tirto.id - Sebagai seorang manusia kita dianugerahi dengan emosi yang dapat memberikan informasi tentang apa yang dialami.
Sehingga dengan begitu, kita dapat mengetahui bagaimana harus bereaksi terhadap suatu perasaan.
Emosi manusia sudah dapat ditemukan sejak masih usia bayi melalui ekspresi wajah atau tindakan seperti tertawa ataupun menangis.
Pada usia 3 atau 4 tahun, anak sudah menjadi dirinya sendiri di mana memiliki perasaan suka ataupun tidak suka sesuai kepribadian mereka yang terus berkembang.
Kemudian seiring bertambahnya usia, anak-anak akan mulai belajar terkait hubungan antara ledakan emosi dengan konsekuensi negatif.
Salah satunya saat orang tua melontarkan kemarahan yang dapat berakibat pada kehidupan anak, seperti berkurangnya waktu istirahat atau bahkan kehilangan mainan favoritnya.
Dalam hal parenting, seringkali sebagai orang yang lebih tua kita kurang membicarakan hal-hal terkait emosi yang selama ini sering dilakukan oleh anak.
Padahal dengan melakukan beberapa hal kecil seperti melakukan komunikasi terkait perasaan anak dapat membantu mereka memahami kompleksitas emosi.
Dikutip laman Parents, selama ini tidak ada pelajaran di sekolah yang mengidentifikasi dan menjelaskan tentang emosi. Padahal membangun kecerdasan emosional sama pentingnya dengan belajar huruf, angka, dan warna yang penting untuk dimulai sedini mungkin.
Jenis Emosi Dasar pada Anak
Berdasarkan pada jurnal yang ditulis oleh Jenna Autuorl Dedlc, disebutkan bahwa berbagai cara anak berperilaku didasarkan pada 4 emosi yang kompleks, di antaranya adalah:
1. Marah
Emosi marah dapat ditimbulkan dengan perasaan kesal, tidak senang, atau bahkan permusuhan yang kuat.
Pada anak, munculnya tindakan seperti mengamuk, memukul, atau melakukan suatu hal yang dapat dianggap tidak pantas merupakan sebuah reaksi atas rangsangan yang membuat dirinya merasa kesakitan atau frustasi.
Menurut Jaclyn Shlisky, seorang psikolog klinis, emosi marah tampak tidak masuk akal bagi anak yang belum belajar tentang emosi.
Akan tetapi hal tersebut merupakan reaksi alami terhadap beberapa jenis kesalahan yang dirasakan oleh anak.
2. Sedih
Sedih dapat terjadi ketika anak anak merasa takut atau ketika seseorang mengatakan atau melakukan sesuatu yang membuat dirinya merasa tidak nyaman.
Selain itu, juga dapat ditimbulkan atas perasaan rindu, kecewa, dan juga merasa kehilangan atas sesuatu.
3. Takut
Secara alami anak tidak merasa takut, akan tetapi muncul dari perasaan cemas dan khawatir. Gleicher menyatakan, ketika anak memiliki rasa takut, maka melibatkan beberapa tingkat persepsi tentang bahaya.
4. Cemburu
Emosi yang terakhir, seringkali dianggap erat kaitannya dengan iri hati. Akan tetapi, jika dilihat lebih lanjut iri menandakan keinginan atas suatu hal yang tidak pernah kita miliki.
Sedangkan cemburu lebih mengarah pada ancaman akan kehilangan sesuatu yang kita miliki atau percayai,
Untuk anak, kecemburuan sering dirasakan pada pemikiran akan kehilangan kasih sayang, perhatian, atau keamanan dari orang lain. Contohnya seperti orang tua yang selama ini selalu ada di sisi mereka.
Cara Mengajarkan Anak Mengekspresikan Emosi
Menurut Amy Morin, LCSW mengajari anak tentang perasaan dianggap sesuatu yang sulit karena merupakan konsep yang abstrak.
Akan tetapi, mengajari anak tentang perasaan sedini mungkin dapat mengajari mereka untuk mengatur emosi yang dapat memengaruhi pada setiap pilihan yang mereka buat.
Anak-anak yang memahami emosinya cenderung tidak bertindak dengan menggunakan amarah, agresi, dan pembangkangan untuk mengekspresikan diri.
Selain itu, mengajari anak tentang emosi akan membantunya menjadi kuat secara mental.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengajari anak tentang perasaan dan emosi menurut Amy Morin, LCSW:
1. Beri Nama pada Setiap Perasaan Mereka.
Cara ini dapat dilakukan dengan memberi tahu mereka nama pada setiap perasaan dasar seperti bahagia, marah, sedih, dan takut.
Salah satu contoh yang bisa dilakukan adalah dengan mendiskusikan berbagai perasaan tokoh yang ada dalam suatu cerita buku atau film.
Yaitu dengan mengajukan pertanyaan “Menurutmu, bagaimana perasaannya saat ini?”. Kemudian dilanjutkan diskusi tentang berbagai perasaan yang mungkin dialami oleh karakter tersebut.
Dengan menggunakan cara tadi, selain mengenalkan nama-nama perasaan. Juga dapat mengajarkan empati anak terhadap perasaan orang lain.
2. Bicara Tentang Perasaan.
Tunjukkanlah bagaimana cara menggunakan kata-kata perasaan dalam kosa kata sehari-hari. Contohkan bagaimana cara mengekspresikan perasaan.
Cara yang bisa kita lakukan adalah dengan menanyakan “Bagaimana perasaan kamu hari ini?”. Yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi terkait berbagai hal yang bisa memengaruhi perasaan anak anda.
3. Ajarkan Strategi Mengatasi
Dengan mengajarkan strategi mengatasi dapat meningkatkan keterampilan manajemen amarah, sehingga dapat menyelesaikan berbagai konflik dengan damai.
Contohnya dengan mengajarkan cara untuk mengatasi berbagai perasaan sedih. Dengan begitu dapat mencegah tindakan agresif atau perilaku mencari perhatian.
4. Penguatan Positif
Beri apresiasi ketika anak dapat mengatur perasaan. Contohnya ketika anak memberi tahu bahwa dirinya sedang marah,sedih, atau bahagia.
5. Ajarkan Secara Berlanjut
Terus lakukan penguatan emosi anak sepanjang masa kanak-kanaknya termasuk saat sudah beranjak remaja. Hal tersebut dapat membuatnya lebih mengerti dan dapat mengatur emosinya secara lebih lanjut.
Penulis: Muhammad Ibnu Azzulfa
Editor: Dhita Koesno