tirto.id - Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mengeklaim bahwa warga negara asing yang direkrut untuk masuk dalam Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) telah memiliki pengalaman dan profesional di bidang pengelolaan aset negara.
Hal itu sebagai bentuk tanggapan atas masuknya Raymond Thomas Dalion, Jeffrey Sachs hingga Thaksin Shinawatra dalam jajaran Dewan Penasihat Danantara.
"Saya pikir selama dia profesional, dan dia juga tokoh-tokoh ternama itu, mereka semua punya pengalaman dunia dan oke, lah. Enggak ada masalah, itu lembaga profesional, kok," kata Bahlil di Kantor DPP Partai Golkar, Rabu (26/3/2025).
Dia membayangkan pengelolaan Danantara akan sama seperti badan usaha milik Singapura, Temasek Holdings Limited. Ketua Umum Partai Gokar itu berharap pengelolaan Danantara dapat dikelola secara baik oleh orang-orang yang profesional.
"Ya saya pikir Danantara adalah sebuah lembaga keuangan yang dimiliki oleh negara. Dia semacam Temaseknya Singapura, lah. Kira-kira begitu, badan pengelola investasi yang dilakukan secara profesional," tutur Bahlil.
Bahlil menegaskan demi menjaga profesionalitas dan performa Danantara agar bekerja dengan baik, Presiden Prabowo Subianto, tidak menitipkan orang-orangnya untuk bekerja di Danantara.
"Kredibel, saking profesional kredibilitasnya, Pak Prabowo saja tidak menitipkan orang satupun, itu dilakukan betul-betul secara profesional," ucap Bahlil.
Saat dimintai tanggapan mengenai masuknya nama Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, Bahlil menegaskan bahwa dua nama itu masuk tokoh profesional dan berintegritas.
"Bahwa ada tokoh-tokoh yang menjadi bagian daripada kepengurusan, saya pikir itu tokoh-tokoh yang berintegritas, orang-orang yang profesional, yang sudah barang tentu punya reputasi, punya integritas, dan punya kemampuan," tutup Bahlil.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama