tirto.id - Meski dunia punya ribuan suku bangsa dengan berbagai gestur komunikasi yang berbeda, ada beberapa gestur tangan yang dikenali secara global. Misalkan, jika kamu mengangkat kedua tangan ke udara, gestur itu dikenali sebagai tanda menyerah. Atau, jika kamu menyilangkan tangan di pelipis, itu adalah tanda hormat.
Gestur lain yang dipahami secara umum adalah menyodorkan tangan untuk bersalaman. Gestur ini dianggap sebagai bentuk perkenalan, penyambutan, juga persahabatan. Sebagai gestur yang dikenal luas, bersalaman punya sejarah panjang. Ia sudah mulai digunakan sejak 500 SM. Penemuan arkeologi tertua tentang bersalaman bisa dilihat di Museum Pergamon: sebuah tetenger batu yang berukirkan dua tentara sedang bersalaman.
Namun, tak semua orang merasa nyaman bersalaman. Salah satu alasannya karena perkara kesehatan. Nicky Milner, dosen senior jurusan Biologi di Anglia Ruskin University, bahkan menuliskannya dengan benderang: salaman tangan itu menjijikkan.
Milner mengacu pada riset dari Universitas Colorado yang mengatakan bahwa tangan manusia punya 3.200 bakteri dari 150 spesies berbeda. Dan karena, menurut sebuah penelitian di Inggris, rata-rata manusia berjabat tangan sekitar 15.000 kali di sepanjang hayat, ada kemungkinan besar bakteri ini akan menyebar dengan cepat dan bisa menyebabkan berbagai penyakit.
Sebenarnya, selain bersalaman tangan, ada banyak gestur lain untuk menunjukkan perkenalan maupun persahabatan. Di dunia Barat, ada gestur macam tos dengan kedua tangan (high five) atau adu kepal (fist bump). Menurut Sara Mela dan David Whitworth, dua peneliti dari Universitas Aberystwyth, Britania Raya, salaman tangan memindahkan bakteri dua kali lebih banyak ketimbang tos, dan 10 kali lebih banyak ketimbang fist bump.
Namun, jika memang harus bersalaman tangan, harap ingat jika Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan bahwa tangan adalah gerbang utama penyebaran kuman dan bakteri, dan karenanya higienitas tangan adalah hal paling penting untuk menghindari penyebaran kuman serta bakteri berbahaya dan mencegah infeksi.
Sayangnya, secara global hanya 60 persen warga dunia yang memiliki akses ke fasilitas cuci tangan (termasuk air bersih). Itupun kebanyakan dari mereka mencuci tangan hanya dengan air, tanpa sabun atau pembersih lain. Padahal air saja tidak cukup karena tetap akan membuat kuman, bakteri, dan virus menempel.
Banyak penyakit dimulai ketika tangan terkontaminasi oleh bakteri dan virus penyebab penyakit, seperti diare, radang tenggorokan, cacingan, infeksi saluran pernapasan, dan flu. Proses kontaminasi ini bisa terjadi setelah menggunakan toilet, batuk, bersin, menyentuh tangan orang lain, menyentuh permukaan yang sudah terlebih dahulu terkontaminasi, dan kontak dengan kotoran (terutama anak-anak). Sebagai contoh, satu gram kotoran manusia dapat mengandung 10 juta virus dan satu juta bakteri. Ini termasuk kotoran bayi yang terkenal sebagai patogen.
Ketika tangan terkontaminasi oleh kuman, bakteri, dan virus penyebab penyakit, patogen ini dapat masuk ke dalam tubuh atau berpindah dari satu orang ke orang lain untuk menyebarkan penyakit. Dua penyakit utama yang ditularkan melalui tangan adalah diare dan radang tenggorokan. Kedua penyakit ini lah yang menyebabkan lebih dari 20 persen kematian anak-anak di bawah usia lima tahun.
Karena diare, sekitar 525.000 anak meninggal setiap tahun, menjadikan penyakit ini sebagai salah satu penyakit paling mematikan bagi anak-anak. Hampir semua kasus diare pada anak-anak disebabkan oleh infeksi, yang berarti bahwa sebagian besar penyakit ini sepenuhnya dapat dicegah.
Salah satu pencegahan penyakit paling efektif adalah mencuci tangan dengan sabun. Cara preventif ini lebih sederhana dan lebih murah daripada harus mengobati jika sudah terlanjur menjadi penyakit. Tindakan pencegahan ini juga makin terasa penting di musim pancaroba. Sebagaimana diketahui, musim peralihan ini bikin daya tahan tubuh menurun, dan karenanya bikin kita lebih rentan terserang penyakit.
Sebuah tinjauan terhadap lebih dari 40 penelitian menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat mencegah sekitar empat dari setiap 10 kasus diare. Namun sebenarnya selain diare, banyak penyakit bisa dihindari jika orang terbiasa mencuci tangannya dengan sabun. Kemungkinan infeksi saluran pernapasan, misalnya, bisa berkurang hampir seperempatnya hanya karena kebiasaan ini.
Pada praktiknya, mencuci tangan dengan sabun bisa menghilangkan kuman, bakteri, dan virus sebelum mereka masuk ke tubuh atau menyebar ke orang lain. LaporanGlobal Handwashing Partnership juga menyatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun adalah cara paling murah dan efektif untuk mencegah penyakit.
Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk senantiasa mencuci tangan ketika sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah mengolah bahan makanan, setelah buang air kecil dan besar, setelah memegang benda pada fasilitas umum, setelah memegang binatang, dan setelah berkendara (terutama motor atau sepeda).
Hampir semua sabun cuci tangan bisa mengurangi kuman, bakteri, dan virus. Namun salah satu kelemahan kebanyakan sabun adalah: mereka membuat kulit menjadi kering. Untuk itu, NUVO Hand Soap hadir dengan formula ekstra lembut yang membuat tangan bersih dan tidak kering.
Bukan hanya itu, sabun cuci tangan NUVO juga efektif menghilangkan bau tidak sedap pada tangan, dan menghadirkan sensasi wangi yang tahan lama. Mengingat mencuci tangan dengan sabun itu cukup sederhana tapi krusial, serta tangan kita yang hampir selalu kontak dengan hidung, maka penting memilih sabun tangan yang harum. Yang lebih penting: NUVO hand soap mengandung formula anti bacterial yang terbukti membunuh kuman.
Kecemasan perkara kesehatan akan selalu ada, termasuk tentang bakteri dan virus yang bisa menyebar lewat jabat tangan. Namun, selama ada NUVO hand soap yang bisa memberikan perlindungan dari bakteri serta virus, semua rasanya akan baik-baik saja.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis