tirto.id - Karl Marx merupakan salah satu tokoh yang berperan penting dalam perkembangan ilmu sosiologi. Berkat buah pemikirannya, Karl Marx bahkan disebut-sebut sebagai nabinya sosiologi, bersanding dengan Emile Durkheim dan Max Weber.
Karl Marx lahir pada 5 mei 1818 di Trier, Jerman, dengan nama asli Karl Heinrich Marx. Ia memiliki keturunan rabi Yahudi dari ibunya, Henrietta Pressburg, yang menikah dengan Heinrich Marx, seorang pengacara sukses dan terhormat di Trier. Meski begitu, Karl Marx dan keluarganya menganut Kristen Protestan.
Pada usia 18, Karl Marx telah mempelajari ilmu hukum di Universitas Bonn selama setahun. Ia kemudian pindah ke Universitas Berlin, dan mulai berkenalan dengan pemikiran-pemikiran Hegel. Sebelumnya, Karl Marx telah mengenal pemikiran dan filsafat Immanuel Kant tentang ketuhanan.
Sejak tinggal bersama istrinya, Karl Marx menjadi sosok yang kritis terhadap masalah-masalah kemasyarakatan. Paris pada masa tersebut ialah kota yang dipenuhi kegiatan radikal, intelektual, sekaligus sebagai pusat liberalisme.
Keadaan Paris yang demikian membuat Marx berinteraksi secara intens dengan tokoh-tokoh sentral intelektual, radikal, dan revolusioner, yang membuatnya peduli terhadap kaum buruh dan rakyat kecil.
Puncaknya adalah ketika Marx menelurkan pemikiran filsafat sosialisme yang menolak sistem kapitalisme.
Sejatinya, ada banyak karya Marx yang berkaitan dengan sosiologi. karya Karl Marx tentang Sosiologi. Namun, secara umum, berikut ini karya Karl Marx yang paling terkenal:
- Economic and Philosophical (1844)
- The Germany Ideology (1846) tentang materialisme historis
- Manifesto Komunis (1948) tentang program teoritis sebuah organisasi
- The Class Struggles in France and The Eighteenth Brumaire of Louis Bonaparte (1848-1850)
- Das Kapital (1867) tentang kontradiksi internal dalam sistem kapitalis.
Apa Sumbangan Pemikiran Karl Marx yang Penting bagi Perkembangan Sosiologi?
Sumbangan Karl Marx terhadap perkembangan sosiologi adalah teori pertentangan kelas. Kontribusi Marx terhadap sosiologi paling banyak berkaitan dengan politik dan ekonomi.
Pada dasarnya, sumbangan Karl Marx dapat digolongkan ke dalam tiga bidang yakni teori umum, teori khusus, dan metodologi.
1. Teori umum
Teori umum Karl Marx tentang sosiologi secara garis besar terbagi menjadi dua, yakni determinisme ekonomi dan dialektika materialisme.Marx meyakini ada hal-hal yang tidak bisa dielakkan secara historis. Oleh karena itu, ia mengembangkan teori tentang Historical Inevitability, berdasarkan landasan dari tesis, antitesis, dan sintesis, yang dikenal dengan sebutan dialektika.
Meskipun banyak diilhami oleh Hegel, Marx punya pandangan berbeda tentang dialektika tersebut. Hegel mendasarkan dialektikanya pada ide sedangkan Marx bersandar pada konflik material, yang kemudian disebut dengan istilah dialektika materialisme.
Kendati lebih memercayai konsep yang bersifat materiil, Marx tidak memungkiri pentingnya aspek ide. Namun, baginya, ide merupakan faktor sosiologis yang posisinya di bawah.
Menurutnya, ide termasuk variabel dependen (yang terpengaruh), bukan variabel bebas (yang memengaruhi).
Karl Marx meyakini bahwa hal yang paling menentukan kehidupan manusia adalah materi (ekonomi). Sebab, materia adalah aspek utama yang membuat seseorang bekerja.
Pada intinya, Marx menilai bahwa ekonomi adalah faktor penentu (faktor tunggal) dari sejarah dan kehidupan manusia, atau disebut oleh para ilmuwan sebagai determinisme ekonomi.
2. Teori khusus
Sumbangan Karl Marx terhadap perkembangan sosiologi yang kedua adalah teori khusus, yang mencakup teori perjuangan kelas, kesadaran kelas, dan alienasi.Teori perjuangan kelas yang digagas Marx bermula dari pengembangan teori "nilai kerja" dari David Hume. Marx mengembangkannya menjadi "nilai lebih" atau surplus value, dan eksploitasi terhadap kerja.
Sementara itu, teori keterasingan atau alienasi berasal dari argumentasi bahwa kelas pekerja atau proletar menjadi semakin terasing di masyarakatnya. Sebab, kaum proletar hanya digunakan sebagai alat pemuas kebutuhan oleh kaum borjuis. Itulah yang kemudian diyakininya sebagai latar belakang perjuangan kelas, yang berkaitan erat dengan kesadaran kelas.
Jika kaum proletar memiliki kesadaran kelas, bahwa mereka teralienasi di masyarakat, konflik antar-kelas akan terjadi. Kaum proletar akan memperjuangkan kesetaraan, menolak, serta melawan borjuis dan sistem kapitalisme secara umum.
Menurut prediksi Marx, konflik antar-kelas itu akan menimbulkan kehancuran pada sistem kapitalisme dan kemudian digantikan oleh sistem sosialisme.
Namun, banyak kritik yang menyerang Marx karena dianggap prediksinya gagal. Bahwa, konflik kelas tidak terjadi karena kapitalisme berhasil beradaptasi.
3. Sumbangan Marx dalam metodologis
Sumbangan Marx yang lain adalah bidang metodologi. Usaha yang dilakukannya untuk mengembangkan "sosialisme ilmiah" memberikan standar dan metode keilmuan yang mengilhami para ilmuwan berikutnya.Karl Marx selalu memberikan dasar kuat pada teorinya, dengan jalan menyajikan pembuktian. Ia juga mengujinya secara sistematis, tepat, dan teliti. Namun, keberhasilan metodologis ini masih menjadi perdebatan.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin