Menuju konten utama

Trump akan Hubungi Putin Senin, Bahas Akhiri Perang Ukraina

Trump pun dijadwalkan akan berbicara dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, di hari yang sama usai berbicara dengan Putin.

Trump akan Hubungi Putin Senin, Bahas Akhiri Perang Ukraina
Presiden AS Donald Trump memberikan pidato pada pengarahan pemulihan pasca Badai Helene di hanggar Bandara Regional Asheville di Fletcher, North Carolina, pada 24 Januari 2025. Trump mengatakan ia mungkin akan "menyingkirkan FEMA," jika dianggap perlu. Badan Penanggulangan Bencana Federal Badan Penanggulangan Bencana (FEMA) bertugas mengoordinasikan respons terhadap bencana. (Foto oleh Mandel NGAN / AFP)

tirto.id - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, berencana menghubungi Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Senin (19/5/2025) untuk mengakhiri perang yang terjadi antara kedua negara tersebut.

Dikutip dari Reuters, Trump, melalui platform Truth Social, mengatakan ia akan berbicara dengan Putin pada pukul 10 pagi waktu AS (1400 GMT) pada hari Senin untuk membahas penghentian perang.

"TOPIK PANGGILAN ITU ADALAH MENGHENTIKAN 'PERTUMPAHAN DARAH' YANG MENYEBABKAN KEMATIAN RATA-RATA LEBIH DARI 5.000 TENTARA RUSIA DAN UKRAINA PER MINGGU, SERTA PERDAGANGAN," tulisnya.

Setelah berbicara dengan Putin, Politikus Partai Republik AS ini juga akan berbicara dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, dan berbagai anggota NATO.

"Semoga ini menjadi hari yang produktif, gencatan senjata dapat terjadi, dan perang yang sangat brutal ini—yang seharusnya tidak pernah terjadi—dapat berakhir."

Sementara itu, di Moskow, Juru Bicara Kremlin menyampaikan kepada kantor berita Rusia bahwa persiapan perbincangan Putin dan Trump sedang berjalan.

Seperti yang dilaporkan Reuters, Trump telah menekan Putin dan Zelenskiy untuk menyepakati gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

Pihak Rusia menolak mengomentari syarat-syarat yang diajukan negara tersebut dalam pertemuan awal dengan AS pada Jumat (16/5/2025). Pembicaraan dikabarkan hanya berlangsung selama satu jam 40 menit dan menghasilkan kesepakatan pertukaran 1.000 tawanan perang dari masing-masing pihak. Namun, belum ada jadwal pelaksanaannya.

Dari sisi Ukraina, Zelenskiy menyerukan sanksi yang lebih keras terhadap Rusia setelah sebuah drone Moskow menewaskan sembilan penumpang bus di wilayah Sumy, timur laut Ukraina.

"Tekanan harus diberikan kepada Rusia untuk menghentikan pembunuhan ini. Tanpa sanksi yang lebih tegas, tanpa tekanan yang lebih kuat, Rusia tidak akan tertarik pada diplomasi sejati," kata Presiden Ukraina tersebut pada Sabtu (17/5/2025) seperti yang dikutip dari Reuters.

Ukraina dan negara-negara Eropa, termasuk AS, telah menuntut agar Rusia menyetujui gencatan senjata segera dan tanpa syarat selama minimal 30 hari.

Namun, sumber Ukraina mengatakan bahwa negosiator Rusia meminta Ukraina menarik pasukannya dari wilayah Donetsk, Zaporizhzhia, Kherson, dan Luhansk terlebih dahulu—dan baru kemudian gencatan senjata bisa diberlakukan.

Sumber yang sama juga mengatakan tuntutan tersebut melebihi isi rancangan kesepakatan damai yang diajukan AS bulan lalu setelah berkonsultasi dengan Moskow.

Terpisah, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan Uni Eropa sedang menyiapkan paket sanksi baru terhadap Moskow. Prancis menyebut sanksi tersebut harus ditujukan untuk "melumpuhkan" ekonomi Rusia.

Dalam upaya mereka membentuk front persatuan dan memaksa Putin menerima gencatan senjata, Ukraina dan para pemimpin Eropa terus terguncang oleh intervensi Trump.

Trump sebelumnya menyarankan Zelenskiy untuk menerima tawaran pembicaraan langsung Rusia di Turki, namun kemudian mengatakan tidak akan ada kemajuan damai sampai ia bertemu langsung dengan Putin.

Rusia menyatakan bahwa Putin siap bertemu Trump, tetapi pertemuan seperti itu harus dipersiapkan secara matang. Hingga Minggu (18/5/2025) belum ada kontak resmi antara Rusia dan AS sejak pembicaraan hari Jumat.

Baca juga artikel terkait UPDATE PERANG RUSIA-UKRAINA atau tulisan lainnya dari Alfitra Akbar

tirto.id - Flash News
Reporter: Alfitra Akbar
Penulis: Alfitra Akbar
Editor: Andrian Pratama Taher