Menuju konten utama
Natal 2023 dan Tahun Baru 2024

Menilik Potensi Perputaran Uang Saat Natal dan Tahun Baru 2024

Meningkatnya pergerakan masyarakat pada Nataru ini, tentu membuat perputaran uang beredar selama periode Nataru akan meningkat.

Menilik Potensi Perputaran Uang Saat Natal dan Tahun Baru 2024
Karyawan meletakkan uang pecahan Rp100.000 dan Rp 50.000 di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bank Indonesia mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Mei 2022 tercatat sebesar Rp7.894,1 triliun atau tumbuh 9,5 persen (yoy). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.

tirto.id - Pergerakan masyarakat pada Natal dan tahun baru (Nataru) diperkirakan akan meningkat tajam dibandingkan periode tahun sebelumnya. Hasil survei online Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, mencatat setidaknya sebanyak 26,03 juta jiwa (24,19 persen) warga akan bepergian dengan mobil pribadi. Kemudian sebanyak 20,14 juta jiwa (18,71 persen) memakai sepeda motor.

Sementara masyarakat akan menggunakan kereta api antarkota 13,39 juta (12,63 persen), pesawat 13,38 juta (12,43 persen), dan bus 12,29 juta jiwa (11,42 persen). Adapun puncak arus mudik Nataru diprediksi akan terjadi pada 22 sampai dengan 23 Desember 2023. Sebaliknya puncak arus balik diperkirakan akan terjadi pada 26 sampai 27 Desember 2023.

Sedangkan puncak arus mudik libur tahun baru diprediksi akan terjadi pada 29 sampai 30 Desember 2023, dan puncak arus balik diprediksi akan terjadi pada 1 sampai 2 Januari 2024.

Meningkatnya pergerakan masyarakat pada Nataru ini, tentu membuat perputaran uang beredar selama periode Nataru akan meningkat. Dampaknya, bukan hanya dirasakan sektor-sektor terkait saja, tapi juga berimbas kepada pertumbuhan ekonomi domestik pada kuartal IV-2023 dan keseluruhan tahun.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, memperkirakan perputaran uang akhir tahun ini kemungkinan besar memang akan lebih banyak dibandingkan tahun kemarin. Terlebih tahun ini juga didorong oleh faktor pemilu.

“Jadi kalau tahun kemarin tambahan jumlah uang beredar sebesar 8,3 persen, mungkin tahun ini tumbuhnya bisa 10 hingga 15 persen,” kata dia kepada Tirto, Jumat (15/12/2023).

Bank Indonesia (BI) sendiri sudah menghitung kebutuhan uang tunai masyarakat untuk libur Nataru. BI akan menyediakan uang layak edar lebih banyak sekitar 6 persen hingga 8 persen dari kebutuhan normal.

Sementara Bank Mandiri menyiapkan kecukupan kebutuhan uang tunai secara net sebesar Rp23,2 triliun untuk mengantisipasi kenaikan transaksi masyarakat pada periode Nataru. Jumlah itu meningkat sebesar 18,3 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.

Dana tersebut dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan transaksi tunai masyarakat selama 33 hari, terhitung sejak 1 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024.

Sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyiapkan uang kas senilai Rp25,2 triliun pada Nataru. Uang kas yang disiapkan pada periode tersebut, tercatat lebih rendah sebesar 5 persen dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yang mencapai sebesar Rp26,5 triliun.

“Faktor pendapatan akhir tahun dan libur panjang Nataru menyebabkan peredaran uang semakin banyak, ditambah pemilu, semakin banyak lagi," kata Huda.

Perputaran Uang hingga Ratusan Triliun

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, memperkirakan jumlah orang yang akan melakukan liburan Nataru pada tahun ini mencapai 107 juta orang. Angka ini setara dengan 26.750.000 keluarga.

Jika diasumsikan seperti pada mudik Idulfitri yang lalu membawa rata-rata Rp3 juta per keluarga, maka potensi perputaran uang selama libur Nataru diperkirakan mencapai Rp80,25 triliun.

“Jumlah ini berpotensi lebih. Namun kita hitung yang paling moderat saja yang paling minimal kita perkirakan perputaran mencapai Rp80 triliun,” kata Sarman kepada Tirto, Jumat (15/12/2023).

Sementara itu, Pakar Strategi Pariwisata Nasional, Taufan Rahmadi, melihat potensi perputaran uang di industri pariwisata dan ekonomi kreatif selama libur Nataru bisa mencapai Rp250 triliun. Potensi tersebut dilihat dari pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) yang diperkirakan mencapai 200 juta hingga 250 juta.

“Pergerakan wisatawan nusantara yang diperkirakan oleh Kemenparekraf yaitu akan mencapai 200 juta hingga 250 juta, sehingga jika dikali target pengeluaran wisnus yang diprediksi sekitar Rp1 juta hingga Rp2 juta mencapai Rp250 triliun,” kata dia kepada Tirto, Jumat (15/12/2023)

Jika potensi perputaran ini sejalan, kata Taufan, maka akan terjadi kenaikan yang sangat signifikan sekali dibanding libur Nataru periode sebelumnya. Di mana saat itu hanya 45 juta pergerakan wisatawan nusantara dengan perputaran uang Rp45 triliun.

