tirto.id - Cerita legenda bahasa Jawa menjadi bagian penting dari tradisi lisan masyarakat Jawa. Berbagai cerita legenda dalam bahasa Jawa singkat mengandung pesan moral dan nilai kehidupan yang mendalam.
Bahkan cerita bahasa Jawa legenda memiliki nilai unsur sejarah, mitos, dan filosofi lokal. Pewarisan cerita legenda bahasa Jawa singkat berlangsung dari lisan ke lisan dan antar-generasi.
Legenda menjadi bagian dari cerita rakyat yang dipercaya oleh masyarakat setempat. Walaupun sebenarnya contoh cerita legenda bahasa Jawa tak selalu faktual dan valid, tetapi cerita ini mengalir di tengah masyarakat.
Selain diwariskan secara natural melalui lisan ke lisan, cerita legenda bahasa Jawa juga diajarkan di sekolah. Cerita legenda bahasa Jawa singkat termasuk dalam materi pembelajaran bahasa Jawa.
Mata pelajaran bahasa Jawa sendiri merupakan kelompok dari pelajaran muatan lokal. Proses pewarisan cerita legenda bahasa Jawa melalui bidang pendidikan ini berperan juga untuk membentuk identitas dan memperkuat nilai luhur masyarakat Jawa.
Lantas, apa saja contoh cerita legenda bahasa Jawa? Simak penjelasan cerita legenda bahasa Jawa dalam artikel ini.
Kumpulan Ringkasan Legenda Bahasa Jawa Singkat dan Jelas

Kumpulan ringkasan contoh cerita legenda bahasa Jawa dapat dipahami oleh masyarakat Jawa. Membaca ringkasan cerita legenda bahasa Jawa bisa membantu masyarakat untuk mempelajari garis besar isi cerita.
Apa saja kumplan ringkasan legenda bahasa Jawa singkat dan jelas? Berikut penjelasannya:
1. Legenda Banyuwangi
Ringkasan cerita berasal dari tanah Banyuwangi, Jawa Timur. Legenda Banyuwangi menceritakan tentang seorang wanita bernama Sri Tanjung, istri dari Raden Banterang.Disebabkan oleh hasutan orang ketiga, Raden Banterang menuduh istrinya berselingkuh. Sri Tanjung membantah tuduhan tersebut. Namun, suaminya tetap tak percaya.
Singkat cerita, Sri Tanjung mengakhiri hidupnya dengan menceburkan diri ke sungai. Sebelum menceburkan diri, Sri Tanjung bersumpah bahwa air sungai akan menjadi saksi kesuciannya.
Setelah Sri Tanjung benar-benar meninggal, sungai yang semula berwarna keruh tiba-tiba berubah warna menjadi jernih. Sungai tempat Sri Tanjung menceburkan diri mengeluarkan aroma harum.
Legenda inilah yang kemudian menjadi asal mula penamaan Banyuwangi. Daerah tersebut dinamakan Banyuwangi yang berarti “Air yang wangi”.
Kandungan cerita ini mendeskripsikan nilai kesetiaan dan keteguhan hati seorang perempuan dan pentingnya memastikan kebeneran suatu berita. Jangan sampai termakan oleh fitnah dan kabar tak berdasar.
2. Legenda Roro Jonggrang

Ringkasan cerita legenda bahasa Jawa selanjutnya ialah legenda Roro Jonggrang. Cerita ini berasal dari kawasan Prambanan, Yogyakarta. Dikisahkan bahwa Bandung Bondowoso merupakan seorang ksatria sakti yang mengalahkan kerajaan milik ayah Roro Jonggrang.
Bandung Bondowoso terpesona akan kecantikan Roro Jonggrang dan ingin memperistrinya. Namun, Roro Jonggrang tak mau menerima lamaran Bandung Bandowoso.
Roro Jonggrang tahu bahwa Bandung Bondowoso telah membunuh ayahnya. Meskipun sudah ditolak, Bandung Bondowoso tetap terus memaksa Roro Jonggrang.
Akhirnya Roro Jonggrang berpikir untuk menolak halus lamaran Bandung Bondowoso. Ia memberi syarat pada Bandung Bondowoso untuk membangun 1.000 candi dalam waktu semalam.
Sebenarnya syarat tersebut mustahil dilakukan. Namun, Bandung Bondowoso meminta bantuan para jin untuk membangun candi.
Roro Jonggrang yang memperhatikan dari kejauhan merasa resah jika Bandung Bondowoso berhasil membangun 1.000 candi. Ia pun bekerja sama dengan para wanita membakar jerami dan menumbuk padi untuk menciptakan suara fajar.
Jin yang membantu Bandung Bondowoso segera berlarian karena mengira hari sudah pagi. Singkat cerita, Bandung murka karena merasa ditipu. Ia pun mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca ke-1.000.
3. Legenda Candi Borobudur
Ringkasan cerita legenda bahasa Jawa berikutnya ialah legenda Candi Borobudur. Tokoh utama dalam cerita ini bernama Gunadarma, seorang empu sakti yang membangun candi raksasa melalui perenungan dan kekuatan spiritual.Gunadarma tidak menggunakan tenaga manusia, tetapi ia menggunakan kekuatan batin dan ilmu gaib. Ilmu gaib yang ia kuasai dipercaya sangatlah tinggi.
Usai menyelesaikan Candi Borobudur, ia merasa tugasnya telah selesai dan memilih untuk bersemayam abadi. Gunadarma kemudian berubah menjadi bukit yang menghadap langsung ke arah candi.
Hingga kini, bukit tersebut dikenal dengan nama Bukit Menoreh. Cerita ini sebenarnya tidak seakurat informasi sejarah secara resmi.
Namun, legenda yang bergulir di tengah masyarakat ini melambangkan nilai sosial. Cerita ini merepresentasikan bagaimana masyarakat Jawa menghargai keajaiban.
4. Legenda Timun Mas

