Menuju konten utama

Waspada Skimming, BI Panggil Semua Bank Pekan Depan

Bank Indonesia akan meminta manajemen semua perbankan menerapkan beberapa strategi pencegahan kejahatan skimming.

Waspada Skimming, BI Panggil Semua Bank Pekan Depan
Ilustrasi skimming. FOTO/iStockphoto.

tirto.id - Bank Indonesia (BI) akan memanggil seluruh manajemen perbankan dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) untuk membahas pencegahan kejahatan skimming.

Menurut Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Onny Wijanarko, pertemuan BI dengan manajemen semua bank itu akan berlangsung pada pekan depan.

"Kemarin, baru BRI yang kita panggil. Nanti ada beberapa bank yang akan kita kumpulin minggu depan," ucap Onny di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, pada Kamis (22/3/2018).

Dia menjelaskan BI akan meminta semua bank segera mengubah teknologi kartu debit/ATM, dari pita magnetik menjadi chip.

Onny mengatakan, meski semula BI menargetkan 100 persen kartu debit/ATM memakai teknologi chip pada 2021, ada kemungkinan jadwal tenggat akan dipercepat.

"Kasus skimming BRI memicu percepatan migrasi [ke tekonologi] chip," kata dia.

Onny mengakui baru sebagian bank yang menerapkan teknologi chip pada kartu debit/ATM. Hal ini karena penggunaan teknologi chip harus dibarengi dengan perubahan teknologi pada mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan mesin Electronic Data Capture (EDC).

"Enggak bisa langsung dipindah ke chip karena persiapan enggak hanya di kartunya, tapi mesin ATM-nya juga harus siap. EDC-nya juga harus siap," ujar dia.

Selain migrasi teknologi, menurut Onny, semua bank perlu rajin mengedukasi nasabah mengenai keamanan penggunaan PIN kartu debit/ATM. "Kalau nasabah punya PIN 123456 atau tanggal lahir segala macam. Itu mudah diretas," ujarnya.

Dia menambahkan BI juga akan mendorong semua bank menerapkan sistem keamanan yang mampu mendeteksi aksi skimming. "Fraud detection itu ada tiga, bagaimana pencegahannya, bagaimana deteksinya, dan bagaimana mitigasinya," kata Onny.

Dia mencontohkan pencegahan dan deteksi bisa diterapkan ketika ada rekening nasabah dipakai untuk transaksi pembelian pulsa sampai 10 kali dalam sehari. Contoh lain pada kasus satu nomer yang login berkali-kali, tapi gagal terus.

"Itu enggak bisa dibiarkan, pasti itu aneh. Jadi, mau enggak mau masuk ke mesin learning. Pastinya akan ketangkap sama banknya," ujar Onny.

BI juga akan meminta semua bank menambah fitur keamanan transaksi online, terutama saat pembelian produk di e-commerce.

"Kalau e-commerce-nya bagus, pasti mengirim OTP (One Time Password) ke kita. Tapi, ada juga kan yang enggak kirim OTP," kata Onny.

Dia menjelaskan, tanpa OTP, pelaku kejahatan berpeluang mengetahui nomer rekening dan data nasabah lainnya untuk bertransaksi.

Baca juga artikel terkait SKIMMING ATM atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Addi M Idhom