Dengan kenaikan ini, menunjukkan bahwa kondisi pariwisata di era pemerintahan Presiden Jokowi terus menunjukkan kondisi yang semakin baik. Bahkan bisa dikatakan meskipun saat ini berada di tahun politik, tapi tidak menyurutkan niat bagi para wisatawan untuk berlibur.

“Meski liburan Nataru berada pada suasana tahun politik, namun pergerakan wisnus semakin meningkat dan mengindikasikan bahwa sektor pariwisata semakin pulih,” kata dia.

Jika melihat trennya, jumlah perjalanan wisatawan nusantara dari Januari-Oktober 2023 telah mencapai 688,78 juta perjalanan. Angka ini meningkat 11,99 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya dan lebih tinggi 16,79 persen dibandingkan kondisi sebelum Pandemi COVID-19.

Secara kumulatif jumlah perjalanan wisatawan nusantara sudah lebih tinggi dibandingkan pada kondisi sebelum COVID-19 yaitu pada Januari-Oktober 2019 sebesar 589,77 juta perjalanan.

Dari total 688,78 juta perjalanan yang dilakukan oleh wisatawan hingga Oktober 2023, sebanyak 74,11 persen di antaranya merupakan perjalanan ke Pulau Jawa. Adapun provinsi dengan jumlah perjalanan wisatawan nusantara tertinggi adalah Jawa Timur (25,28 persen) dengan dua wilayah jumlah perjalanan terbesar yaitu Kota Surabaya (15,28 juta) dan Kabupaten Malang (9,08 juta).

Kedua, perjalanan di Jawa Barat (18,36 persen) dengan dua wilayah jumlah perjalanan terbesar yaitu Kabupaten Bogor (17,33 juta) dan Kota Bandung (16,75 juta). Ketiga, Jawa Tengah (14,28 persen) dengan wilayah jumlah perjalanan terbesar adalah Kota Semarang (9,23 juta).

Keempat, DKI Jakarta (7,31 persen) dengan tiga wilayah jumlah perjalanan terbesar yaitu Jakarta Pusat (11,72 juta), Jakarta Utara (11,20 juta), dan Jakarta Selatan (10,02 juta). Kelima, Banten (5,18 persen) dengan wilayah jumlah perjalanan terbesar yaitu Kabupaten Tangerang (10,19 juta). Keenam, DI Yogyakarta (3,70 persen) dengan wilayah jumlah perjalanan terbesar yaitu Kota Yogyakarta (8,68 juta).

Mendongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Dengan prakiraan perputaran uang di atas, tentu sangat strategis memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian daerah dan nasional. Sarman Simanjorang bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2023 bisa berada di atas 5 persen.

“Dengan perputaran uang selama Nataru akan mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2023 mencapai 5 persen lebih sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 bisa bertahan diangka 5 persen,” ujar dia.

Sarman melihat ada beberapa sektor yang kecipratan kue ekonomi selama Nataru. Sektor-sektor ini juga yang sedikit banyaknya menyokong pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2023 dan keseluruhan tahun.

Beberapa sektor di antaranya seperti pariwisata beserta turunannya seperti hotel, motel, villa, apartemen, restoran, cafe, pusat perbelanjaan atau mal, pusat hiburan dan wisata, kuliner khas daerah, pusat oleh oleh dan aneka produk UMKM termasuk warung dan mini market.

Termasuk juga sektor transportasi seperti penerbangan, grab, rental/travel, bus, kreta api. Tak hanya itu, sektor lain juga tidak kalah yakni logistik dan jasa pengiriman. Selain itu, ada sektor ritel, food dan fashion juga akan kecipratan perputaran uang tersebut.

“Artinya animo masyarakat yang akan melakukan liburan Nataru yang mencapai 107 juta memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan daya beli masyarakat/konsumsi rumah tangga yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2023,” kata dia.

Di sisi lain, Sarman meminta kementerian terkait dan daerah perlu melakukan pengawasan agar para pengusaha pengelola berbagai jasa tidak menaikkan tarif dan harga secara jor-joran. Bila perlu dibuatkan surat imbauan atau aturan batas atas seperti harga hotel, motel, cafe, restoran, transportasi udara, kereta api, rental, pusat wisata dan warung makanan/minuman tidak menaikkan harga yang nantinya akan mengurangi niat para warga untuk membelanjakan uangnya.

“Ini sangat penting, karena misalnya dengan tarif pesawat dan hotel yang naik berlipat lipat akan dapat mengurangi atau membatalkan perjalanan liburan akhir tahun,” terang dia.

Terlepas dari itu, Kadin Indonesia juga mengimbau kepada warga yang melakukan perjalanan libur Nataru agar tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan mengingat munculnya kembali COVID-19.

Baca juga artikel terkait NATARU atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz