Menuju konten utama

Mengais Cuan dari Bisnis Rental Mobil di Jogja Saat Lebaran

Salah satu bisnis potensial meraup rupiah adalah penyewaan atau rental mobil selama libur lebaran. Simak ceritanya.

Mengais Cuan dari Bisnis Rental Mobil di Jogja Saat Lebaran
Pariza Dwi Subaresi saat memeriksa keadaan mobil di rentalan tempatnya bekerja, Minggu (23/3/2025). (FOTO/Siti Fatimah)

tirto.id - Libur panjang Lebaran 2025 menjadi momentum penting bagi industri pariwisata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sektor ini sangat potensial karena tidak hanya bagi pemerintah daerah, tapi juga bagi pelaku usaha dan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Salah satu bisnis yang potensial meraup rupiah adalah penyewaan atau rental mobil.

Menjelang lebaran, orderan sudah mulai penuh. Hal ini membuat para pekerja sangat sibuk melayani pelanggan, seperti yang dialami Pariza Dwi Subaresi. Tangannya menggenggam telepon, di hadapannya juga menyala laptop. Buka puasanya pun tidak tenang, karena sibuk memantau dan membalas pesan.

“Halo, iya om. Bentar lagi aku ke sana,” sahut pria yang akrab disapa Ares itu saat menerima telepon yang masuk ke ponselnya, pada Minggu (23/3/2025) malam.

Ares adalah pegawai admin di Heri Transport, penyewaan mobil yang berbasis di Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY. Dia mengaku sedang repot, sebab harus mengawasi global positioning system (GPS) yang terpasang pada mobil sewaan. Di samping itu, dia juga harus membalas pesanan mobil yang masuk.

Ares membeberkan, total ada 17 mobil di rentalan tempat dia bekerja. Tapi itu terpisah dengan tiga minibus yang diatur sendiri penyewaannya oleh pemilik rental. Mayoritas mobil yang administrasinya dipegang Ares sudah dipesan untuk kebutuhan H-2 sampai H-3 Lebaran 2025.

“Ini tinggal ada dua mobil kapasitas empat seat, sama tiga mobil yang tujuh seat,” ujarnya.

Pasaran dari rentalan tempat kerja Ares, mayoritasnya adalah keluarga. Ada yang memesan dengan tambahan supir, tapi sebagian besarnya meminta lepas kunci.

Khusus sistem lepas kunci ini, kata Ares, punya mekanisme khusus. Sebab beberapa kali rentalannya apes, karena mobil dilarikan oleh pencuri dengan modus sewa.

Untuk dapat menyewa mobil dengan lepas kunci, pelanggan harus menyertakan rencana perjalanan. Di samping itu, penyewa juga harus meninggalkan kartu identitas. GPS pada mobil pun diawasi dengan ketat keberadaannya.

Nek ngulon terus, kui rodo bahaya (kalau mobil bergerak ke barat terus arah Jakarta atau Bandung patut curiga)” kata dia bercerita.

Ada kriteria khusus pula, untuk penyewa mobil lepas kunci. Kasus meninggalnya pemilik rental mobil yang dikeroyok oleh warga Pati, Jawa Tengah beberapa waktu lalu menjadi perhatian. “Sekarang, KTP Pati diblokir [tidak diperkenankan menyewa mobil lepas kunci]” ungkap Ares.

Terkait harga, Ares mengatakan bahwa sewa mobil di rentalannya tergantung kapasitas mobil. Namun, berkisan antara Rp450 ribu sampai Rp1,5 juta untuk minibus.

Sekarang, Ares masih mencari penyewa untuk pemesanan di luar waktu H-2 sampai H-3 lebaran. Beberapa iklan dibuat oleh pria yang tidak lulus kuliah komunikasi di salah satu kampus swasta di DIY ini.

“Aku bikin iklan di web sama Instagram. Tapi bulan puasa memang sepi sih peminatnya. Di mana-mana sama,” ujarnya.

Ares mengaku, beberapa kali mendapat pelanggan wisatawan asing. Dia terbantu, kalau wisatawan tersebut membawa tour guide. Demikian, karena rentalannya minim sumber daya manusia (SDM) yang mampu berkomunikasi bahasa Inggris. Kata dia, cuma ada satu supir yang mengerti bahasa Inggris.

“Itu juga gagu nek ngomong [kaku kalua bicara]. Tapi lumayanlah,” ucapnya.

Namun, ada pula wisatawan asing yang melakukan pemesanan ke rentalan Ares. Terbantu dengan adanya Google Translate, Ares masih bisa memberikan tanggapan ke pemesan. Tapi, untuk supir, tentu akan kewalahan.

“Waktu itu ada dari Rusia, ini buat lebaran besok pas hari H juga ada dari Singapura,” kata dia.

News Plus Bisnis Rentalan

Wisatawan berfoto di jembatan Selopamioro dalam rangkaian piknik Mubheng Ndeso. (FOTO/Kuat)

Bisnis Rental Mobil Klasik

Panen musim libur lebaran juga dirasakan oleh pemilik rentalan mobil klasik, Kuat. Pria ini memang merupakan pecinta mobil klasik VW Safari. Bersama komunitasnya, dia membuka layanan jasa piknik yang diberi nama “Mubheng Ndeso.”

Pria yang juga pendiri Sekolah Sungai Siluk ini mengatakan, paket piknik yang ditawarkannya kerap kekurangan armada saat peak season. Dia memprediksi, hal ini juga akan terjadi saat musim libur Lebaran 2025.

“Beberapa bulan ini cukup meningkat dan jika kami kekurangan armada,” ungkap Kuat, dihubungi kontributor Tirto, Senin (24/3/2025).

Peningkatan permintaan di luar kapasitas, dipenuhi Kuat dengan menghubungi rekan-rekannya yang berada di luar wilayah operasionalnya. Antara lain di Kota Jogja, Kulonprogo, dan bahkan jika masih kurang, dia akan meminta bantuan dari rekannya yang beroperasi di Borobudur, Jawa Tengah. Kuat sendiri membuka paket piknik Mubheng Ndeso di Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, DIY.

Kuat membeberkan, piknik Mubheng Ndeso start dari Sekolah Sungai Siluk kemudian keliling menyusuri pedesaan Imogiri. Paket wisata ini sengaja dibuat untuk memperkenalkan wisata wisata lokal yang ada di wilayah Imogiri, khususnya desa wisata dan budaya. Misalnya saja, Kalurahan Selopamioro dengan keindahan Sungai Oya, kemudian mengenalkan potensi UMKM, seperti pembuatan peyek, membatik, dan kerajinan kayu.

“Selain itu juga bisa belajar untuk pengolahan magot, ternak ayam, dan berkebun di Sekolah Sungai Siluk,” sebut Kuat.

Paket piknik yang ditawarkan oleh Kuat ada tiga macam. Pertama, paket short Rp450.000 dengan durasi 2 jam. Kedua, paket medium Rp600.000 dengan durasi 3 jam. Ketiga, paket long Rp750.000 dengan durasi 4 jam.

“Khusus untuk paket ketiga, selain di wisata lokal dan mengunjungi UMKM, bisa memilih untuk menuju ke Pantai Parangtritis atau wisata sekitarnya,” papar Kuat.

News Plus Bisnis Rentalan

Wisatawan menikmati piknik Mubheng Ndeso yang melayani tur menyusur Imogiri dan Bantul menggunakan mobil klasik VW Safari. (FOTO/Kuat)

Terdampak Efisiensi

Bisnis penyewaan atau rental mobil juga ditekuni oleh Dananjoyo Kusumo. Namun beda dengan Ares dan Kuat, Danan mengaku tengah mengalami kelesuan.

“Beda dengan tahun kemarin, ada efisiensi anggaran berpengaruh karena sebelum puasa agak sepi. Tiga minggu sebelum puasa sepi. Di tambah puasa, Jogja jadi tambah sepi,” beber Danan dihubungi pada 16 Maret 2024.

Ayah dari dua orang anak itu mengaku baru mendapat pesanan untuk melayani sewa mobil seminggu sebelum lebaran. Pasar yang kurang bergairah, disiasati Danan dengan melenturkan harga sewa.

“Dengan adanya situasi itu [sepi akibat efisiensi], nek yang dari saya bisanya tetap melayani customer dengan sebaik mungkin,” ucapnya.

Biasanya, Danan menarik tarif Rp600 ribu untuk sewa mobil selama 12 jam. Situasi sepi, membuatnya melepas harga Rp550 ribu per 12 jam. Danan juga menerapkan kelenturan harga untuk sewa mobil pada saat lebaran, biasanya dia patok Rp800 ribu per 12 jam, kini dia turunkan jadi Rp700 ribu per 12 jam.

Beruntungnya, Danan menjaga komunikasi baik dengan pelanggannya. Sehingga beberapa pengguna jasanya kembali untuk menyewa.

“Alhamdulillah yang dulu [pengguna layanan terdahulu] kembali menghubungi, kayak dari Kalimantan Barat menghubungi. Bandung juga ada,” sebutnya.

Danan pun mengaku terus memasarkan empat mobil di bawah naungan usahanya. Dia mengiklankan mobil dengan cara membuat unggahan di media sosial.

“Strategi iklan juga tetap diingatkan. Update lagi adanya wahana plesiran, ada tips mudik, mengucapkan selamat berpuasa, merayakan hari besar,” jabarnya.

Baca juga artikel terkait PARIWISATA atau tulisan lainnya dari Siti Fatimah

tirto.id - News
Kontributor: Siti Fatimah
Penulis: Siti Fatimah
Editor: Abdul Aziz