Menuju konten utama

10.000 Pegawai Air Canada Mogok Kerja, Ratusan Penerbangan Batal

Air Canada menyatakan akan berupaya memesan ulang penumpang pada penerbangan pertama yang tersedia, termasuk melalui maskapai pesaing.

10.000 Pegawai Air Canada Mogok Kerja, Ratusan Penerbangan Batal
Pesawat Air Canada terlihat di gerbang Bandara Internasional Montréal-Pierre Elliott Trudeau di Dorval, Quebec, Kanada pada 2 April 2024. (Foto oleh Daniel SLIM / AFP)

tirto.id - Maskapai penerbangan Air Canada terpaksa membatalkan seluruh penerbangan setelah lebih dari 10 ribu pramugari dan awak kabin tetap melanjutkan aksi mogok meski pemerintah telah mengeluarkan perintah kembali bekerja.

“Seluruh penerbangan Air Canada dan Air Canada Rouge dibatalkan hingga pemberitahuan lebih lanjut,” kata pihak maskapai dalam pernyataan resmi, Senin (18/8/2028), seperti dikutip The Canadian Press.

Air Canada juga mengimbau penumpang agar tidak mendatangi bandara kecuali sudah memiliki tiket yang dikonfirmasi di maskapai lain.

Aksi mogok massal ini membuat ribuan penumpang terlantar di berbagai bandara maupun di luar negeri. Situasi semakin pelik karena maskapai menegaskan tidak akan menanggung biaya tambahan seperti hotel, makanan, maupun transportasi darat bagi penumpang yang terdampak.

Air Canada menyatakan akan berupaya memesan ulang penumpang pada penerbangan pertama yang tersedia, termasuk melalui maskapai pesaing.

Namun, prosesnya diperkirakan memakan waktu lama di tengah puncak musim liburan musim panas. Penumpang dengan jadwal penerbangan 15–22 Agustus diperbolehkan mengganti tiket ke periode 23 Agustus–30 September 2025 tanpa biaya tambahan.

Bagi pemegang tiket tak dapat dikembalikan, maskapai menawarkan voucher perjalanan untuk masa depan atau pengembalian dana penuh khusus bagi yang dijadwalkan terbang pada Senin dan Selasa (18-19/8/2025).

Meski begitu, kompensasi berupa biaya keterlambatan, akomodasi, maupun konsumsi tidak berlaku karena mogok kerja dianggap di luar kendali perusahaan, merujuk pada aturan Airline Passenger Protection Regulations.

Situasi ini menuai kritik dari kelompok advokasi hak penumpang. Presiden Air Passenger Rights, Gabor Lukacs, menilai maskapai seharusnya lebih proaktif mencari alternatif penerbangan atau menyelesaikan sengketa dengan karyawan. “Ini soal hubungan industrial. Sepenuhnya ada dalam kendali mereka,” ujarnya.

Sejumlah agen perjalanan bahkan mengandalkan opsi darurat, seperti menerbangkan penumpang ke Amerika Serikat lalu melanjutkan perjalanan darat menyeberang perbatasan.

“Kami melihat ada yang harus terbang ke New York, lalu naik bus antarnegara agar bisa pulang. Situasinya benar-benar campur aduk,” kata Richard Vanderlubbe, Presiden agen perjalanan tripcentral.ca.

Di sisi lain, penumpang yang ingin mengajukan keluhan dapat mengisi formulir klaim di situs resmi Air Canada atau melaporkan ke Canadian Transportation Agency (CTA). Namun, akses layanan pelanggan disebut sangat sulit, dengan waktu tunggu hingga empat jam dalam beberapa hari terakhir.

Sebagai informasi, aksi mogok ini berlangsung usai 10 ribu pramugari menentang perintah federal untuk kembali bekerja di tengah aksi mogok menuntut upah yang layak.

Dewan Hubungan Industrial Kanada (Canadian Industrial Relations Board/CIRB) pada Senin pagi menyatakan aksi mogok pramugari Air Canada sebagai “ilegal” dan memerintahkan pimpinan serikat untuk mengarahkan anggotanya kembali bekerja.

Menurut pembaruan dari Air Canada, Komponen Air Canada dari Serikat Pekerja Publik Kanada (Canadian Union of Public Employees/CUPE) diberi tenggat hingga Senin siang waktu setempat untuk mengeluarkan pemberitahuan tertulis agar para pramugari menghentikan aksi mogok.

Mengutip ABC News, Henly Larden, pramugari Air Canada sekaligus Presiden sementara CUPE lokal 4094, menuding pihak maskapai sejak awal bertindak dengan itikad buruk.

“Penting bagi penumpang untuk memahami bahwa kami ini pramugari, kami mencintai pekerjaan ini, tempat kami adalah di udara, bukan di darat untuk memperjuangkan hak,” kata Larden kepada ABC News.

“Yang kami butuhkan hanyalah pengakuan dan penghargaan bahwa kami ingin bekerja, tetapi kami juga perlu dibayar dengan layak untuk menjalankan tugas dan memastikan adanya kompensasi yang adil,” lanjutnya.

Air Canada memperkirakan gangguan ini berdampak pada 130 ribu penumpang per hari, membuat sebagian dari mereka terlantar. “Saya tidak tahu harus bagaimana,” kata Andres Hincape, salah satu calon penumpang Air Canada kepada ABC News.

Penumpang lainnya, Elizabeth Fourney, menuturkan bahwa mereka yang penerbangannya dibatalkan “dibiarkan terlantar … atau harus memesan ulang tiket sendiri dengan maskapai pesaing.”

Pejabat Kanada menekankan bahwa negara yang sudah terpukul oleh tarif Presiden Trump tidak bisa mengambil risiko tambahan terhadap ekonominya.

“Di tahun ketika bisnis dan keluarga Kanada sudah menghadapi terlalu banyak gangguan dan ketidakpastian, mereka seharusnya tidak perlu menanggung pukulan lain,” kata Patty Hajdu, Menteri Ketenagakerjaan dan Keluarga Kanada.

Baca juga artikel terkait MASKAPAI atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Flash News
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dwi Aditya Putra