Menuju konten utama

Viral "Jangan ya Dek ya" di Sosmed, Apa Arti dan Asal-Usulnya?

“Jangan ya Dek ya” viral di sosmed. Apa arti dan asal-usulnya? Simak penjelasan berikut.

Viral
Ilustrasi media sosial. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Istilah “Jangan ya Dek ya” menjadi viral di sosial media (sosmed). Banyak kalangan memakai kata-kata ini hingga disertakan dalam berbagai bentuk video. Lantas, apa arti dan bagaimana asal usulnya?

“Jangan ya Dek ya” menjadi tren tersendiri di kalangan warganet, terutama pengguna platform media sosial TikTok, Instagram, dan X (Twitter).

Mereka rata-rata memakai istilah “Jangan ya Dek ya” dengan disertai sebuah tampilan gambar atau video hingga seolah menyindir pihak lain.

Alhasil, netizen mulai ramai menggunakan istilah “Jangan ya Dek ya” untuk berbagai kepentingan hingga menjadi viral dan termasuk tren paling anyar di dunia maya.

Arti dan Asal-Usul “Jangan ya Dek ya”

Menurut berbagai sumber, awal mula penggunaan istilah “Jangan ya Dek ya” dilakukan oleh konten kreator dengan nama Zhio Butto Pink.

Dikisahkan bahwa ketika itu ia memberikan sederet pertanyaan untuk sekelompok anak-anak. Ketika Zhio Butto Pink menyampaikannya, ternyata mereka kebingungan untuk menjawab.

Alhasil, Zhio Butto Pink yang terkenal dengan gaya khas medok lantas berujar “Jangan ya Dek ya”. Tanpa disangka, ucapan yang dilontarkan melalui video bikinannya itu justru menjadi FYP dan viral di media sosial.

Istilah “Jangan ya Dek ya” kemudian banyak diikuti warganet hingga menjadi tren tersendiri dalam berbagai video. Sederet konten kreator lain hingga publik figur turut mencoba memakai istilah ini.

Warganet kemudian ikut-ikutan menggunakan istilah “Jangan ya Dek ya” untuk berbagai tujuan melalui foto maupun video.

Terkait artinya, “Jangan ya Dek ya” pada dasarnya tidak mengandung makna khusus. Frasa ini diungkapkan sang konten kreator secara spontan ketika membikin video.

Istilah disampaikan sebagai candaan ketika dirinya berharap anak-anak tidak memberikan jawaban yang memang tidak sesuai atau termasuk dilarang.

Dengan demikian, “Jangan ya Dek ya” tidak memiliki makna khusus dan hanya sekedar gurauan spontan yang disampaikan konten kreator kepada anak-anak atau orang yang diajak bicara.

Setidaknya, istilah tersebut menjadi viral di sosial media hingga banyak dipakai warganet, senada dengan sejumlah kata-kata yang pernah viral lain, seperti Cek Khodam hingga Mbak Taylor.

Baca juga artikel terkait VIRAL atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra