tirto.id - Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) mengakui, kasus demam berdarah dengue (DBD) daerah itu kini terbanyak dibandingkan wilayah lainnya di Ibu Kota. Kepala Suku Dinas Kesehatan, Jakarta Selatan (Sudinkes Jaksel), Yudi Dimyati, menjelaskan, data terakhir kasus DBD sudah mencapai 221 kasus pada Meret 2024.
Disusul Jakarta Barat 219 kasus, kemudian Jakarta Timur 114 kasus, Jakarta Utara 75 kasus. Lalu, Jakarta Pusat 50 kasus dan Kepulauan Seribu dua kasus.
“Saat ini Jaksel sudah tertinggi dibanding wilayah lain,” kata Yudi dikutip dari Antara, Senin (25/3/2024).
Lebih lanjut, dia menjelaskan, pada awal tahun, tepatnya Januari kasus DBD berada di angka 82, Februari meningkat menjadi 206 kasus dan hingga pertengahan Maret 2024 sebanyak 221 kasus.
"Jumlah kasus meningkat dua kali lipat di bulan yang sama tahun lalu, sama seperti yg disampaikan oleh Kemenkes," ungkap Yudi.
Yudi menuturkan, gejala orang terkena DBD diawali dengan demam tinggi, untuk itu sebelum dibawa ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya, dianjurkan untuk memperbanyak minum air putih.
"Selain itu menurunkan panas dengan kompres dan obat penurun panas, makan makanan bergizi dalam jumlah lebih banyak," katanya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta memprediksi kasus DBD di Jakarta masih akan terus mengalami kenaikan hingga Mei 2024 akibat kondisi iklim. Ani berharap, jika perubahan iklim semakin membaik, maka kasus DBD di Jakarta bisa terus menurun.
"Masih sesuai dengan prediksi kita, memang masih meningkat. Kita perkirakan sampai Mei, kalau lihat iklim. Kan kita punya 'DBD clean' untuk memperkirakan status berdasarkan iklim. Jadi, diperkirakan masih akan naik sampai dengan Mei," jelas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ani Ruspitawati.