tirto.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan pemerintah menargetkan desa dan dusun se-Indonesia bakal menikmati listrik paling lambat pada 2030. Untuh tahun ini, setidaknya baru 1.100 desa akan dapat teraliri listrik.
"Tahun ini kita sekarang lagi pasang seribu seratus lebih desa kemudian 250 ribu rumah yang belum ada listrik yang mau dipasang,” ucap Bahlil di kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025).
Ia menyebut masih ada sekitar 5.700 desa dan 4.400 dusun yang belum teraliri listrik. Pemerintah disebut terus mempercepat pembangunan jaringan listrik baru, terutama di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Menurut dia, pemerataan listrik menjadi salah satu indikator utama keberhasilan pembangunan energi nasional. Akses listrik diyakini dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat pedesaan serta mempercepat transformasi pendidikan.
Bahlil mengeklaim, Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian khusus terhadap sekolah-sekolah di daerah terpencil agar bisa menggunakan teknologi digital. Ketersediaan listrik menjadi prasyarat utama.
“Bapak Presiden punya keinginan agar sekolah-sekolah itu harus memakai teknologi, pakai layar. Jadi mau tidak mau listriknya harus kita masukkan. Listrik ini ada dua modelnya, pakai solar panel atau jaringan PLN yang sudah ada,” jelasnya.
Kata Bahlil, selain jaringan PLN, pemerintah juga menyiapkan program listrik tenaga surya untuk desa-desa yang sulit dijangkau. Model itu disebut akan dipasang paralel untuk mendukung target elektrifikasi nasional hingga 100 persen.
Bahlil meyakini, pembangunan listrik desa-dusun tidak hanya fokus pada infrastruktur, tetapi juga pemberdayaan masyarakat. Pemerintah pusat ingin proyek itu memberikan dampak ekonomi langsung di tingkat lokal.
Target elektrifikasi total 2030 menjadi bagian dari agenda besar menuju kedaulatan energi nasional. Bahlil berujar, tidak boleh ada lagi warga Indonesia yang hidup tanpa listrik di masa mendatang.
“Kita akan pasang ditargetkan oleh Bapak Presiden kepada kami, 2029-2030 tidak ada lagi desa yang tidak dapat listrik. Tujuannya apa? Agar anak-anak kita di pedalaman bisa belajar dengan baik dan menikmati pembangunan yang merata," tutur Bahlil.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































