tirto.id - Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Utara (Jakut) diteror bangkai ayam oleh orang tidak dikenal (OTK) pada Kamis (8/8/2024). Ayam tersebut berada dalam kondisi kepala terpotong dan dimasukkan ke dalam kantong plastik berwarna hitam.
Dalam kantong plastik tersebut tertulis “Peringatan keras Abie Maharullah Madugiri jangan kamu main-main atau keluargamu taruhannya, ingat itu dan camkan baik-baik.”
Kapolsek Tanjung Priok, Kompol Nazirwan, mengaku bahwa pihaknya telah mendatangi lokasi dan melakukan pemeriksaan CCTV. Dari rekaman CCTV terdapat dua orang yang mengirim bangkai ayam tersebut.
“Mereka datang menggunakan sepeda motor dan berjaket ojol kemudian langsung melempar bungkusan plastik warna hitam ke halaman Kantor KPU Kota Jakarta Utara,” ungkap Nazirman saat dikonfirmasi, Jumat (9/8/2024).
Dia mengaku, sejumlah saksi telah dilakukan pemeriksaan untuk menindaklanjuti peristiwa tersebut. Salah satu saksi adalah sekuriti yang pertama kali menemukannya pada pagi hari.
Saat itu, sekuriti yang hendak menaikkan bendera melihat adanya kantong plastik. Saat dibuka, kantong plastik itu ternyata berisi bangkai ayam.
"Pada saat akan menaikkan bendera merah putih tiba-tiba melihat bungkusan plastik hitam yang berada di halaman Kantor KPU Kota Jakarta Utara," ujar dia.
Abie yang merupakan pihak tertuju teror tersebut mengaku baru pertama kali menerima teror selama menjadi Komisioner KPU. Namun, dia memastikan tak akan terpengaruh atas teror tersebut dan akan tetap menjalankan tugas sebagaimana biasanya.
"Kita bekerja sesuai koridor hukum yang ada, ada rujukannya PKPU dalam menjalankan segala aktivitas, ya selama kita mengacu pada aturan tersebut sih saya kira semua aktivitasnya bakal tetap berjalan seperti biasa aja," ucap dia.
Berdasarkan pengakuannya, dia tidaj tahu siapa yang kira-kira mengirim teror tersebut. Bahkan, dia tak mengetahui permasalahan yang membuat membuat dirinya dikirimi bangkai ayam.
"Ngga ngerti juga dari siapa dan dalam konteks apa, makanya ini lagi diselidiki oleh kepolisian, lagi ditelusurin," ucap dia.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Anggun P Situmorang