tirto.id - Mukbang, siaran makan besar secara langsung yang populer dari Korea Selatan, kini sudah berumur nyaris sedekade. Sejak kemunculannya, mukbang menjadi salah satu konten favorit para kreator di berbagai platform. Meski tahun lalu pemerintah Korsel sempat mengusulkan pelarangan konten ini lantaran ancaman obesitas, faktanya mukbang tak sepi peminat.
Mukbang atau moekbang merupakan akronim dari kata ‘meokneun' yang berarti makan, dan 'bangsong' artinya siaran. Acara ini mulai populer di Korsel sejak tahun 2009-2010an dan jamak disiarkan melalui platform streaming. Pemilik acara akan mendapat bayaran bergantung dari jumlah penonton.
Park Seo-Yeon, atau lebih dikenal dengan BJ (broadcast jokey) Diva, salah satu mukbanger kenamaan di Korsel mengaku bisa mendapat penghasilan sekitar $9.300 (Rp123 juta) per bulan dari siaran mukbang (2015).
Di awal kemunculannya, para mukbanger lazimnya hanya menyantap makanan khas negeri sendiri. Tapi belakangan mereka menjajal menu-menu lain seperti pizza, hamburger, roti isi, hingga minuman manis.
Jualan utama mukbang terletak pada ekspresi mukbanger saat menyantap sajian mereka. Ada sensasi “suara berisik” yang sengaja dimunculkan untuk menggoda selera makan penonton. Aktivitas makan itu dihadirkan dalam durasi berkisar antara 10-15 menit, namun ada juga yang menayangkan lebih lama dari itu.
Kenapa kemudian konten tersebut populer, dalam sebuah studi dijelaskan karena mukbang dapat menjadi penawar rasa sepi manusia modern.
“Mukbang menumbuhkan hubungan afektif dengan individu lain dan meredakan kesensitifan, ia berkorelasi dengan kehidupan manusia modern yang terisolasi,” demikian Kagan Kircaburun, dkk mengatakan dalam studi International Journal of Mental Health and Addiction (2020).
Meski melakukan aktivitas “food porn”, namun banyak mukbanger tetap tampil dengan berat badan ideal dan menawan. Hal ini jelas kontradiktif ketika disandingkan dengan pola makan mereka yang gila-gilaan, sehingga rasa penasaran penonton semakin bertambah untuk melihat para BJ menghabiskan santapannya.
Dilarang Korea sampai Tren Minum Boba
Pada tahun 2019 lalu, pemerintah Korsel sempat mengutarakan pelarangan mukbang karena khawatir dampak kesehatan dari acara tersebut. Aturan itu dibuat sebagai bagian program anti-obesitas. Mereka khawatir karena tingkat obesitas di Korsel terus meningkat dari 26 persen pada tahun 1998, menjadi 31,7 persen pada 2007, lalu naik lagi sampai 34,8 persen pada 2016.
“Tujuannya untuk memantau perilaku konsumsi warga,” demikian lansir Telegraphmengutip pernyataan Kementerian Kesehatan Korsel.
Obesitas di kalangan anak dan remaja laki-laki Korsel juga telah melebihi rata-rata standar Economic Cooperation and Development (OECD), yakni 26 persen berbanding 25,6 persen. OECD memperkirakan tingkat obesitas Korsel akan berlipat ganda pada tahun 2030, salah satunya diakibatkan tren mukbang.
Meski demikian, peringatan tersebut tidak memengaruhi popularitas mukbang. Bahkan sekarang muncul tren mukbang meminum boba raksasa sebanyak lima liter dalam waktu 12 jam. Jika ditelusuri lewat YouTube, konten ini juga banyak dibawakan oleh Youtuber Indonesia.
Youtuber Titan Tyra, misalnya, jadi salah salah satu kreator konten yang meramaikan tantangan minum boba lima liter. Dalam unggahan videonya, tampak Tyra meminum boba melalui wadah galon berukuran lima liter yang setara dengan sepuluh gelas boba ukuran besar. Namun, Tyra pada akhirnya gagal menjalankan tantangan tersebut dan menyisakan sekitar seperempat galon boba.
“Banyak yang bilang aku bisa kena kanker, asam lambung, organku mati, pokoknya aku nggak mau.”
