Menuju konten utama

Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Jelang Libur Nataru

Menurut BMKG, dalam sepekan terakhir hingga puncak perayaan Nataru, suhu panas pada siang hari terjadi di beberapa wilayah di selatan garis khatulistiwa.

Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Jelang Libur Nataru
Pengunjung memancing di kawasan Pantai Glagah, Kulon Progo, DI Yogyakarta, Jumat (30/12/2022). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/rwa.

tirto.id - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, memperingatkan akan terjadi anomali cuaca saat arus mudik dan balik pada perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Ia mengimbau semua yang berwenang untuk mempersiapkan penanganan cuaca ekstrem.

“Anomali-anomali cuaca akan terjadi dan mungkin mengakibatkan satu hal yang perlu kita siapkan dengan baik,” ujarnya saat Pembukaan Posko Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (19/12/2023).

Untuk mengantisipasinya, Budi memerintahkan untuk menyosialisasikan upaya peningkatan kelancaran dan keselamatan, terutama di titik-titik krusial seperti tempat wisata.

Pada saat yang sama, Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi cuaca ekstrem melalui koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

“Kita belajar dari pengalaman tahun lalu sudah banyak melakukan antisipasi, khususnya untuk udara dan laut,” ucap Adita kepada awak media.

Menurutnya, selain berkoordinasi dengan BMKG, semua informasi mengenai cuaca akan disalurkan satu pintu. Pemantauannya bisa dilihat langsung di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) di setiap pelabuhan yang melayani perjalanan pada arus mudik dan balik selama perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

“Dari BMKG itu semua online seperti disampaikan KSOP Sorong, dashboard BMKG bisa dilihat real time di kantor-kantor KSOP pelabuhan,” tutur Adita.

Cuaca Panas dan Curah Hujan

Menurut laporan BMKG, dalam sepekan terakhir hingga puncak perayaan Nataru, suhu panas dan cukup terik pada siang hari terjadi di beberapa wilayah terutama di selatan garis khatulistiwa.

Kondisi ini secara umum dipicu oleh dominasi cuaca cerah pada siang hari di sebagian besar wilayah di Jawa hingga Nusa Tenggara.

Berdasarkan citra satelit cuaca, terlihat dalam beberapa hari terakhir di wilayah Jawa atau Indonesia bagian selatan tidak terdapat tutupan awan, sehingga sinar matahari intens atau optimum langsung ke permukaan bumi.

Kurangnya pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa-Nusa Tenggara turut dipicu oleh aktivitas pola tekanan rendah di sekitar Laut Cina Selatan yang menyebabkan berkurangnya aliran massa udara basah ke arah selatan ekuator.

Berdasarkan analisis terbaru, aktivitas pola tekanan rendah di sekitar Laut Cina Selatan masih dapat berlangsung dalam tiga hingga empat hari ke depan dengan kecenderungan melemah intensitasnya.

Hal ini dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di wilayah Jawa-Nusa Tenggara yang dapat terjadi mulai tanggal 23 Desember 2023 mendatang.

Pola tekanan rendah di sekitar Laut Cina Selatan juga secara tidak langsung turut membentuk pola pertemuan serta belokan angin dan menyebabkan terjadinya peningkatan pertumbuhan awan hujan di sekitar Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.

Dampaknya, dalam sepekan terakhir hujan intensitas lebat masih terjadi di sebagian wilayah Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

Berdasarkan data analisis dinamika atmosfer terkini, potensi cuaca hingga 23 Desember 2023 diprediksi masih akan berpotensi hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Baca juga artikel terkait CUACA EKSTREM atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - News
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi