Menuju konten utama
Mozaik

Teror kepada Tempo dan Senarai Ancaman lewat Kepala dan Bangkai

Ancaman lewat kepala babi dan bangkai tikus yang dikirimkan kepada Tempo bukan kasus baru. Teror semacam ini sering dipakai sejumlah kelompok mafia.

Teror kepada Tempo dan Senarai Ancaman lewat Kepala dan Bangkai
Kepala Babi di Kantor Tempo. FOTO/ Istimewa

tirto.id - Jangan kira kekerasan fisik adalah satu-satunya cara yang menjadi ciri mafia. Mereka juga cenderung menggunakan teknik ancaman sebagai serangan ampuh melemahkan psike lawannya. Mereka memiliki kekuatan besar untuk menebar teror.

Keberhasilan mendominasi pola pikir lawannya, dikutip dari The Local, jaringan mafia dapat menghalau gerakan ISIS menyerbu Italia. Melalui teror dan dominasi, mafia dapat mematikan napas gerakan dari dalam, layaknya kanker.

‘Ndrangheta di Calabria, Neapolitan Camorra di Campania, dan Cosa Nostra di Sisilia adalah kumpulan mafia Italia yang terkenal dengan tradisi teror. Bagi mereka, ketakutan ialah sasaran empuk. Memberikan nuansa histeria dan trauma, menciptakan suasana yang mencekam.

Menurut Sicilianmagpie, mafia sering diidentikkan dengan ancaman berupa teror bangkai dan kepala. Tetapi yang acap kali ditemukan ialah kepala kuda dan kepala babi yang terpenggal.

Biasanya, kepala yang membusuk dan berbau menyengat akan dikirim atau menancap di depan pagar rumah sasarannya. Mirip seperti laporan CNN World pada 23 November 2024, yang menginvestigasi penemuan kepala kuda dan potongan tubuh sapi hamil di Altofonte adalah ulah mafia Sisilia.

Fenomena ini mengingatkan kita pada kengerian teror mafia di film The Godfather (1972). Jack Woltz, kepala rumah produksi ternama dihadiahi bingkisan berdarah oleh Tom Heagen (utusan Don Vito Corleone, Mafia Sisilia: Cosa Nostra). Sekonyong-konyong di pagi hari, ia mendapati dirinya terbangun dengan kuda jantan kesayangannya, Khartoum, hanya menyisakan kepala.

Hadiah itu dilatarbelakangi penolakan Jack Woltz atas permintaan Tom Hagen yang menghendaki Johnny Fontaine turut mengambil peran utama dalam film garapannya. Menurutnya, sosok Johnny Fontaine tak cocok mengisi industri hiburan dan kerap merusak reputasi bisnisnya.

Alasan demikian tentu menyenggol kode etik mafia. Mereka tak pernah bisa menerima "penolakan" dalam bentuk apa pun. Harga diri ialah fondasi utama. Jika disinggung, mereka tak segan melakukan pelbagai cara untuk membalas.

Bangkai dan kepala adalah simbol kemarahan yang menyala terang. Ia berupa ancaman dan intimidasi. Ketika kepala kuda dikirim sebagai teror, itu berarti mafia menganggap harga diri mereka telah diinjak-injak. Seruan perang sudah dilancarkan dalam rupa simbolis.

Bisa jadi tafsirannya begini. Hari ini mungkin hanya seonggok kepala kuda. Bisa jadi besok kepalamu yang sudah terbungkus di depan pintu.

Lebih dari itu, teror bangkai dan kepala di dunia tak hanya menjadi milik mafia. Ia jadi senjata dan taktik yang lazim dijumpai di berbagai sindikat kejahatan dunia.

Mafia Sisilia Italia

Ilustrasi Mafia Sisilia Italia.FOTO/Istimewa

Berani Mengungkap Berita, Beroleh Hadiah Kepala

Di Indonesia, teror bangkai dan kepala bukanlah fenomena yang asing.

Pada 16 November 1983 pukul 03.00 WIB, jurnalis kawakan Peter Apollonius Rohi dikirimi paket berisi kepala manusia. Waktu itu, Peter menjabat sebagai redaktur pelaksana harian Suara Indonesia, Malang, anak perusahaan Sinar Harapan.

Dalam memoar yang ia tulis di laman Facebook miliknya, kepala manusia itu dikirim hanya berjarak dua hari setelah dirinya berulang tahun ke-41. Ia mengecam tindakan teror tersebut dan melaporkan peristiwa yang menimpanya beserta jajaran redaksi Suara Indonesia ke Amnesti Internasional sebagai bentuk kejahatan negara menindas kebebasan pers.

Menurut Peter, ancaman itu berhulu dari laporan jajak pendapat koresponden yang ia himpun dan ia gunakan sebagai informasi utama pemberitaan mengenai operasi penembak misterius (petrus).

Soeharto ia sebut sebagai dalang petrus yang bertujuan memberikan shock therapy untuk menekan angka kriminalitas yang merajalela. Namun Peter tak menghendaki cara spontan dan brutal itu. Mestinya, kata dia, sekalipun preman dan gali, mereka berhak diadili secara hukum dan mendapat pembelaan dari pengacara.

Kala itu, mayat-mayat diemukan di mana saja. Tergeletak tak karuan tanpa identitas bagai sampah yang dibuang. Di sepanjang Kali Brantas, misalnya, karung-karung berisi mayat, diduga preman bertato yang dibunuh petrus. Di jurang Bondowoso dan piket nol Semeru Selatan, mayat-mayat bergelimpangan. Sebagian tanpa identitas.

Dari laporan jajak pendapat korespondennya, tak semua mayat dalam karung yang bergelimpangan adalah preman atau gali. Suatu ketika, Peter mengungkap bahwa seorang jawara tinju nasional, Johny Mangi, ditemukan mati tertembak secara misterius di sebuah jembatan dekat Jalan Widodaren, Malang. Kejadiannya dini hari, 1 Mei 1983.

Dalam pemberitaan yang dimuat di Majalah Tempo edisi 14 Mei 1983 dengan judul “Mati Tertembak” dan “Teka-Teki Johny Mangi”, investigasi yang disiarkan lewat konferensi pers menyatakan Johny Mangi meninggal akibat kecelakaan senjata api.

Komandan Wilayah Kepolisian Malang, Kol Pol. Soedihardjo, menyimpulkan bahwa Johny hendak menirukan permainan “rolet Rusia”. Nahas, saat silinder diputar dan pistol diarahkan ke kepala, Johny celaka dengan kekonyolannya sendiri. Sebanyak 117 saksi dihadirkan untuk mendukung investigasi yang dipimpin Stanley Adi Prasetyo, eks anggota Komnas HAM.

Namun, baik Peter dan Tempo mencurigai ada kejanggalan dalam peristiwa tragis tersebut. Johny Mangi disebut dieksekusi oleh dua sosok misterius yang tetiba menghampirinya di atas jembatan.

Teror kepala manusia yang mendera Peter itu diwartakan dalam edisi khusus Suara Indonesia edisi 17 November 1983 dengan tajuk "Diletakkan Persis Di Pintu Masuk: Redaksi 'SI' Dikirimi Paket Berisi Kepala Manusia". Tak hanya itu, redaksi juga memuat kritik dan kutukan atas teror tersebut dengan menulis Tajuk Rencana berjudul "Soal Paket 'Istimewa' Untuk 'SI'".

Di laman Facebooknya, Peter sampai diusahakan oleh Martha Meyer dari Amnesti Internasional di Belanda untuk meninggalkan Indonesia. Ia akan diplot sebagai wartawan yang mendapat tugas belajar ke AS. Hal ini dilakukan sebagai upaya preventif perlindungan diri apabila ancaman pembunuhan itu menjadi nyata.

Tetapi Peter bergeming. Ia teguh pada pendiriannya, tinggal di Indonesia dan terus menulis hingga Soeharto menghentikan operasi petrus.

Teror Kiriman Kepala Babi di Kantor Tempo

Bareskrim Polri bersama Polda Metro Jaya melakukan pengecekan Tempat Kejadian Perkara (TKP) terkait dugaan teror berupa pengiriman kepala babi di kantor Tempo, Jakarta. (FOTO/dok. Bareskrim Polri)

Duka Kematian, Dilayat Bangkai Ayam

Teror juga pernah menimpa Suciwati, istri alhmarhum Munir Said Thalib. Aktivis HAM itu dibunuh di udara saat Pesawat Garuda GA-974 membawanya terbang menuju Amsterdam.

