Menuju konten utama
Layanan Pariwisata SMK

5 Bahasa Tubuh Sopan yang Bisa Diterapkan saat Berkomunikasi

Bagaimana bahasa tubuh yang sopan yang bisa diterapkan saat berkomunikasi? Berikut penjelasan selengkapnya.

5 Bahasa Tubuh Sopan yang Bisa Diterapkan saat Berkomunikasi
Ilustrasi. foto/istockphoto

tirto.id - Penggunaan bahasa tubuh bermanfaat untuk memperkuat pesan verbal sehingga maksud individu bisa tersampaikan dengan baik. Sama seperti bahasa verbal, bahasa tubuh sebaiknya disampaikan dengan sopan.

Oleh karena itu, penting bagi setiap orang mempelajari bahasa tubuh sopan yang bisa diterapkan saat berkomunikasi. Bahasa tubuh yang sopan bisa diterapkan ketika menyambut tamu, saat berbicara, atau saat berpisah dengan lawan bicara.

Lantas, bagaimana bahasa tubuh yang baik? Contohnya bahasa tubuh menyambut tamu yang baik bisa dilakukan dengan menunjukkan ekspresi ramah dan mengulurkan tangan kanan untuk berjabat tangan.

Contoh lain, yaitu bahasa tubuh saat berbicara. Berbicara sopan dengan bisa dengan sopan ditunjukkan melalui menatap wajah lawan bicara dengan menunjukkan ekspresi yang memperhatikan.

Penggunaan bahasa tubuh yang sopan semacam ini penting untuk diterapkan dalam aktivitas sehari-hari. Melalui penggunaan bahasa tubuh yang sopan lawan bicara tentu merasa dihargai dan percakapan dapat berlangsung secara lancar.

Apa Itu Bahasa Tubuh?

Bahasa tubuh atau body language merupakan cara berkomunikasi menggunakan gerakan tubuh dan ekspresi wajah.

Yus R. Hernandez dalam Ampuhnya Bahasa Tubuh untuk Memengaruhi Orang Lain (2015) menyebut bahwa bahasa tubuh adalah alat paling efektif dan komunikatif dalam mengetahui, lalu membangun hubungan antar individu.

Setidaknya ada beberapa komponen dalam menyampaikan bahasa tubuh yang baik, termasuk:

    • ekspresi wajah
    • pandangan mata
    • sentuhan
    • diam
    • suara
    • gerakan tubuh.

Setiap komponen dalam bahasa tubuh tersebut bisa memiliki maksud yang berbeda pada setiap budaya. Misalnya, di beberapa budaya mengajak berjabat tangan menggunakan tangan kiri adalah hal yang wajar dilakukan.

Sayangnya, menggunakan tangan kiri kurang etis jika dilakukan di Indonesia sehingga berjabat tangan harus menggunakan tangan kanan.

Selain itu, Hernandez menegaskan bahwa bahasa tubuh tidak menggambarkan maksud individu secara mutlak setiap saat. Oleh karena itu, penting untuk memahami konteks pembicaraan sebelum menganalisa atau menyampaikan bahasa tubuh.

Bahasa Tubuh yang Sopan saat Berkomunikasi

Bahasa tubuh yang sopan sangat disarankan untuk diterapkan dalam percakapan sehari-hari, khususnya dalam percakapan profesional. Setidaknya ada lima situasi dasar yang sebaiknya menerapkan bahasa tubuh sopan.

Menurut P.S.E Chairany S. dan Prihatin Darsini dalam Dasar-Dasar Usaha Layanan Pariwisata (2022) kelima situasi yang sebaiknya menerapkan bahasa tubuh sopan adalah saat menyambut tamu, menyapa dan berkenalan, berbicara, belum memahami pesan, dan saat perpisahan.

