Menuju konten utama

30 Contoh Pantun Kesaktian Pancasila Penuh Semangat

Artikel ini suguhkan 30 pantun pancasila yang dapat digunakan untuk caption media sosial atau pidato.

30 Contoh Pantun Kesaktian Pancasila Penuh Semangat
Ilustrasi tentara mengambil gambar rekannya di Monumen Pancasila Sakti. Untuk mengenang peristiwa G30S, setiap tanggal 1 Oktober diperingati Hari Kesaktian Pancasila yang dapat dirayakan dengan Pantun Pancasila. Antara foto/hafidz mubarak a/foc/15.

tirto.id - Pantun Pancasila menjadi salah satu cara untuk menyemarakkan Hari Kesaktian Pancasila dengan penuh semangat. Pantun tersebut bisa dijadikan caption atau status di media sosial. Selain itu, pantun juga dapat dikirimkan ke teman-teman sebagai bentuk apresiasi.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila bertujuan menghormati tujuh Pahlawan Revolusi. Pantun tentang Pancasila bisa menjadi media untuk mengenang mereka yang gugur sebagai korban dari Gerakan 30 September (G30S). Momen ini menjadi pengingat akan perjuangan dan pengorbanan mereka.

Pada awalnya, Hari Kesaktian Pancasila hanya diperingati oleh TNI AD. Pantun kesaktian Pancasila mengacu pada Surat Keputusan Menteri Utama Bidang Pertahanan dan Keamanan pada 17 September 1966. Saat itu, Soeharto menjabat sebagai menteri yang menetapkan keputusan tersebut.

Contoh Pantun tentang Pancasila untuk Memperingati Hari Kesaktian Pancasila

Hari Kesaktian Pancasila dapat diperingati dengan berbagai cara. Misalnya dengan mengunggah ucapan atau bahkan pantun pancasila.

Berikut ini contoh pantun bertema Pancasila Hari Kesaktian Pancasila yang bisa dibagikan di media sosial atau sebagai pelengkap pidato:

1.

Pergi ke pasar ingin membeli buku

Pulang-pulang bertemu Maya

Pancasila sakti untuk negeriku

Penjaga bangsa dan juga budaya.

2.

Bunga melati di taman mekar

Harum semerbak menyapa pagi

Semangat Pancasila tak pernah pudar

Menjaga Indonesia tetap berdiri.

3.

Burung pipit terbang ke awan

Melintas lautan biru nan tenang

Pancasila teguh di tangan pahlawan

Menjadi dasar bangsa yang senantiasa menang.

4.

Di pagi hari mentari cemerlang

Cahaya terang menyapa benua

Pancasila sakti teruslah gemilang

Memupuk persatuan kita semua.

5.

Air sungai mengalir deras

Membawa kesejukan di sepanjang jalan

Pancasila adalah dasar yang keras

Melindungi bangsa dari segala rintangan.

PERINGATAN HARI KESAKTIAN PANCASILA

Warga menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan latar belakang lambang Garuda Pancasila saat peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Situs Persada Soekarno, Desa Pojok, Kediri, Jawa Timur, Kamis (30/9/2021) malam. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/hp.

6.

Jalan-jalan ke kota Denpasar

Menikmati kopi di tepi jalan

Pancasila mengajarkan yang benar

Untuk persatuan dan kemakmuran.

7.

Bunga mawar mekar di taman

Harum wangi menarik hati

Pancasila jadi pedoman

Menjaga Indonesia tetap bersatu hati.

8.

Pantai ujung pulau sedih tak terurus

Ombak berderai menghantam batu

Pancasila sakti menjadi penerus

Keadilan dan persatuan tetap maju.

9.

Pak Tani menggembala biri-biri

Padi menguning siap dipetik

Pancasila sakti teguh berdiri

Membawa bangsa menuju lebih baik.

10.

Langit biru dihiasi pelangi

Warna cerah indah dipandangi

Pancasila di hati setiap generasi

Menjadi benteng yang harmoni.

11.

Berlayar jauh menuju negara Haiti

Menyusuri laut yang berombak tinggi

Pancasila adalah pusaka yang sakti

Menjaga bangsa dari perpecahan dini.

12.

Mentari pagi usir mendung

Menghangatkan bumi di seluruh negeri

Pancasila sakti menjadi pelindung

Menjaga rakyat dari ancaman yang mendekati.

13.

Bunga mawar mekar serentak

Baunya harum menusuk di hati

Pancasila tak pernah retak

Membawa bangsa menuju kedamaian abadi.

14.

Duduk santai sambil minum madu

Melihat ikan berenang ke sana kemari

Pancasila sakti selalu berpadu

Menyatukan rakyat dalam cinta sejati.

15.

Petani menanam di tanah yang subur

Pagi dan sore tiada henti

Pancasila sakti tak pernah luntur

Selamanya jadi ideologi tak terganti.

16.

Mentari pagi sinar cemerlang

Burung bernyanyi di atas dahan

Pancasila jadi pegangan

Bangsa kuat penuh harapan.

17.

Bermain layang di angkasa

Melayang tinggi sampai awan

Pancasila sumber asa

Bangun bangsa dengan iman.

18.

Bunga mawar merah merekah

Harumnya semerbak menyenangkan

Pancasila jaga persaudaraan

Indonesia tetap bersinar gemilang.

19.

Melangkah ringan di atas pasir

Jejak kaki tertinggal di sana

Pancasila jadi tameng kuat

Melindungi tanah air tercinta.

20.

Burung hantu malam bersuara

Menjaga hutan di waktu gelap

Pancasila pedoman nyata

Membawa damai dan erat.

21.

Hujan turun membasahi bumi

Tanah subur siap ditanami

Pancasila di hati suci

Membangun bangsa penuh arti.

22.

Angin sepoi mengusap daun

Suara alam penuh kedamaian

Pancasila pegangan tangan

Menyatukan kita dalam kesatuan.

23.

Berlayar perahu di tengah danau

Riak air menari ceria

Pancasila fondasi teguh

Menjaga bangsa selama-lamanya.

24.

Pelangi indah di ufuk timur

Warna-warni menyambut pagi

Pancasila jadi penerang

Menuntun bangsa sampai sejati.

25.

Daun kelapa bergoyang lembut

Suara ombak di pantai senja

Pancasila adalah suatu

Dasar bangsa tanpa cela.

26.

Kupu-kupu terbang menari

Di antara bunga penuh warna

Pancasila jadi janji

Bangsa maju, kuat selamanya.

27.

Mentari tenggelam di ufuk barat

Langit jingga berhiaskan mega

Pancasila takkan pernah padam

Menjadi pelita sepanjang masa.

28.

Kicau burung di pagi hari

Mengiringi langkah penuh semangat

Pancasila mempersatukan hati

Menjaga bangsa agar tetap hebat.

29.

Menanam padi di sawah luas

Hasil panen memuaskan hati

Pancasila adalah dasar teguh

Membangun bangsa dengan beri.

30.

Bermain layang-layang di tepi pantai

Terbang tinggi menyentuh awan

Pancasila pegangan kita semua

Menjaga bangsa agar aman.

Pembaca yang ingin mengetahui informasi seputar Hari Kesaktian Pancasila dapat klik tautan di bawah ini.

Kumpulan Artikel tentang Hari Kesaktian Pancasila

Baca juga artikel terkait HARI KESAKTIAN PANCASILA atau tulisan lainnya dari Nisa Hayyu Rahmia

tirto.id - Edusains
Kontributor: Nisa Hayyu Rahmia
Penulis: Nisa Hayyu Rahmia
Editor: Beni Jo & Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Satrio Dwi Haryono