Belum lama kabar duka itu memukul keluarga Munir, pada Sabtu (20/11/2004) sekitar pukul 10.30 WIB, Suciwati menerima teror berupa kiriman bangkai ayam ke kediamannya di Bekasi.

Dalam buku Bunuh Munir (2006) yang disusun Edwin Partogi dkk., bangkai ayam yang dikirim ke rumah Munir itu berisi potongan kepala, kaki, dan isi ayam yang sudah membusuk dibungkus styrofoam.

Dalam kiriman itu terlampir secarik kertas bertuliskan:

AWAS!!!!

JANGAN LIBATKAN TNI DALAM KEMATIAN MUNIR. MAU MENYUSUL SEPERTI INI?

Tak panjang waktu dari teror pertama, teror serupa kembali terjadi. Kali ini, paket kiriman bangkai ayam dengan pesan sama ditujukan ke kantor tempat dulu Munir bekerja, Imparsial.

Tentu, motif teror lewat bangkai ialah cara klasik pihak-pihak yang hendak menebar ketakutan terhadap keluarga, sahabat, dan kolega Munir. Tujuannya agar lingkungan dekat Munir tak mengusut atau mempersoalkan kematiannya.

Namun ancaman teror demikian tak menciutkan nyali orang-orang dekat Munir. Mereka tetap menempuh jalur hukum lantaran menduga kuat kematian Munir berhubungan dengan agenda politik tertentu. Dengan kata lain, pembunuhan Munir bukanlah kriminalitas biasa.

Amnesty Internasional Indonesia bekerja sama dengan WatchDoc membuat film dokumenter berjudul Munir: Sebuah ExtraJudicial Killing. Video itu menyimpulkan bahwa pembunuhan Munir dapat dipandang sebagai kejahatan di luar hukum.

Teror berupa bangkai ayam juga pernah menyerang kantor KPU Jakarta Utara pada Kamis (8/8/2024). Bangkai ayam tanpa kepala itu terdapat dalam bungkusan plastik hitam. Di dalam plastik disertai selembar kertas bertulis "Peringatan keras ABIE MAHARULLAH MADUGIRI. Jangan kamu main-main atau keluargamu taruhannya. Ingat itu & camkan baik-baik."

Dari rekaman CCTV, terlihat dua orang bersepeda motor melempar plastik hitam berisi bangkai ayam ke halaman kantor KPU Jakarta Utara. Salah satu di antaranya mengenakan jaket ojek online. Hingga kini, pelaku pelemparan belum kunjung tertangkap.

Tempo Mendapat Kiriman Kepala Babi dan Tikus Terpenggal

Rabu (19/3/2025), kantor grup media Tempo di Jalan Palmerah Barat, Jakarta Selatan, digemparkan dengan kiriman kepala babi. Teror itu dibungkus kadus berlapis styrofoam. Kepala babi dikirim tanpa kedua telinga, dilaminasi plastik, berbau menyengat, serta masih meninggalkan noda darah.

Tertulis label orang yang dituju si pengirim, yakni "Fransisca Rosana (Cica)". Cica ialah nama panggilan dari Fransisca Christy Rosana, wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik. Tiada label identitas pengirimnya.

Tak lama setelah itu, Tempo kembali diteror kiriman serupa. Sabtu (23/3/2025) mereka mendapat kiriman bangkai hewan lagi. Kali ini 6 tikus dengan kepala yang terpenggal.

Kiriman itu diletakkan dalam kardus yang dibungkus semacam kotak kado dengan motif bunga. Menurut investigasi sementara oleh manajemen gedung kantor, seseorang melempar bungkusan tersebut pada pukul 02.11 WIB dari luar pagar kompleks kantor Tempo.

Pempimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, menyatakan bahwa dua teror yang dilayangkan kepada Tempo semakin memperjelas rupa teror dan ancaman terhadap kerja-kerja pers. Ia juga menyebut bahwa Tempo menerima pesan ancaman dari akun Instagram @derrynoah pada 21 Maret 2025.

Baca juga artikel terkait KEMERDEKAAN PERS atau tulisan lainnya dari Abi Mu'ammar Dzikri

tirto.id - News
Kontributor: Abi Mu'ammar Dzikri
Penulis: Abi Mu'ammar Dzikri
Editor: Irfan Teguh Pribadi