Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Anies Jadi Youtuber: Cara Pertahankan Eksistensi Menuju Pilpres?

Anies Baswedan dinilai aktif di YouTube karena ia khawatir kehilangan panggung politiknya usai tidak lagi jadi gubernur DKI jelang Pilpres 2024.

Anies Jadi Youtuber: Cara Pertahankan Eksistensi Menuju Pilpres?
Vaksin Anak DKI Jakarta. foto/Humas Pemprov DKI

tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuat program tayangan yang diberi nama “Dari Pendopo” di kanal YouTube-nya. Konten di akun Anies Baswedan itu pertama kali ditayangkan pada Sabtu (11/12/2021). Kini telah memiliki subscriber sebanyak 102 ribu.

Dalam channel tersebut, Anies menjelaskan mengenai keresahan yang terjadi di ibu kota dan kebijakan apa saja yang telah dilakukannya selama menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta untuk mengatasi hal tersebut.

Channel YouTube tersebut dia buat menjelang akhir kepemimpinannya sebagai gubernur DKI, yakni pada 16 Oktober 2022 mendatang.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, Anies membuat channel YouTube karena dia khawatir kehilangan panggung politiknya setelah tidak lagi menjadi gubernur DKI. Adi sebut YouTube merupakan cara Anies agar mempertahankan eksistensinya hingga gelaran pemilihan presiden 2024.

Sebab, Anies masuk dalam bursa capres 2024, sementara rentang waktu berakhir jabatannya sebagai gubernur sampai pemilu masih cukup panjang, yakni dua tahun, kata Adi.

Tujuannya untuk meningkatkan elektabilitasnya sebagai salah satu bakal capres 2024. Berdasarkan Lembaga Survei Politika Research & Consulting (PRC), elektabilitas Anies sebagai capres 2024 sebesar 13,6%, masih di bawah Prabowo Subianto (21,1%) dan Ganjar Pranowo (20,5%).

“Dia khawatir kehilangan panggung politik dan eksistensinya setelah tidak jadi gubernur. Makanya cara paling mungkin menyalurkan wacana politiknya menjadi YouTuber," kata Adi kepada reporter Tirto, Rabu (15/12/2021).

Selain itu, kata Adi, melalui konten tersebut Anies ingin menunjukkan bahwa dirinya bukan gubernur yang hanya pintar berkata-kata saja, melainkan bisa bekerja membenahi Jakarta. Melalui channel YouTube, kata dia, Anies bisa saja mempertahankan bahkan meningkatkan citranya.

Caranya, kata Adi, Anies bisa menaikkan konten-konten yang menarik, yakni dengan menuangkan gagasannya mengenai Indonesia ke depan yang lebih baik dan membahas program apa saja yang dapat menunjangnya.

Hal itu, kata Adi, agar Anies dapat menarik simpati publik, terutama warga yang belum mendukungnya. “Jadi nanti tinggal dilihat tren YouTube-nya, dilirik tidak. Kalau dapat memperlebar ceruk pemilih, itu bagus. Kalau hanya pendukungnya yang menonton, itu tidak ada pengaruhnya,” kata dia.

Hal senada diungkapkan Dosen Komunikasi Massa dan Politik Unair, Suko Widodo. Ia menilai, selain untuk mempertahankan eksistensi politiknya, Anies juga ingin memperkenalkan diri ke masyarakat yang lebih luas menjelang pilpres 2024 melalui channel YouTube.

“Pasar medsos itu memungkinkan itu semua. Kalau konteks komunikasi politik, menjaga reputasi dan eksistensi, kan, di medsos masih bisa dilihat [konten] sampai kapanpun. Jadi bisa menarik simpati publik," kata Suko kepada reporter Tirto, Rabu (15/12/2021).

Namun, Suko menyarankan agar konten YouTube tersebut tidak hanya berisikan pencapaian yang diklaim sepihak oleh Anies, tetapi juga harus ada testimoni dari warga atau komunitas yang merasakan kebijakannya selama memimpin ibu kota.

“Jadi kontennya harus berkolaborasi dengan warga. Nanti mereka bisa menceritakan mengenai keberhasilan Anies, sehingga pesan baiknya terus terpelihara. Konten seperti itu bisa menarik simpati publik," ucapnya.

Sementara itu, Peneliti Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati menilai, Anies membuat channel YouTube merupakan cara yang efektif. Sebab, YouTube mampu menjangkau semua kalangan, terlebih kini hampir 76,8 persen atau 212, 35 juta penduduk Indonesia melek internet.

“Artinya dengan jangkauan internet yang luas tersebut, para politisi berlomba untuk bisa menaikkan popularitas sejak dini bahkan sebelum masa kampanye berlangsung," kata Wasisto kepada reporter Tirto, Rabu (15/12/2021).

Dia menuturkan, konten YouTube biasanya juga menampilkan narasi yang sifatnya untold stories atau sisi lain yang bahkan tidak ditangkap oleh media cetak maupun daring yang itu sangat dinanti oleh publik.

“Hal itu umum digunakan untuk ekspresi sekaligus verifikasi personal seorang politisi untuk bisa bersuara di YouTube," kata Wasisto.

Konten YouTube ini juga selain hanya menampilkan narasi secara visual yang banyak digandrungi oleh warganet, kata Wasisto, juga kadang menyajikan narasi ekpresif maupun dramatis yang itu bisa secara psikologis mengubah persepsi publik secara instan.

“Hal itulah yang menyebabkan politisi berlomba-lomba menjadi Youtubers guna bisa merubah atau mempengaruhi persepsi publik,” kata Wasisto.

Hal serupa juga dilakukan sejumlah politikus lainnya. Dedi Mulyadi misalnya. Politikus Partai Golkar yang merupakan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI sekaligus mantan Bupati Purwakarta juga memiliki akun YouTube bernama "Kang Dedi Mulyadi" dengan subscribers 2,7 juta.

Selain itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno juga aktif di media sosial. Bahkan pengikutnya kini sudah mencapai jutaan.

Tak hanya di dunia daring, para politikus yang namanya kerap masuk survei bursa capres 2024 seperti Puan Maharani, Airlangga Hartarto, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Muhaimin Iskandar juga menampilkan eksistensinya melalui baliho. Target mereka sama: eksistensi dan menaikkan elektabilitas.

Respons Anies Baswedan

Anies membantah pembuatan channel YouTube-nya berkaitan dengan upaya dirinya yang ingin mencalonkan diri sebagai capres 2024. “Ini kaitannya dengan kebijakan kami di Jakarta," kata Anies di kawasan Jakarta Timur, Senin (13/12/2021).

Mantan Mendikbud era Jokowi ini menjelaskan, channel YouTube-nya menceritakan mengenai kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, mulai dari latar belakang, penyusunan, proses, hingga hasilnya secara lengkap.

Sebab, program dan kebijakan yang selama ini dibuat oleh Anies Baswedan tidak semuanya bisa dijelaskan secara utuh melalui konferensi pers, doorstop, dan sejenisnya.

“Jadi karena itulah saya menyiapkan ini, ini [YouTube] adalah cara saya untuk menceritakan proses itu semua. Jadi lebih banyak ditujukan untuk menceritakan yang sudah dikerjakan,” kata Anies menjelaskan soal akun YouTube-nya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2024 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Abdul Aziz