Ringkasan cerita legenda bahasa Jawa selanjutnya ialah legenda Timun Mas. Cerita ini sangatlah populer di kalangan anak-anak dan diajarkan di sekolah.
Timun Mas mengisahkan tentang pasangan petani yang tidak mempunyai anak. Pasangan suami istri ini meminta kepada Buto Ijo supaya diberi keturunan.
Raksasa Buto Ijo pun mengabulkan permintaan pasangan petani dengan syarat anak tersebut harus diserahkan kepada raksasa. Setelah beberapa tahun, lahirlah Timun Mas dari buah timun ajaib.
Saat Timun Mas mulai dewasa, raksasa kembali datang untuk menagih janji dari petani. Sang ibu membawa Timun Mas ke pertapa sakti yang memberinya bekal kantong ajaib. Isinya garam, jarum, dan terasi.
Ketika Buto Ijo mengejar, Timun Mas melemparkan isi kantong yang berubah menjadi rintangan besar seperti hutan berduri dan lautan lumpur. Singkat cerita, Buto Ijo pada akhirnya tenggelam dan Timun Mas hidup bahagia.
5. Legenda Asal Gunung Tangkuban Perahu

Ringkasan cerita legenda bahasa Jawa singkat berikutnya ialah legenda Gunung Tangkuban Perahu. Kisah legenda ini berasal dari tanah Sunda. Namun, sering diceritakan juga dalam bahasa Jawa.
Legenda ini menceritakan tentang Sangkuriang yang jatuh cinta pada Dayang Sumbi. Tanpa disadari ternyata Dayang Sumbi adalah ibu kandungnya sendiri.
Ketika Dayang Sumbi tahu identitas Sangkuriang, ia menolak pinangan Sangkuriang. Dayang Sumbi pun memberi syarat sulit pada Sangkuriang untuk membuat perahu besar dan danau dalam semalam.
Sangkuriang hampir berhasil mewujudkan syarat Dayang Sumbi. Namun, Dayang Sumbi membuat suasana seolah sudah pagi supaya makhluk gaib berhenti bekerja.
Alhasil Sangkuriang tidak berhasil menyelesaikan syarat Dayang Sumbi. Sangkuriang pun marah dan menendang perahu sampai terbalik. Perahu yang terbalik itulah yang diyakini menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
6. Legenda Jaka Tarub dan Bidadari

Ringkasan cerita legenda bahasa Jawa berikutnya ialah Jaka Tarub dan Bidadari. Kisah ini memiliki pemeran utama, yakni Jaka Tarub yang mencuri selendang salah satu bidadari yang turun mandi di telaga.
Nawang Wulan merupakan bidadari yang selendangnya diambil oleh Jaka Tarub. Ia tak bisa kembali ke kahyangan.
Akhirnya Nawang Wulan menikah dengan Jaka Tarub. Mereka hidup bahagia dan memiliki seorang anak. Namun, Jaka Tarub melanggar janji untuk didak membuka lumbung padi ajaib yang dimiliki Nawang Wulan.
Singkat cerita, Nawang Wulan tahu Jaka Tarub melanggar janji dan dia menemuakn selendangnya. Akhirnya Nawang Wulan memutuskan untuk kembali ke langit, meninggalkan suami dan anaknya.
Cerita legenda bahasa Jawa singkat di atas diyakini di tengah masyarakat. Masing-masing cerita juga memiliki nilai moral yang dipercaya oleh masyarakat.
Nilai-nilai kesetiaan, keberanian, dan kejujuran dapat dipelajari dari cerita rakyat tersebut. Masyarakat dapat semakin menghargai kekayaan budaya lokal dengan memahami cerita legenda bahasa Jawa.
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Nurul Azizah & Yulaika Ramadhani
Masuk tirto.id







