Ketakutan Tyra cukup berdasar. Bahan dasar boba terdiri dari tepung-tepungan banyak mengandung karbohidrat. Laman Universitas California Berkeley merangkum jumlah kalori segelas boba bisa mencapai angka 540. Artinya, dalam lima liter galon boba terdapat sebanyak 5400 kalori.
Padahal kebutuhan tubuh terhadap gula yang ditambahkan ke makanan atau minuman hanya menoleransi sekitar enam sendok teh (96 kalori) untuk wanita, dan sembilan sendok teh (144) untuk laki-laki. Jumlah tersebut dengan catatan satu sendok teh setara 4 gram gula.
Dengan konsumsi boba sebanyak itu, maka jelas semakin besar risiko beragam penyakit menghampiri tubuh, terutama diabetes dan obesitas.
Di Belakang Layar Kaca
Di balik kesuksesan mukbanger melakukan siaran dan mendapat uang ratusan juta dari kontennya, mereka harus menerima dampak kesehatan nyata. Jikapun tidak, pola makan tak lazim itu harus diganjar aktivitas fisik lain guna mengimbangi pengeluaran kalori.
Pada tahun 2016, setelah dua tahun membuat sekitar 45 video mukbang, Mina Oh, mukbanger Korsel-Amerika, memutuskan berhenti membuat konten terkait karena suatu hal. Lewat unggahan video berjudul "Why I Stopped Filming Mukbang – My Health Issues" pada November 2017, ia membongkar rahasia di balik kerasnya mukbanger menyajikan konten hiburan .
“Setiap habis bikin video, saya merasakan gejala sakit perut dan demam,” ungkap gadis pemilik akun YouTube Miss Mina.
Misalnya ketika Mina memproduksi mukbang camilan manis seperti minuman jelly, bubur instan, mie instan rasa keju, wafel sosis, seafood pedas, dan permen. Segera setelah jajanan dari Bangkok itu meluncur ke perutnya, Mina segera merasa tubuhnya bermasalah.
“Rasanya bikin tidur jadi tidak nyenyak. Perlu jalan-jalan di taman selama tiga sampai empat jam supaya pencernaanku lancar,” katanya lagi.
Andhika Raspati, spesialis kedokteran olahraga, menekankan pentingnya aktivitas fisik rutin bagi para mukbanger. Selain itu mereka juga perlu menjaga asupan rendah kalori di waktu-waktu santap lain.
“Intinya kalori yang masuk harus setara kalori keluar,” ungkapnya kepada Tirto beberapa waktu lalu.
Semakin banyak makanan atau minuman manis yang dikonsumsi, maka jumlah aktivitas fisik juga harus dilipatgandakan. Jangan sampai selepas mukbang masih saja menyantap nasi panas dengan lauk ayam goreng atau rendang. Sebab risiko komplikasi akibat obesitas, diabetes, dan jantung justru akan cepat datang menghampiri.
“Jangan sering-sering bikin konten, beri jeda dan olahraga untuk meminimalisir risiko obesitas. Pintar-pintar atur makan.”
Taktik ini sama persis seperti yang dilakukan superstar mukbang Korea, Banzz (밴쯔). Ia mengaku perlu olahraga 12 jam sehari untuk menjaga perutnya tetap berotot, meski makan beragam olahan junk food seperti ayam goreng, mie instan, keju, atau burger.
Kendati demikian, ada juga seorang mukbanger yang memiliki kondisi fisik berbeda dari yang kebanyakan. Ia bernama A-May, seorang kreator konten pemilik akun YouTube “The Gobbler yang juga dijuluki sebagai “Cholesterol Queen” karena kegemaran mukbang makanan berkolesterol.
Kisahnya dilaporkan oleh The News Lens, sebuah media daring dari Taiwan. Usut punya usut, A-May ternyata memiliki kelainan pada ususnya sehingga bisa makan banyak tapi berat badannya tetap berada di kondisi 45 kilogram. Saat berada di tingkat sekolah menengah, A-May pernah melakukan diet ekstrem yang mengakibatkan dirinya didiagnosis sindrom iritasi usus.
Penyakit ini membuat metabolisme tubuh berjalan tidak normal karena mudah diare dan kram perut. Selepas itu, A-May harus mengonsumsi lima kotak makan siang untuk membuat perutnya kenyang.
Jadi jangan coba-coba menyantap menu besar jika tak pandai mengatur aktivitas fisik atau punya kondisi “khusus” seperti A-May. Sebab apa guna fulus dari konten jika kesehatan tergadaikan?
Editor: Eddward S Kennedy