Berikut ini lima bahasa tubuh sopan yang bisa diterapkan dalam komunikasi sehari-hari:

1. Bahasa tubuh untuk menyambut tamu

Bahasa tubuh menyambut tamu bisa diterapkan dalam ranah profesional maupun tidak. Berikut bahasa tubuh sopan untuk menyambut tamu:

    • Menyampaikan ekspresi wajah ramah dan tersenyum.
    • Menyampaikan kalimat "selamat datang" dan mempersilahkan masuk.
    • Mengulurkan tangan kanan untuk berjabat tangan atau bisa juga bersalaman dengan mengantupkan kedua tangan.
    • Menawarkan bantuan mereka, seperti membawa barang-barang yang dibawa, atau bantuan lainnya.

2. Bahasa tubuh untuk menyapa dan berkenalan

Bahasa tubuh untuk menyapa dan berkenalan bisa diterapkan saat akan berkomunikasi dengan orang baru maupun orang yang sudah dikenal. Berikut beberapa bahasa tubuh yang sopan untuk menyapa dan berkenalan:

    • Tatap mata mata lawan bicara dan pasang ekspresi tersenyum dan ramah.
    • Rapatkan jari-jari tangan kanan, kemudian ulurkan ke lawan bicara.
    • Ucapkan kata-kata sapaan yang sopan, seperti "selamat pagi", "salam kenal", "apa kabar", atau "halo" sesuai konteks apakah untuk berkenalan atau menyapa.
    • Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama.

3. Bahasa tubuh saat berbicara

Bahasa tubuh saat berbicara penting untuk diterapkan dengan sopan dalam berbagai situasi. Masih menurut Chairany dan Darsini berikut bahasa tubuh saat berbicara:

    • Rilekskan tubuh, pastikan postur tubuh tegap baik saat sedang duduk maupun berdiri.
    • Hindari mencondongkan tubuh ke depan.
    • Tatap wajah lawan bicara dengan ekspresi wajah tertarik dan memperhatikan pembicaraan.
    • Jadilah pendengar yang baik dan berikan respons verbal dan non-verbal yang tepat seperti anggukan kepala, tersenyum, dan sebagainya.

4. Bahasa tubuh belum memahami pesan

Saat berkomunikasi dengan lawan bicara ada kalanya pesan yang disampaikan tidak bisa dipahami dengan baik. Meskipun suasana menjadi canggung, dalam situasi semacam ini kita sebaiknya tetap menyampaikan bahasa tubuh yang sopan.

Berikut cara menyampaikan bahasa tubuh belum memahami pesan yang sopan:

    • Katupkan kedua tangan sembari menyampaikan permohonan maaf.
    • Sampaikan maksud untuk meminta pengulangan pesan, seperti "Maaf, bisa diulangi?" atau "Saya tidak yakin, bisakah Anda jelaskan lebih lanjut?"
    • Dekatkan tubuh ke arah lawan bicara untuk mencoba mendengarnya lebih jelas, namun hindari terlalu dekat dan mengganggu.
    • Anggukan kepala dan tersenyum jika sudah mahami pesan dan berikan respons verbal yang relevan.

5. Bahasa tubuh saat perpisahan

Bahasa tubuh yang sopan juga bisa diterapkan saat perpisahan. Berikut cara menyampaikan bahasa tubuh yang sopan saat perpisahan:

    • Berikan senyuman dan ucapan perpisahan yang ramah, seperti "hati-hati di jalan", "sampai jumpa lagi", atau lainnya.
    • Mengulurkan tangan kanan untuk berjabat tangan atau bisa juga bersalaman dengan mengantupkan kedua tangan.
    • Tingkatkan kontak mata dan berikan isyarat bahwa senang bertemu atau berbicara dengan lawan bicara.
    • Jangan tampak tergesa-gesa pergi, berikan kesan bahwa Anda menghargai waktu bersama.
    • Lambaikan tangan pelan saat lawan bicara naik kendaraan atau pergi menjauh.

Baca juga artikel terkait PEMASARAN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dhita Koesno