tirto.id - Hari Raya Idul Fitri dirayakan pada tanggal 1 Syawal 1445 H. Teks Khutbah diperlukan selama menggelar sholat Ied. Khutbah berkisah tentang kesedihan jika tidak berjumlah Ramadhan lagi.
Sholat Ied Hari Raya Idul Fitri 1445 H membutuhkan teks untuk menyampaikan khutbah. Isinya bisa berkaitan tentang perasaan sedih apabila tidak mampu menjumpai bulan Ramadhan berikutnya: tahun 1446 H.
Berkaitan dengan Hari Raya Idul Fitri 1445 H, Muhammdiyah telah menetapkan 1 Syawal 1445 H pada hari Rabu, 10 April 2024. Di lain sisi, kalangan Nahdatul Ulama (NU) dan pemerintah baru akan memutuskan pada Selasa, 9 April 2024. Sidang Isbat Kementerian Agama digeber pada hari tersebut.
Mengutip sebuah hadis dari Anas bin Malik, kaum jahiliyah dalam setiap tahun memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain. Ketika Nabi Muhammad SAW datang ke Madinah, Rasul bersabda:"Kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha," (HR Abu Dawud & an-Nasa’i).
Contoh Teks Khutbah Idul Fitri: Sedih Jika Tidak Berjumpa Ramadhan Lagi
Berikut adalah contoh teks Khutbah Idul Fitri dengan tema kesedihan apabila tidak bisa berjumlah bulan Ramadhan lagi:
Khutbah I
Jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah...
Allah SWT memberikan kesempatan untuk merasakan bulan Syawal 1445 H. Dengan segala kerahmatan yang telah diberikan-Nya, mari kita ucapnya syukur ke hadirat Allah SWT lantaran masih diberi waktu guna menikmati bulan Syawal sebagai kelanjutan setelah Ramadhan.
Kita adalah umat Muslim yang dipenuhi dengan segala berkah. Maka dari itu, sepantasnya untuk selalu mengucap puja dan puji syukur kepada Allah SWT atas segala kenikmatan yang diberikan selama bulan Ramadhan yang telah lampau. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd.
Kaum muslimin dan muslimat yang sangat dimuliakan Allah SWT....
Berdasarkan sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Mas’ud, ketika umat Nabi melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan dan mereka keluar untuk melaksanakan shalat Idul Fitri, maka Allah berfirman:
"Wahai malaikat-Ku, setiap yang telah bekerja akan mendapatkan upahnya. Dan hamba-hamba-Ku yang telah melaksanakan puasa Ramadhan dan keluar rumah untuk melakukan shalat Idul Fitri, serta memohon upah (dari ibadah) mereka, maka saksikanlah bahwa sesungguhnya Aku telah memaafkan mereka.
"Kemudian ada yang berseru, ‘wahai umat Muhammad, kembalilah ke rumah-rumah kalian, aku telah menggantikan keburukan kalian dengan kebaikan. Maka Allah SWT berfirman: Wahai hamba-hamba-Ku, kalian berpuasa untuk-Ku dan berbuka untuk-Ku, maka tegaklah kalian dengan mendapatkan ampunan-Ku terhadap kalian,".
Perayaan Idul Fitri 1445 H hendaknya tidak saja diperingati dengan cara menggelar Sholat Ied hingga seolah lepas dari perintah puasa selama bulan Ramadhan. Namun juga disertai nuansa hilangnya bulan suci Ramadhan karena sudah memasuki bulan Syawal.
Al-Quran surah Al Baqarah ayat 185 menerangkan,"Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil).....".
Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT....
Bulan Ramadhan itu dipenuhi dengan segala kemuliaan. Selain bulan turunnya Al-Quran, Ramadhan juga menjadi wadah bagi umat Islam dalam berlomba-lomba demi kebaikan melalui sejumlah ibadah baik siang maupun malam hari.
Setelah melewatkan bulan Ramadhan yang sungguh istimewa, pertanyaan berikutnya adalah apakah kita bisa menjumpai bulan Ramadhan mendatang?
Melihat sungguh istimewanya bulan ini hingga segala amal ibadah dilipatgandakan pahalanya, kita kini sekarang sudah melepaskan bulan Ramadhan dengan penuh suka cita.
Usia setiap manusia memang tidak ada yang tahu. Namun demikian, semoga kita bisa menjumpai bulan Ramadhan tahun mendatang hingga kembali melaksanakan segala amal ibadah serta semakin memperbanyaknya.
Melalui mimbar shalat Idul Fitri, khotib menyampaikan pesan kepada diri sendiri maupun seluruh jamaah agar tidak serta merta meninggalkan segala amal ibadah yang sudah menjadi kebiasaan selama bulan Ramadhan.
Tahun depan belum tentu kita bisa menjumpai bulan Ramadhan lagi. Oleh sebab itu, alangkah indahnya jika kita dapat memulai perjalanan ini dengan tetap menjalankan amal ibadah yang sudah menjadi kebiasaan selama bulan Ramadhan. Seperti sholat malam, bersedekah, zikir, membaca Al-Quran, hingga menjalankan puasa sunah sembari menunggu bulan Ramadhan berikutnya.