksi oleh petani dan pengrajin setempat. Meskipun disebut 'arak' minuman ini tidak dimaksudkan untuk mabuk-mabukan.

Minuman ini digunakan oleh masyarakat setempat untuk menghangatkan badan. Bahkan beberapa kebudayaan di Bali menggunakan arak untuk keperluan upacara adat.

Jessica dalam studinya yang terbit di Jurnal Kertha Negara (2021) menyebutkan bahwa bahan baku utama pembuatan arak Bali adalah nira dari pohon kelapa.

Nira adalah getah atau cairan bening dari bunga pohon kelapa yang rasanya manis dan harum. Nira yang disadap kemudian difermentasi selama beberapa waktu hingga membentuk zat alkohol.

Selanjutnya, masyarakat Bali akan menambahkan rempah-rempah ke arak Bali sebagai perasa. Rempah-rempah yang sering disertakan dalam arak Bali berupa jahe, cengkeh, kayu manis, atau vanili.

Seiring berjalannya waktu, rasa arak Bali berkembang sesuai minat pasar. Misalnya arak Bali rasa beri, kopi, dan mangga yang dihadirkan dalam KTT G20 sebagai suvenir.

Manfaat dan Kegunaan Arak Bali

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, arak Bali bukanlah minuman untuk mabuk-mabukan, melainkan untuk menghangatkan tubuh dan upacara adat.

Minuman beralkohol, seperti arak Bali memang memiliki kemampuan vasodilator, yang artinya meningkatkan aliran darah terutama pada pembuluh darah di dekat kulit.

Menurut Wine Spectator, inilah yang menyebabkan minuman beralkohol mampu menghangatkan tubuh. Selain digunakan sebagai penghangat, arak Bali juga dipercaya dapat meredakan batuk, flu, serta sariawan.

Arak Bali juga merupakan minuman penting dalam upacara sakral. Menurut Jessica, masyarakat Bali sering menyertakan arak tradisional sebagai sarana menyelenggarakan upacara keagamaan.

Arak akan ditempatkan di altar peribadatan sebagai tetabuh yang dipersembahkan kepada para dewa di rumah ibadah, rumah, atau pura. Selain itu, arak juga disertakan di upacara kematian Bali, yaitu ngaben sebagai persembahan bagi Dewa Surya.

Legalitas Arak Bali di Indonesia

Arak Bali merupakan produk minuman beralkohol. Sama seperti produk minuman beralkohol lainnya, legalitas produksi dan peredaran arak Bali diatur oleh negara.

Produk arak Bali sendiri sudah legal di Indonesia sejak 2021 melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal.

Berdasarkan perpres tersebut, arak Bali, tuak Bali, dan brem Bali resmi menjadi usaha yang sah untuk diproduksi dan dikembangkan. Selain itu, arak Bali juga diawasi produksi dan peredarannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Mengutip laman resmi BPOM, pengrajin maupun produsen arak bali wajib memiliki izin usaha industri sesuai dengan standar keamanan BPOM yang diatur dalam Perarturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 14 Tahun 2016,

Melalui adanya izin dan legalitas tersebut, arak Bali kini sudah boleh beredar di toko-toko, restoran, dan hotel-hotel berizin. Peredaran arak Bali di hotel dan restoran nantinya akan dibedakan dalam tiga kategori berdasarkan kandungan alkoholnya.

Kandungan alkohol pada arak Bali bisa mencapai 30 hingga 40 persen atau yang tergolong dalam minuman keras golongan C. Ini jauh lebih rendah dari arak Bali tradisional yang kadar alkoholnya bisa mencapai 60 persen.

Mengutip Antara saat ini golongan arak Bali yang diizinkan beredar saat ini adalah:

  • Golongan A dengan kadar alkohol kurang dari 10 persen.
  • Golongan B dengan kadar alkohol kurang dari 20 persen.
  • Golongan C dengan kadar alkohol kurang dari 40 persen.

Harga Arak Bali

Harga arak Bali berbeda-beda di setiap toko, restoran, maupun hotel. Hal ini dipengaruhi oleh harga yang ditetapkan oleh setiap pengrajin, biaya distribusi, hingga pajak konsumen yang berlaku di setiap lokasi.

Arak Bali yang akan dijadikan suvenir di KTT G20 produksi Puspa dijual dengan harga Rp500 ribu untuk botol ukuran 500 ml dan Rp700 ribu untuk botol ukuran 750 ml.

Harga tersebut bisa lebih mahal atau bahkan lebih murah pada lokasi-lokasi lain yang menjual arak Bali.

Baca juga artikel terkait KTT G20 2022 atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora